I Have A Love
Chapter 1
Happy reading^^~
.
.
.
.
"sungmin-ah, mau kah kau menikah denganku?"
Seketika tubuh mungil milik seorang yeoja manis bernama sungmin menegang. Terlalu tak percaya dan kaget mendengar ucapan barusan. Ia baru saja hampir terlelap sebelum seorang namja masuk ke kamarnya kemudian duduk di tepi ranjang pinknya dan mengajukan pertanyaan yang membuatnya kaget setengah mati. Ia kira namja itu sudah pulang dari apartemennya sejak tadi, nyatanya tidak. Pria itu ada dihadapannya kini.
Sungmin merasa kantuknya hilang seketika, ia memilih untuk duduk diranjang berhadapan dengan namja yang sedang mengajaknya bicara. Namja didepannya, namja yang sudah ia anggap seperti oppa kandungnya, namja yang ia jadikan tempat bergantung selama ini, mengajaknya untuk melanjutkan hubungan mereka ke arah yang lebih serius. Menikah. Hahahaha, konyol memang kalau ia menerima ajakan ini tapi.. untuk dirinya yang sudah terlalu lama menyusahkan, terlalu lama juga menggantungkan hidupnya tanpa ikatan yang pasti, saudara bukan, apalagi keluarga, sungmin mencoba memantapkan hatinya untuk segala resiko yang ia terima dan- ia memutuskan untuk menerima ajakan sakral yang seharusnya hanya akan ia dapatkan sekali seumur hidup itu.
"ne oppa, aku mau.." ujar sungmin. Mengangguk kecil dan mengukir senyum tipis di bibir ranum miliknya.
Namja itu tersenyum lega. setidaknya dengan cara ini, beban batin yang selama ini tertumpu dalam hidupnya sedikit berkurang. Dengan segera dipeluknya tubuh sungmin. Membuahkan senyuman manis tercetak di bibir keduanya, tanpa satu orang pun yang menyadari bahwa keduanya menyimpan ringisan kecil di hati masing – masing. Tak menyangka akhirnya mereka akan seperti ini.
.
.
.
.
"teruskan saja kyuhyun. Dan jangan harap appa akan menolongmu kalau kau dikeluarkan dari sekolah" ucapan dingin nan tegas itu meluncur indah dari bibir cho hangeng. Sang istri disampingnya hanya mampu meremas lengan sang suami yang sepertinya tak dapat lagi menahan emosi melihat kelakuan anak mereka yang semakin menjadi dan kelewatan.
Kyuhyun tertawa kecil, "hanya masalah sepele, appa. Kepala sekolah mata duitan itu saja yang terlalu membesar – besarkan, ck!" setelah berdecak, kyuhyun membuang pandangannya ke arah lain, kemanapun selain kedua orangtua nya. Menunjukkan secara tak langsung betapa bosan dirinya dengan pembicaraan ini. Jujur saja, kyuhyun sempat merasa senang dengan kehadiran orangtua nya yang bisa dibilang sangat jarang ke apartemennya. Tapi kalau sudah seperti ini, ia lebih memilih sendirian di apartemen dibandingkan harus menanggapi pembicaraan yang menurutnya tak penting.
"kyuhyun! Jaga ucapanmu" heechul yang sedari tadi mencoba diam dan menenangkan hangeng rupanya ikut terpancing kali ini.
"aku tidak akan dikeluarkan, tenang saja. Lagipula prestasiku cukup baik selama disana" ujar kyuhyun percaya diri. Dirinya memang bisa dibilang agak berandal disekolah, terbukti dengan masalah mulai dari yang kecil hingga besar yang sering ia lakukan, tapi tetap saja sekolah tak semudah itu mengeluarkannya dari sana. Bagaimana pun, kyuhyun telah banyak meraih prestasi akademik yang ikut mengangkat nama sekolah tersebut.
"terserah padamu kyuhyun. Appa hanya memperingatkan, dan... jangan menyesal nanti." Hangeng yang memang pembawaannya lebih tenang dibandingkan sang istri-heechul- memilih untuk membalas pernyataan kyuhyun dengan kata-kata yang terkesan tenang namun menusuk.
"arraso.." jawab kyuhyun malas - malasan.
Heechul yang melihat hal tersebut hanya dapat menghela nafas berat. Ia akui bahwa tak sepenuhnya kyuhyun yang harus disalahkan, dirinya dan hangeng juga patut disalahkan. Membiarkan seorang kyuhyun, anak tunggal mereka hidup tanpa pengawasan langsung dari orangtua selama belasan tahun. Bahkan kyuhyun telah duduk dibangku kelas 3 SMA saat ini. Bukannya karena kekurangan uang, mereka berdua bekerja karena memang sejak muda terbiasa untuk berkarir. Tak seperti wanita pada umumnya yang meninggalkan karir setelah menikah, heechul memilih untuk tetap berkarir dan bisa dibilang tak mengurus keluarganya. Jangankan itu, sekedar pulang ke rumah saja sangat jarang. Tak heran kyuhyun memilih untuk tinggal di apartemen pribadi, toh di rumah pun ia tak memiliki waktu bersama heechul maupun hangeng. Dan beginilah jadinya, kyuhyun mulai tak terkontrol.
"appa harap ini yang terakhir, kyuhyun. Kami pulang, jaga dirimu" pamit hangeng seraya memberi nasihat yang mungkin dianggap angin lalu bagi kyuhyun karena setelah ini ia pasti akan tetap membuat masalah. Setidaknya, heechul dan hangeng akan memarahinya kalau ia membuat masalah. itu lebih baik-menurut kyuhyun- dibandingkan ia menjadi anak baik – baik dan kedua orangtuanya semakin mengabaikannya.
"hm. Hati – hati" dengan gerakan malas kyuhyun meraih remote tv yang tergeletak pasrah di meja dan mulai sibuk menggonta – ganti channel. Sebenarnya ia sama sekali tak tertarik dengan tontonan didepannya, hanya saja ia terlalu malas mengantar kedua orangtuanya sampai kedepan. Lebih baik berpura – pura sibuk bukan?
Heechul menatap kyuhyun nanar. Ia sangat ingin memeluk putranya sekali saja. Tetapi ia yakin kyuhyun tak akan mau menerima pelukan darinya. Kalau sudah seperti ini heechul hanya bisa menyesali keputusannya yang mementingkan karir dibandingkan memberi perhatian penuh pada sang anak tercinta. tapi apa boleh buat, kyuhyun sudah terlanjur memilih untuk hidup sendiri di apartemen yang mereka berikan.
.
.
.
.
Setelah memastikan kedua orangtuanya telah pulang, kyuhyun beranjak menuju kamarnya. Kamar yang sepi dan akan selalu sepi. Kyuhyun mengepalkan tangannya, menahan gejolak kerinduan yang sedari tadi ia sembunyikan. Ya, kyuhyun merindukan hangeng dan heechul tapi apa yang baru saja ia dapatkan dari orangtuanya? teguran yang bahkan sudah terlalu sering ia dengar. Ia tak butuh itu, tak butuh berbagai nasihat yang diberikan hangeng. Ia hanya membutuhkan sesuatu yang hampir tak pernah ia dapatkan sejak kecil. Sesuatu yang- Hah~ sudahlah. Lupakan.
Kyuhyun merampas ponselnya yang kebetulan ia lihat berada diranjang king size miliknya.
"hae" sapanya setelah panggilan itu tersambung dengan seseorang di seberang sana.
"hoi, kyu! Ada apa?"
"bisa kita bertemu? Aku ingin minum" tanya kyuhyun to the point. Ia sangat butuh minuman beralkohol saat ini.
"mwo? Ada masalah apa lagi? Mianhe, aku tidak bisa hari ini. Mungkin besok?"
"haha.. biasa. Baiklah, besok. Di bar biasa" ujar kyuhyun memastikan.
"arraso.. sampai bertemu"
'klik'
Dengan sembarang kyuhyun melempar ponselnya. Terlalu malas untuk meletakkan benda dengan harga selangit itu ke meja nakas. kalau rusak tinggal beli lagi, begitu prinsipnya. Terkesan sombong namun begitulah cho kyuhyun. Tercukupi bahkan menerima uang dan fasilitas yang berlebihan sejak kecil membuatnya menjadi namja yang menganggap sepele segala sesuatu.
.
.
.
.
Sinar matahari menerobos masuk melalui celah-celah gorden berwarna pink yang menggantung indah di jendela mungil tersebut, mengakibatkan seorang yeoja yang sedang terlelap mengernyit dalam keadaan setengah sadar. Sungmin merasa tidurnya agak terganggu setelah sesuatu seperti menyilaukan matanya. Yeoja manis itu mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya terang yang berada disekitarnya. Sudah pagi ternyata.
"min?" sungmin agak tersentak ketika mendengar suara namja dibelakangnya. Posisi tidurnya yang menghadap jendela membuat sungmin tak melihat siapa yang baru saja masuk dan berdiri dibelakangnya kini. Tetapi mendengar suara berat nan lembut itu, sungmin yakin itu siwon, oppanya yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Bahkan se-pagi ini namja itu sudah datang ke apartemennya.
"oppa.." siwon mendudukkan dirinya disamping sungmin.
"baru bangun, hm?" tanyanya lembut seraya mengusap kepala sungmin.
Sungmin mengangguk. "oppa tidak bekerja?"
"kerja. Oppa akan meminta cuti seminggu mulai besok untuk pernikahan kita dan tentunya kita akan bulan madu" ucap siwon dengan nada yang sengaja agak dibuat menggoda. Pipi sungmin memerah mendengarnya. Hal – hal manis semacam itu terlalu indah untuk dibayangkan apalagi ia akan merasakan 'bulan madu' itu beberapa hari ke depan. Besok adalah hari pernikahannya dengan siwon.
Dengan gemas siwon mencubit pipi sungmin. "kau istirahatlah. Jangan kemana – mana" seru siwon mengingatkan. Bukan bermaksud untuk melarang, ia hanya tak mau sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Ia masih mengingat dengan jelas pesan orangtuanya bahwa seorang calon pengantin akan menerima berbagai macam kejadian aneh menjelang pernikahan, tak sedikit beberapa pasangan gagal menikah karena hal itu. Dan siwon tak mau hal aneh itu menggagalkan rencananya untuk menikah dengan sungmin besok. Setidaknya sungmin akan lebih aman kalau berada diapartemen yeoja itu.
"aku ingin ziarah ke makam orangtuaku. Bolehkah?" siwon terlihat berfikir sejenak. Ia merasa sangat berdosa jika melarang sungmin kesana. Yeoja itu sudah terlalu baik dengan tidak pernah mengungkit masa lalu mereka yang membuat semua ini terjadi, siwon cukup sadar akan hal itu.
"kalau kesana tentu saja boleh" jawab siwon mengijinkan dengan senyuman tulus di bibirnya.
"gomawo.." sungmin balas tersenyum. Siwon terlalu baik menurutnya. Tak mau mengingat apa pun kesalahan yang dilakukan namja itu di masa lalu. Dengan menampungnya selama belasan tahun dan membelikan apartemen sebagai tempat tinggal yang nyaman untuknya saat ini membuat sungmin yakin bahwa namja didepannya ini adalah namja yang baik. Mungkin kesalahan yang dilakukannya dulu murni sebuah kecelakaan.
"cheonma.. hati – hatilah min. kalau perlu minta supir untuk mengantarmu" tawar siwon, tak tega membiarkan sungmin pergi sendiri menggunakan bus. Kalau saja ia ada waktu luang sudah pasti ia akan menemani sungmin kesana, tetapi pekerjaan seminggu kedepan harus segera ia selesaikan hari ini mengingat ia akan mengambil cuti selama seminggu. Ia tak mau kececeran tugas ketika kembali bekerja nanti.
"tidak perlu. Aku akan naik bus" siwon mengangguk mengerti. Sungmin memang tak pernah mau merepotkan orang lain. Terlalu baik dan siwon sangat menyayangi yeoja itu.
"baiklah..." siwon mengecup dahi sungmin sekilas sebelum benar – benar meninggalkan kamar itu dan berangkat ke kantor.
.
.
.
.
Suara musik yang bergema memenuhi pendengaran seluruh manusia yang berada di bar tersebut. Termasuk kyuhyun dan donghae yang sedang duduk di pojok ruangan dengan belasan botol bir dan dua gelas beling kecil dimeja depan mereka. Donghae yang memang tak terlalu kuat minum hanya mampu meminum tiga gelas dan sisanya sudah pasti readers tahu siapa yang menghabiskan itu semua.
Cho kyuhyun.
Kepalanya serasa berputar. Ia terlalu banyak minum kali ini dan donghae tidak bisa melarangnya. Sifat keras kepala yang sudah mendarah daging membuat kyuhyun terus meneguk bir tersebut sampai habis walaupun penglihatannya sudah mengabur dan mulai mengoceh tak jelas.
Kyuhyun merogoh kantung celananya, mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar won untuk membayar semua minuman yang telah dipesannya. "hyung, ini. Aku pergi dulu" ucap kyuhyun seraya meletakkan uang tersebut dimeja.
"hey! Tunggu, kau harus pulang denganku." Seru donghae tegas. Kyuhyun tak membawa kendaraan dan donghae masih cukup waras untuk tidak akan membiarkan temannya yang sedang mabuk berat itu pulang sendirian. Bisa – bisa hal yang sangat tidak diinginkan terjadi. Dalam kesadaran penuh dan tanpa pengaruh alkohol saja seorang kyuhyun mampu membuat ke-onaran yang sangat di lingkungan sekolah. Apalagi saat ini, dimana kyuhyun baru saja menghabiskan puluhan gelas bir tanpa jeda.
"tak perlu. Aku akan pulang sendiri" jawab kyuhyun dan meninggalkan donghae begitu saja.
"ya! Kyu, tunggu!" donghae mencoba menahan tetapi kyuhyun mendorongnya dengan cukup keras dan mendesis dengan penuh penekanan. "aku sedang ingin sendirian, lee donghae-ssi" oh, kyuhyun memang sering membentak dan menurut donghae itu lebih baik dibandingkan dengan kyuhyun yang mendesis seperti barusan. Nyali donghae menciut seketika. dengan pasrah donghae membiarkan kyuhyun pergi entah kemana. Semoga saja tidak terjadi sesuatu yang buruk.
Ya, semoga saja..
.
.
.
.
"eomma.. appa... aku akan menikah besok.. hiks..." sungmin menangis. Menangis dengan keras didepan makam kedua orangtuanya. Bukan karena ia menderita menikah dengan siwon, tetapi ia sedih karena kedua orangtuanya tak akan pernah hadir di acara bahagianya. Pernikahannya. Dada sungmin terasa sangat sesak. Terlalu sesak hingga ia memutuskan untuk menumpukan kepalanya diatas gundukan tanah tersebut dan menangis sepuasnya. Biarlah hari ini ia melepaskan semuanya. Tak peduli langit yang mulai menghitam. Sudah enam jam ia duduk disini dan ia tak merasa bosan sedikitpun.
Isakan memilukan terdengar sangat jelas dan menyakitkan. Sungmin terus menangis dan menangis sebelum rintik hujan menetes dipunggung telapak tangannya. Seketika ia tersadar bahwa hari sudah larut, ia harus pulang. Bagaimana pun ia seorang wanita dan tak baik jika pulang terlalu larut apalagi ia pergi hanya sendirian. Dengan perasaan yang sudah lega, sungmin berjalan meninggalkan areal pemakaman tersebut.
.
.
.
.
Kyuhyun terus melangkah tak tentu arah, itu sudah terbukti. Jelas sekali kalau jalan yang dilaluinya bukanlah jalan menuju apartemennya tetapi malah sebaliknya. Pikirannya yang kacau ditambah efek meminum bir terlalu banyak membuat kyuhyun seperti bukan dirinya. Ya, ini sangat bukan kyuhyun. Berjalan kaki ditengah hujan yang terus mengguyur, dan yang parahnya ia tak tahu sedang berada dimana. Kyuhyun hanya mengikuti kemana kakinya melangkah. Tak peduli beberapa pejalan kaki yang memandangnya aneh dan suara klakson kendaraan yang ditujukan padanya karena berjalan melewati batas trotoar.
Kyuhyun memegangi kepalanya yang terasa sangat berat. Tak menyangka efek bir tadi akan separah ini. Perutnya terasa mual, dan ia langsung saja muntah di tengah jalan. Menarik pandangan beberapa orang yang menatapnya prihatin. Tetapi sekali lagi, kyuhyun tidak peduli. Karena merasa risih dengan tatapan orang – orang disepanjang jalan raya, kyuhyun memilih untuk berbelok dan menelusuri gang yang dikanan kirinya dipenuhi bangunan – bangunan tinggi semacam apartemen. Ia terus melangkah sebelum tubuhnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Ia tidak pingsan. Sekali lagi, kyuhyun tidak pingsan. Hanya saja ia terlalu malas untuk membuka matanya ketika seorang yeoja memapah tubuhnya entah kemana.
.
.
.
.
Siwon masih terfokus pada tumpukan dokumen di mejanya. Sudah pukul 9 malam dan masih banyak yang harus ia selesaikan. Matanya terasa perih karena terlalu lama memandangi monitor dan mengetik ini itu.
Ruangan kantornya sangat sepi. Tentu saja. Para karyawan telah pulang sejak pukul 5 sore tadi dan kebetulan hanya dirinya yang lembur hari ini. Siwon baru saja akan berdiri untuk mengambil minum sebelum mendengar suara-
'PRANG!'
Siwon melotot kaget memandang bingkai fotonya dengan sungmin yang terjatuh tanpa sebab dan pecah hingga tak berbentuk. Bahkan ia tak menyenggol meja sama sekali ketika berdiri tadi. Perasaan curiga memenuhi dadanya, namun sebisa mungkin ia meyakini dirinya bahwa tidak ada apa – apa dan memilih untuk memungut pecahan tersebut serta menyimpan foto yang masih utuh tersebut ke dalam laci.
"ya Tuhan, kumohon... semoga tidak ada apa – apa" doa nya dalam hati.
Sedikit merasa tak tenang tetapi siwon berusaha untuk mengabaikan kekhawatirannya dan memilih untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Tanpa mengetahui ia akan sangat menyesali keputusannya ini suatu hari nanti..
.
.
.
.
Sungmin membiarkan tubuhnya basah terkena tetesan air hujan. Apartemennya hanya tinggal beberapa langkah dari tempatnya dan ia memilih untuk berjalan tenang seraya merasakan setiap tetes air tersebut membasahi seluruh badannya. Biarlah kesedihannya tadi ikut terbawa oleh air ini.
Sungmin terus melangkah tenang sebelum samar – samar ia melihat tubuh yang ambruk didalam kegelapan. Dengan cepat sungmin melangkah menuju seseorang yang sepertinya pingsan tersebut. Seorang namja. Terlihat masih muda, mungkin murid sekolahan. Tetapi tubuh tinggi namja tersebut membuat sungmin ragu dengan pendapatnya barusan. Sungmin menepuk pipi namja asing itu beberapa kali. "hei, sadarlah. Hei..." serunya berharap namja itu akan segera terbangun.
"ck.. kau merepotkan" ucap sungmin yang entah mendapat dorongan dari mana memapah tubuh lemas itu masuk ke apartemennya.
'BRUGH'
Sungmin menjatuhkan tubuh tersebut di sofa ruang tamunya. Dengan nafas terengah sungmin memandangi wajah namja tersebut yang terlihat sangat pucat. Mungkin saja karena terlalu lama berada di luar dengan hujan yang membasahi tubuhnya. Sungmin merasa agak simpati, tetapi ketika mencium bau alkohol yang menyengat sungmin mengernyit sebal. Masih semuda ini sudah berlagak minum bir, pasti anak ini kerjaannya hanya menyusahkan orangtua.
Sungmin merasa kesal karena namja didepannya tak kunjung sadar. setidaknya namja itu bisa pulang kerumahnya kalau sudah sadar tetapi apa boleh buat. Sungmin tak mengetahui alamat namja ini, lebih baik ia membiarkan namja asing ini untuk sementara sebelum menghubungi siwon dan meminta bantuan.
Sungmin baru akan beranjak untuk mengganti bajunya yang sudah basah kuyup sebelum sebuah tangan sedingin es menahan langkahnya. Sungmin tersentak. Secepat mungkin membalikkan tubuhnya dan entah sungmin yang terlalu lengah atau namja itu yang terlalu kuat menarik sungmin membuat sungmin limbung dan menindih tubuh namja tersebut.
Sungmin tertegun menatap onyx yang baru saja terbuka tersebut sedang menatapnya dalam. Dengan sekuat tenaganya sungmin mendorong dada namja tersebut agar dapat berdiri, namun tanpa diduga lengan namja itu sudah berada ditengkuknya bahkan mendorong wajah sungmin untuk mendekat dan...
'CUP'
Tubuh sungmin menegang. Seketika merutukki dirinya sendiri, entah hilang kemana kekuatannya untuk melawan, sungmin tak berkutik ketika namja asing itu melumat bibirnya terus menerus seolah tak memberinya kesempatan untuk sekedar menarik oksigen. Seperti baru saja tersadar akan kebodohannya, sungmin memberontak dalam ciuman panas mereka.
"hmmmmpttttt-"
Bukannya melepas, namja itu malah semakin memperdalam ciuman mereka. Sungmin meneteskan airmatanya karena merasa telah dilecehkan di apartemennya sendiri. Tapi sepertinya namja itu tak peduli, wajar saja. Namja itu sedang berada dibawah pengaruh alkohol dan pasti tak akan segan melakukan hal yang tidak – tidak.
Sekali lagi sungmin memberontak, ia memukul dada namja itu dengan brutal. Demi Tuhan, ia benar – benar sudah kehabisan oksigen. Apa namja ini ingin membunuhnya?!
"HMMMMPPT- ah!" setelah pukulannya tepat mengenai wajah sang namja, akhirnya ciuman itu terlepas. Dan kesempatan itu tak akan disia-sia kan sungmin untuk berteriak. "NAMJA GILA! PERGI KAU!" teriak sungmin murka. Namja itu hanya menatapnya datar tetapi penuh nafsu yang menggebu dan mengusap bibirnya yang sedikit lecet akibat pukulan sungmin.
Sungmin yang menyadari tatapan namja itu segera menjauh. Sialnya, namja itu mulai mendekatinya lagi. "JANGAN MENDEKAT, NAMJA GILA!" gertak sungmin mencoba menghentikan namja tersebut ketika punggungnya telah menyentuh tembok. Ia tidak tahu harus menghindar kemana lagi. Airmata terus mengalir dipipi sungmin, sungguh ia merasa sangat ketakutan.
"PERGI KA- HMMPPPTT.." ucapan sungmin terputus begitu saja ketika kyuhyun kembali meraup bibir ranumnya. Anggap saja sungmin gila, tapi nyatanya yeoja itu hampir terbuai dengan ciuman kyuhyun yang kali ini terasa lebih lembut dibanding dengan ciuman pertama mereka tadi. Lemas. Seluruh tubuh sungmin terasa lemas. Ia tidak mampu melawan lagi. Sudah seharian ia menangis dimakam orangtua nya dan itu sangat menguras tenaganya, ditambah dengan kondisi fisiknya yang melemah karena membiarkan dirinya terguyur hujan, jangan lupakan ia dengan susah payah memapah tubuh kyuhyun sampai ke dalam apartemennya, dan perlawanan demi perlawanan yang dilakukannya dari tadi membuat tubuhnya tak mampu lagi untuk memberontak. Apalagi yang dihadapinya adalah seorang namja, pastinya tenaga namja itu jauh lebih kuat dibanding dirinya.
Sungmin hanya bisa menangis. Mengetahui dirinya yang sebentar lagi akan hancur. Bahkan besok adalah hari pernikahannya, tetapi mengapa ia harus mengalami ini sekarang? ingin sekali ia memanggil siwon dengan sekuat tenaganya tetapi tidak bisa. Namja didepannya ini sudah melecehkannya. Tangan namja itu mulai menggerayangi seluruh tubuhnya, tanpa melepaskan ciuman mereka. Hanya sesekali memberi jarak untuk sungmin menghirup oksigen untuk bernafas.
'aku sudah kotor.. aku kotor..' batin sungmin hancur.
Merasa tak ada harga diri lagi. Satu – satunya yang ia sangat jaga selama ini direbut begitu saja oleh namja bejat dan parahnya namja itu dibawah pengaruh alkohol ! ya, alkohol yang terkenal mampu membuat seseorang lupa diri termasuk namja penuh nafsu didepannya ini.
Apa yang harus ia ucapkan ketika siwon bertemu dengannya besok dengan keadaan yang mengenaskan? Apa ia masih bisa berharap tetap menikah dengan siwon? Tidak. Tidak mungkin. Kalaupun siwon yang memintanya untuk tetap melaksanakan pernikahan itu, ia akan menolak. Ia terlalu tak pantas untuk namja sempurna seperti siwon. Kalau boleh sungmin meminta biarlah ia mati saja saat ini. Sungguh, menerima pelecehan semacam ini membuatnya gila! Benar – benar gila ! tak pernah ia membayangkan akan diperlakukan layaknya pelacur seperti saat ini. Bahkan ia tak mengenal namja ini, mengapa namja ini begitu jahat..
Sungmin tak mampu melawan ketika dalam satu hentakan namja itu telah menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam kamar. Kepalanya terasa sangat pusing. Memikirkan segala yang akan terjadi selanjutnya membuat tubuh sungmin menggigil. Ia tidak siap. Dan sampai kapan pun ia tidak akan pernah siap mengalami hal ini.
'ya Tuhan, cabut saja nyawaku sekarang..' doa sungmin sebelum pingsan dalam rengkuhan namja asing itu.
.
.
.
.
TBC / delete?
Okay, anggap saja saya lagi stress karena bikin ff beginian XD
TAPI... tenang aja untuk rate akan tetap di T kok karena saya ga mau bikin yg lebih parah dari ini di chapter selanjutnya. dan perlu saya beritahu kalau tidak akan ada NC disini. Saya takut dosaaaa... baca aja ga berani apalagi bikin /elap keringet/
So, untuk para readers yadong mianhe karena harus mengubur keinginan anda dalam – dalam.. kkkkkkkk /dirajam/
Gimana dengan ff karya saya yang kedua ini? *wink* Kalau responnya banyak ya saya lanjutin, tp kalo tidak ya akan secepat mungkin saya hapus hehe..
Dan untuk ff pertama saya 'No Other Love (KyuMin)' saya akan update final chapternya antara hari sabtu atau minggu.. ditunggu saja neeee^^
Okedeh, kayaknya cukup segini untuk chapter 1..
See you next chap \(^-^)/