a/n :
Cho Kyuhyun : 19 tahun
Lee Sungmin : 21 tahun
Choi Siwon : 25 tahun
Lee Donghae : 19 tahun
Lee Hyukjae : 21 tahun
Sementara itu dulu cast yang ada.. cast lain bakalan bertambah satu per satu.
Untuk yang bertanya tentang alur, flashback, dan sejenisnya ga akan aku jawab dulu, nanti ga seru lagi dong kalo aku bongkar semua di awal cerita hehe.. jadi sabar aja, pasti dijelasin satu persatu kok seiring berjalannya cerita ini.
.
.
.
.
I Have A Love
Chapter 3
Happy reading^^~
.
.
.
.
Sebuah kursi santai berwarna coklat yang terdapat disalah satu balkon terlihat diduduki oleh seorang yeoja sejak dua jam yang lalu. Tak ada perubahan posisi yang berarti, hanya terdengar sesekali helaan nafas berat. Sungmin terdiam di balkon kamarnya. Yeoja itu membiarkan hembusan angin menerbangkan beberapa helai rambutnya yang ia gerai begitu saja seusai berkeramas. Tepat setelah namja itu pergi dari apartemennya, sungmin segera membersihkan diri dan sedikit membereskan kamarnya yang jauh dari kata rapih. Tak lupa ia memasak makanan untuk dirinya tapi entah mengapa ia sangat tidak berselera untuk menghabiskan makanan tersebut. Menyentuhnya pun tidak. Mungkin karena tak ada sosok yang biasa menemaninya makan diruang makan kecilnya.
Sungmin tersenyum miris. Tatapan yeoja manis tersebut beralih pada secarik kertas yang sedari tadi berada digenggamannya. Namja itu sudah pergi entah kemana dan sungmin tidak mau tahu. Sungmin masih mengingat sebelum namja itu pergi ia diberikan secarik kertas berisi nomor telepon namja itu. Dibawahnya terdapat tulisan 'cho kyuhyun'.
Seolah ditarik kembali pada kenyataan, sungmin memikirkan bagaimana ia akan melanjutkan hidupnya setelah ini. Haruskah ia menerima tawaran namja brengsek itu? Atau membiarkan dirinya menjadi gelandangan yang hanya bisa meminta belas kasihan dari orang-orang..
Tidak. Sungmin tidak mau pilihan kedua. Tapi...
Sungmin memutar otaknya, memikirkan jalan keluar yang sedikit lebih mudah untuk ia jalani. Bukan ia tak menghargai tanggung jawab namja itu, tapi sungmin masih trauma. Sangat trauma. Melihat wajah stoic namja itu saja membuat sungmin gemetar mengingat kejamnya perlakuan namja itu padanya ketika mabuk. Walaupun namja itu sudah mengucapkan maaf berkali-kali tapi bekas yang ditinggalkan namja itu tak akan hilang dari diri sungmin. Sebuah bekas yang secara tak langsung dapat mengklaim sungmin sebagai milik namja itu seutuhnya.
Sungmin meremas kertas tersebut sambil menangis. Entah sudah berapa kali ia menangis sejak terbangun tadi tetapi airmatanya seolah tak habis juga.
"hiks.. eomma.. appa.. eonni.. mengapa kalian meninggalkanku" tanya sungmin pelan entah pada siapa.
Sungmin merasa hidupnya tak pernah jauh dari masalah. Kehilangan orangtua, kehilangan eonni satu-satunya yang ia miliki, dan kini ia kehilangan harga dirinya sebagai seorang yeoja. tak hanya itu, ia juga kehilangan penolong yang selama ini menopangnya. Kalau boleh sungmin meminta, ia benar-benar ingin mati saja saat ini. Bahkan sungmin tak tahu apa tujuan hidupnya sekarang, lebih baik ia berhenti saat ini. Ia memilih untuk lebih cepat bertemu dengan kedua orangtuanya.
'ting.. tong..'
Sungmin hampir terlonjak dari duduknya. Menyadari ada seseorang yang datang ke apartemennya, sungmin berdiri bermaksud untuk membukakan pintu.
'ting.. tong..'
Sungmin mengumpat pada bagian bawah tubuhnya yang masih saja terasa sakit sehingga ia harus berjalan pelan-pelan dan membuat sang tamu menunggu.
'cklek'
"hyukkie?!" setelah terpekik kaget melihat kedatangan sang tamu, sungmin berhambur memeluk eunhyuk dan menangis haru. Sahabatnya yang satu ini memang selalu datang tepat saat ia mengalami duka dan suka. Sungmin baru mengingat bahwa ia tak sepenuhnya sendirian. Ada eunhyuk yang akan bersamanya.
Eunhyuk yang memang sudah tahu apa yang terjadi hanya mengusap punggung sungmin untuk menenangkan. Dalam hati eunhyuk meringis melihat keadaan sahabatnya yang jauh dari kata baik-baik saja. Ia sudah mendengar semuanya dari siwon. Ia sudah tahu apa yang terjadi dengan sungmin, dan ia datang untuk menemani sahabatnya itu. Bagaimana pun eunhyuk tidak mau kehilangan sahabatnya sejak kecil, ia takut sungmin akan melakukan tindakan yang sangat tidak diinginkan.
"sssshh.. tenanglah min.. biarkan aku masuk dan kita bicarakan dengan tenang" bujuk eunhyuk seraya melepaskan pelukannya dan menuntun sungmin untuk duduk di sofa.
Setelah terlihat lebih tenang dari sebelumnya, sungmin membuka suara.
"hyuk, aku-"
"aku sudah tahu, min. mianhe aku tak bersamamu sejak tadi.. "
"k-kau tahu dari siapa?"
"siwon"
Sungmin memejamkan matanya. Mendengar nama siwon saja membuatnya terasa ditiban dengan ratusan perasaan bersalah. Jadi, siwon sudah mengetahui masalah ini. Apa mungkin siwon datang ke apartemennya ketika ia masih tertidur dan menemui kyuhyun? Ya, pasti seperti itu. Pasti kyuhyun yang menceritakan semuanya. Pantas saja ia melihat bibir kyuhyun robek dan terdapat beberapa memar di mukanya tadi. Itu pasti hasil dari kemarahan siwon. Sungmin menghela nafas berat sebelum bersender pada sofa dan memejamkan matanya karena lelah memikirkan semua.
"kau tahu kelas kita ada ujian praktek hari ini.." melihat sungmin yang seperti itu, eunhyuk memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan mereka.
Sungmin menatap eunhyuk dan mengangguk. Ia ingat hari ini ada jadwal ujian praktek di kampusnya.
"aku akan mengundurkan diri"
"apa maksudmu?" tanya eunhyuk bingung.
"aku tak mungkin melanjutkan kuliahku, hyuk.. bahkan aku tak tahu akan tinggal dimana. Aku tidak ingin menyusahkan siwon oppa lagi. Setidaknya aku harus memikirkan cara membayar uang sewa apartemen yang lebih sederhana mulai saat ini" jawab sungmin tanpa semangat. Eunhyuk menggeleng dan merangkul pundak sungmin.
"min, namja itu akan bertanggung jawab padamu.. kau masih bisa melanjutkan hidupmu dengan baik.." eunhyuk berusaha memberi pandangan pada sungmin walaupun dirinya sendiri kurang yakin dengan keputusan siwon yang melepas sungmin sepenuhnya kepada namja asing itu. Ketika ia menanyakan hal tersebut pada siwon, namja tersebut malah membuat eunhyuk semakin bingung dengan berkata 'kurasa aku memang tak pernah bisa memberikan kebahagiaan untuknya'. Ya, begitulah jawaban siwon sebelum pergi meninggalkan eunhyuk dengan tanda tanya besar dikepalanya. Setahu eunhyuk justru siwon bagaikan malaikat di hidup sungmin. Namja itu membantu sungmin melanjutkan hidupnya selama ini tapi apa yang baru saja ia dengar sangat bertolak belakang.
"aku belum memutuskannya.. dia memintaku menghubunginya jika aku menerima tawaran untuk tinggal di apartemennya" sungmin menunjukkan secarik kertas tersebut pada eunhyuk.
Eunhyuk melirik sekilas sebelum meraih kertas tersebut dari tangan sungmin dan menyimpan nomor yang tertulis di ponselnya lalu mengembalikan kertas itu seraya memberikan ponselnya pada sungmin.
"hubungi dia, min. biarkan dia bertanggung jawab.."
Sungmin sempat ragu tetapi eunhyuk meyakinkannya dengan mengangguk dan menyodorkan ponselnya.
"yeoboseyo" tepat setelah terdengar sapaan dari seberang, sungmin menekan tombol loadspeaker agar eunhyuk juga dapat mendengar pembicaraannya.
"tolong kirim alamatmu. Mungkin aku akan kesana besok" ucap sungmin to the point.
"nugu?"
"sungmin"
"oh.. kau tunggu saja disana. aku yang akan menjemputmu"
Eunhyuk tersenyum kecil mendengar penawaran namja itu. Setidaknya namja itu tak seburuk yang ia kira. Sedangkan sungmin mengangkat alisnya bingung dengan cara bicara namja tersebut yang terdengar sok akrab.
"jam berapa?"
Sungmin melirik eunhyuk, meminta pendapat.
Dengan cepat eunhyuk menunjukkan delapan jarinya. Sungmin mengangguk.
"baiklah. Aku tunggu jam 8 pagi"
"mwo? Itu terlalu pagi. Bagaimana kalau setelah aku pulang sekolah?"
Baik eunhyuk maupun sungmin saling berpandangan dengan tatapan tak percaya.
"s- sekolah? Kau gila?!" tanya sungmin tak percaya
"aku tidak gila"
"bagaimana bi-"
" bagaimana kalau jam 3 sore?" pertanyaan sungmin tertelan begitu saja mendengar kyuhyun yang secepat kilat mengembalikan pembicaraan mereka ke topik awal.
"terserah.." jawab sugmin malas. Berbeda dengan eunhyuk yang tersenyum lebar mendengar percakapan singkat sungmin dengan namja itu.
"okay"
'klik'
Tanpa menjawab lagi sungmin segera memutuskan sambungan telepon mereka.
"kau dengar sendiri bukan? Bahkan ia lebih muda dariku.. oh ya Tuhan..." sungmin memegang kepalanya yang pusing memikirkan dirinya akan tinggal bersama dengan anak remaja yang seharusnya menjadi dongsaengnya.
"kau belum menjalaninya, min.. tak ada salahnya mencoba. Kurasa ia tak seburuk yang kita kira.."
"apa yang bisa aku harapkan dari seorang bocah yang bahkan masih bersekolah, hyuk?" tanya sungmin frustasi yang dibalas dengan tatapan prihatin dari sahabatnya.
"aku yakin siwon tak akan membiarkanmu begitu saja, min. ia pasti tetap mengawasimu walaupun kau tinggal bersama namja itu"
Sungmin mengangguk lemah dan berdoa dalam hati agar ia bisa melalui semua ini...
.
.
.
.
Keadaan apartemen mungil tersebut tak banyak berubah, hanya barang-barang pribadi sungmin yang tak terlihat lagi disana, sisanya adalah barang-barang siwon dan sungmin sengaja membiarkannya disana. semalaman ia tak dapat tidur memikirkan besok ia akan tinggal diapartemen baru bersama seorang namja! Tak pernah terlintas di benak sungmin kalau akan jadi begini hidupnya. Ia memutuskan untuk mulai merapihkan beberapa barangnya untuk dimasukkan ke dalam dua koper besar. Sungmin melirik jam yang melingkar indah di lengan putih mulusnya. Sudah jam 4 dan namja yang ditunggunya belum juga datang. Sungmin mengambil ponselnya dan menghubungi kontak yang baru saja ia simpan- oh ralat!- eunhyuk simpan diponselnya.
"oh! Sungmin?"
"kau dimana?!" tanya sungmin kesal. Ia sudah menunggu dari jam 2 siang!
"mianhe, aku lupa menjemputmu. Aku akan kesana, 15 menit lagi aku sampai"
"aku tunggu."
'klik'
.
.
.
.
"KAU SERIUS?!"
kyuhyun berdecak malas mendengar teriakan donghae yang menggema sampai satu kafe.
"kau sama sekali tak membantu, ikan!" dengan cepat donghae menghindar sebelum kepalan tangan kyuhyun mendarat dikepalanya.
"jangan sekali-kali meniru tindakanku, evil! Aku satu tahun diatasmu, dan hanya aku yang berhak menjitak disini hahahaha..." kyuhyun memutar bola matanya malas.
Disinilah mereka. Tepat setelah bel pulang sekolah berbunyi, donghae yang sedari pagi tak berhenti mengoceh menanyakan kejadian semalam akhirnya mengajak kyuhyun untuk mengobrol di kafe. Dan ketika kyuhyun menceritakan semuanya dengan jelas, dari awal sampai akhir, donghae malah berteriak seperti tadi.
"kyuhyun" panggil donghae. Kyuhyun mencibir dalam hati menyadari perubahan nada suara donghae yang sangat drastis. Tepatnya saat ini namja itu terdengar seperti akan mengintrogasi dirinya.
"hm?"
"kau serius akan bertanggung jawab?"
Kyuhyun mengangguk.
"bagaimana kalau ahjussi dan ahjumma sampai tahu kau tinggal bersama seorang yeoja di apartemenmu?"
Yap. Itulah pertanyaan yang paling dinantikan kyuhyun. Ia yakin cepat atau lambat orangtua nya akan tahu akan masalah ini dan hebatnya kyuhyun belum mendapatkan solusi sampai sekarang.
"aku belum memikirkan kesana"
"bodoh!"
Kyuhyun menatap donghae bingung.
"kau bodoh, kyuhyun. Kau menyetujui wanita itu untuk tinggal bersamamu tapi kau belum memikirkan resiko terbesarnya kalau ia tinggal disana"
"aku tahu, hae.. tapi aku ingin meyakinkan yeoja itu kalau aku bukan namja brengsek yang lari dari masalah. Dan- dan kurasa satu-satunya cara adalah membiarkan dia tinggal bersamaku"
Tepukan tangan donghae terdengar.
"pemikiran yang hebat, cho kyuhyun. Terdengar sangaaatttt bijakasana. Dan kalau sampai ahjussi mengancam untuk membunuhmu, ketika saat itu tiba jangan harap aku akan membelamu"
Kyuhyun menatap donghae dengan sengit.
"apa?! Kau tidak terima aku bicara seperti itu?! Lebih baik kita mengambil kemungkinan terburuk saat ini."
Kyuhyun mendesah. Donghae benar. Ia harus memikirkan kemungkinan terburuk.
"aku akan memikirkannya nanti. Kuharap kau mau membantuku, hae.."
"ck. Aku tak sejahat itu, evil! Aku hanya mengancammu tadi" donghae menghela nafas dan meraih secangkir white coffee yang ia pesan.
Kyuhyun terkekeh.
"aku tak pernah salah memilih satu sahabat dari kecil" ucap kyuhyun berlebihan membuat donghae meliriknya geli.
"simpan bualanmu, cho!" hardik donghae yang dibalas dengan tawa keras kyuhyun.
'drrt.. drrt.. drrt..'
Kyuhyun melirik layar ponselnya. Sungmin . ada apa yeoja itu menghubunginya?
"siapa?" tanya donghae melihat raut wajah bingung kyuhyun
"yeoja itu" jawab kyuhyun singkat.
"loadspeaker!" seru donghae sebelum kyuhyun menjawab panggilan masuk tersebut.
"oh! Sungmin?"
"kau dimana?!" kyuhyun sempat kaget mendengar nada tanya yeoja tersebut yang terdengar seperti membentak. Kalau boleh jujur, kyuhyun hampir tidak pernah dibentak sejak kecil. Orangtuanya pun sangat jarang membentaknya kecuali ketika ia mulai bicara keterlaluan. Disamping kyuhyun, donghae menahan tawanya ketika mendengar kyuhyun dibentak oleh seorang yeoja. Diam-diam donghae mengagumi keberanian yeoja itu.
"mianhe, aku lupa menjemputmu. Aku akan kesana, 15 menit lagi aku sampai"
"aku tunggu."
'tuutttt..'
"pffttt-bwahahaha.. Baru kali ini aku mendengar seorang cho kyuhyun dibentak dan kau malah meminta maaf setelahnya.. hahahaaa..." donghae tak berhasil menahan tawanya dan mengejek kyuhyun dengan sangat puas.
Kyuhyun mendelik.
"apa salahnya meminta maaf? Aku membiarkannya menunggu lama."
"oh ayolah, cho kyuhyun. Sejak kapan kau mau mengucapkan maaf pada orang lain, hm?"
Kyuhyun terdiam. Benar juga. Kalau dipikir-pikir ia memang tak pernah meminta maaf pada orang lain. Kalaupun dirinya yang bersalah biasanya orang lain tersebut yang duluan meminta maaf padanya mengingat kedudukan kyuhyun sebagai pewaris satu-satunya Cho Corp yang sangat terkenal diseluruh penjuru Korea Selatan dan tak sedikit orang yang segan untuk sekedar berbicara apalagi mengajaknya berteman karena segala kemewahan dan segala sesuatu yang nyaris sempurna dimiliki oleh seorang cho kyuhyun. Terbukti sampai saat ini hanya donghae satu-satunya sahabat kyuhyun yang paling mengenal segala sesuatu tentang dirinya sejak mereka masih kecil. Dan donghae tahu betul bahwa sahabatnya ini tak suka meminta maaf pada orang lain.
Tapi yang baru saja kyuhyun lakukan adalah meminta maaf pada sungmin. Hahh~ entahlah. Yang jelas tadi kyuhyun merasa harus meminta maaf pada yeoja itu, bela kyuhyun dalam hati.
"sangat tak penting untuk dibahas, ikan! Aku pergi"
Donghae terkekeh.
Setidaknya yeoja itu membawa sedikit perubahan positif dalam diri kyuhyun. Setelah menghabiskan minumannya, donghae meninggalkan beberapa lembar uang dan pergi dari sana.
.
.
.
.
Sudah lebih 15 menit dan belum ada tanda-tanda kedatangan kyuhyun. Sungmin benar-benar mengumpat kyuhyun dalam hati. Dengan sedikit kesulitan, sungmin menggiring kedua kopernya ke depan sebelum seorang namja dengan kaos berwarna biru langit dan celana jeans panjang berwarna gelap berdiri di depan pintu apartemennya ketika sungmin baru saja membuka kenop pintu.
"hey"
"tunjukkan aku dimana mobilmu" sungmin tak menghiraukan sapaan kyuhyun dan melangkah menuju lift. Kyuhyun melihat sungmin yang kesulitan membawa dua koper besar dan sebuah tas yang tak kalah besar tanpa sadar tersenyum melihat kegigihan yeoja itu.
"hey, biar ku bantu."
Sungmin yang memang sedang kesulitan tak menolak tawaran kyuhyun. Kedua tangan kyuhyun memegang kendali koper sedangkan sungmin menggendong tas ranselnya.
"disana. mobil ketiga yang berwarna biru" seru kyuhyun ketika mereka sampai di basement seraya menunjuk dimana mobilnya terparkir. Sungmin mengangguk singkat, dalam hati ia sempat terkejut melihat mobil yang ditunjuk kyuhyun. Ia memang tak terlalu mengerti tentang mobil tapi setidaknya ia tahu tentang mobil dengan harga selangit yang baru saja ditunjuk namja disampingnya. Audi R8.
Setelah meletakkan semua barang sungmin ke dalam bagasi, kyuhyun segera masuk dan duduk di bangku kemudi. Disampingnya sudah ada sungmin yang hanya menatap lurus ke depan.
"kau sudah makan?"
"sudah"
"kau ingin langsung ke apartemenku?"
"hm."
"hey.." kyuhyun memanggil sungmin, setidaknya yeoja itu harus menatapnya ketika diajak bicara.
Sungmin menatap kyuhyun.
"tak perlu terlalu kaku. Sebentar lagi kita akan tinggal seatap"
Sungmin memutuskan pandangannya dan kembali mentap lurus ke depan. Tak dapat ia pungkiri, dirinya merasa risih mendengar kata seatap yang digunakan kyuhyun. Seolah mereka baru saja membangun sebuah kelu- aish!
"aku tahu.." balas sungmin tanpa memandang kyuhyun.
.
.
.
.
"kuharap kau merasa nyaman tinggal disini"
Sungmin mengangguk. Ia memperhatikan sekeliling apartemen kyuhyun. Oh, bisakah ini disebut apartemen? Sungmin rasa tempat ini akan lebih pantas disebut hotel bintang 5! Segala macam perabotan yang ada sangat mewah. Terlihat sangat berkelas dan elegan. Sungmin semakin meyakini dalam hati kalau kyuhyun adalah anak manja yang tenggelam dalam kemewahan sejak kecil. Bagaimana bisa namja itu bertanggung jawab atasnya kalau semua yang dimiliki namja itu hanyalah warisan orangtua.
"ayo, aku tunjukkan kamar kita"
Lagi-lagi sungmin mengangguk dan mengikuti langkah kyuhyun sebelum menyadari kalimat yang baru diucapkan kyuhyun. Sungmin berhenti menyebabkan kyuhyun berbalik dan memandangnya bingung.
"k- kau bilang apa tadi?"
Kyuhyun mengangkat alisnya, bingung dengan pertanyaan sungmin. Bukankah tadi sungmin sudah mengangguk tanda setuju?
"aku akan menunjukkan kamar kita" ulang kyuhyun tanpa beban dan mengangkat bahunya.
"apa tak ada kamar lain disini?"
Kyuhyun menggeleng.
"baiklah.." Sungmin menghela nafas berat sebelum kembali berjalan.
.
.
.
.
"itu lemarimu" ucap kyuhyun seraya menunjuk lemari berwarna putih yang sepertinya baru saja ia beli kemarin.
Sungmin membuka pintu lemari tersebut dan menoleh pada kyuhyun.
"wae?" tanya kyuhyun yang merasa dipandangi
"mengapa tak ada bajumu sama sekali?"
"lemariku sudah cukup untuk menampung semua bajuku. Itu lemari khusus untukmu"
Sungmin lagi-lagi mengangguk. Tak ingin banyak protes. Begini saja sungmin sudah sangat bersyukur. Setidaknya ia tak harus hidup dijalanan dan menjadi gelandangan. Itu terlalu mengerikan menurut sungmin.
Entah sejak kapan kyuhyun sudah berdiri dibelakang sungmin membuat yeoja itu berjengit kaget.
"ya! Kau mengagetkanku!"
Kyuhyun terkekeh. "itu kau bereskan besok saja" seru kyuhyun sambil menatap koper sungmin yang masih tertutup rapat.
"wae?" tanya sungmin. Pasalnya yeoja itu tak suka mengulur-ulur pekerjaan. Menurut sungmin lebih baik ia membereskan semuanya hari ini karena besok ia harus kuliah pagi.
"aku lapar. Kau juga belum makan sejak sampai disini. Kajja.." tanpa aba-aba kyuhyun menarik tangan sungmin.
"ya! Kyuhyun!"
.
.
.
.
"kau memasak semua ini?" tanya sungmin tak percaya ketika melihat berbagai jenis masakan yang tersaji di meja makan.
"tentu saja tidak. Bibi Han yang melakukannya"
"kau menggajinya?"
Kyuhyun mengangguk.
"hmm, kyuhyun"
Kyuhyun menghentikan suapannya dan mengalihkan pandangannya pada sungmin.
"ah! nanti saja." seru sungmin canggung kemudian mulai menyuap makanan ke dalam mulutnya.
"sudah kubilang tak perlu kaku seperti itu, sungmin. Kita sahabat mulai hari ini"
Mendengar pernyataan tulus dari kyuhyun, sungmin tersenyum dan mengangguk.
Kyuhyun balas tersenyum sebelum mereka kembali fokus pada hidangan masing-masing.
.
.
.
.
Entah siapa yang memulai kecanggungan ini tetapi kyuhyun dan sungmin sangat mengutuki atmosfer canggung yang sangat terasa. Mungkin ini bukan pertama kalinya mereka berada dalam satu kamar tetapi demi Tuhan! Keadaannya sangat berbeda saat ini. Kyuhyun waktu itu dalam pengaruh alkohol sehingga tak merasakan kecanggungan seperti saat ini. Kyuhyun meraih psp nya. Sedangkan matanya melirik sungmin sejenak yang masih terdiam duduk disofa kamarnya.
"kyuhyun" oh~ kyuhyun sangat bersyukur sungmin memanggilnya. Setidaknya mereka bisa mengobrol ringan dan menghilangkan sedikit demi sedikit suasana canggung diantara mereka.
"hm?"
"kau boleh menolaknya tapi kumohon agar kau memikirkannya terlebih dahulu.."
"katakanlah.." kyuhyun kembali menaruh psp nya ketika merasa mereka akan membicarakan hal yang serius.
"bolehkah.. bolehkah aku melanjutkan kuliah? Aku- aku mau menggantikan tugas bibi han agar kau bisa menyisihkan uang untuk biaya kuliahku" sungmin menggigit bibir bawahnya. Merasa tak enak sekaligus malu.
"hah~" kyuhyun menghela nafas.
"k- kalau kau keberatan tak masalah. aku akan berhenti kuliah"
"bukankah kita sahabat?" tanya kyuhyun. Sungmin menatap kyuhyun dan mengangguk agak ragu.
"kau tak perlu menanyakan hal itu, min. aku sudah bilang akan bertanggung jawab padamu. Dan kau berkata akan menggantikan tugas bibi han? Kau membuatku terdengar sangat kejam pada sahabat sendiri."
Min? apa kyuhyun baru saja memanggil sungmin dengan nama kecil yang biasa digunakan eonni nya sewaktu mereka masih bersama-sama? Sedangkan kyuhyun, entah datang dari mana nama tersebut dalam pikiran kyuhyun yang jelas kyuhyun merasa tak asing ketika menyebut sungmin dengan nama manis tersebut.
"gomawo, kyuhyun"
Kyuhyun tersenyum dan menepuk sebelah tempat tidurnya yang masih kosong.
"tidurlah.."
Sungmin menggeleng.
"aku akan tidur di sofa.."
"aku janji tak akan melakukan apapun"
Sungmin sempat ragu. Bagaimana pun ia masih trauma, ia belum siap. Semua kejadian itu masih terekam sangat jelas.
Kyuhyun yang melihat keraguan di mata sungmin tak mau memaksa. Ia beranjak dari tempat tidurnya.
"tidurlah.. aku harus mengerjakan tugasku untuk besok"
Setelah melihat kyuhyun keluar dari kamar, sungmin berjalan ke arah ranjang kyuhyun dan membaringkan tubuhnya disana.
.
.
.
.
Kyuhyun tak benar-benar keluar untuk mengerjakan tugas. Faktanya ia baru saja selesai ujian semester ganjilnya beberapa hari yang lalu dan saat ini ia sedang bebas dari segala macam tugas.
Setelah bermain psp cukup lama, mata kyuhyun terasa berat. Ia mengantuk. Dengan perlahan ia membuka kenop pintu dan memasuki kamarnya. Sungmin sudah tidur dan kyuhyun tak mau membangunkan yeoja itu. Baru saja ia ingin beranjak ke sofa dan tidur disana tetapi kyuhyun membatalkan langkahnya ketika melihat wajah damai sungmin yang sedang terlelap.
Kulit putih mulus, mata yang indah, hidung mancung dan runcing yang terpahat sangat sempurna, serta bibir pinkish yang seolah menyempurnakan keindahan makhluk ciptaan Tuhan didepannya ini. Kyuhyun tersenyum ketika sesekali sungmin tersentak dalam tidurnya. Dan kyuhyun mengerutkan alisnya ketika melihat sesuatu yang tak asing terpasang indah di leher sungmin. Terlihat sangat mirip dengan benda milik sahabatnya dulu. sahabat yang meninggalkannya tiba-tiba. Entahlah kyuhyun pantas menyebutnya sahabat atau tidak karena kenyataannya kyuhyun sadar kalau ia tak sekedar menganggap yeoja itu sebatas sahabatnya.
Mengingat kejadian itu membuat dada kyuhyun terasa perih. Kyuhyun segera mengusir pemikirannya. Mungkin saja sungmin kebetulan memiliki kalung yang mirip dengan sahabatnya itu dan kalau diperhatikan sungmin memiliki sedikit kemiripan dengan sahabatnya. Wajah mereka sama-sama manis dan hidung mancung mereka serta bibir tipis itu sangat mirip. Kyuhyun mengusap kepala sungmin dan entah mendapat dorongan darimana, kyuhyun mencium dahi sungmin pelan. Tak berniat mengganggu ataupun membangunkan. Kyuhyun melepas ciumannya dan tersenyum sekali lagi.
"jaljayo, sungmin.."
Setelahnya kyuhyun menuju sofa dan tidur disana.
.
.
.
.
"sudah bangun?" kyuhyun yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya segera bertanya melihat sungmin yang berada dalam posisi duduk di ranjang. Sungmin menoleh.
"baru saja. Kau berangkat sepagi ini?" sungmin sebenarnya tak ingin bertanya, bagaimana pun ia masih merasa asing dengan namja bernama kyuhyun tetapi ia lebih tak suka lagi kalau terjebak dalam keadaan canggung dengan kyuhyun.
Kyuhyun terkekeh, "tidak juga. Entahlah, hari ini tumben sekali aku bisa bangun pagi" jawab kyuhyun jujur. Biasanya namja itu akan bangun setelah berkali-kali dibangunkan oleh bibi han dan tadi pagi ia sudah terbangun sebelum bibi han datang.
Sungmin mengangguk singkat.
"kau ada kuliah hari ini?" tanya kyuhyun ketika ia dengan santainya melepas handuk yang tadi ia pakai untuk mengeringkan rambut hingga seluruh bagian atas tubuhnya terekspos jelas dimata sungmin.
Dengan cepat sungmin mengalihkan pandangannya ke arah lain. "eum, ya."
Bahkan pipi sungmin tengah merona sekarang. untung saja kyuhyun sedang sibuk memakai seragamnya sehingga tak menyadari tingkah gugup sungmin.
"kalau begitu aku tunggu kau di ruang makan, kita sarapan bersama"
"arraso.." sungmin mengambil handuknya dan segera melesat ke kamar mandi.
.
.
.
.
"sungmin, kau baik-baik saja?" tanya kyuhyun khawatir melihat wajah sungmin yang terlihat pucat.
"hm, kurasa ya" jawab sungmin singkat dan mengambil tempat duduk didepan kyuhyun.
"kau yakin? Kulitmu terlihat pucat" tanya kyuhyun tak yakin, pasalnya ia merasa ada yang salah dengan wajah sungmin. Kulit yeoja itu sejak kemarin memang putih tetapi sedikit kemerahan. Dan kali ini tak ada jejak kemerahan tersebut, hanya putih pucat.
"perutku sedikit bermasalah, tapi tak terlalu parah. Aku bisa mengatasinya nanti.."
Kyuhyun mengangguk, melanjutkan ritual makannya. Ia masih merasa sungmin membuat jarak antara mereka dan kyuhyun tak mau memaksa sungmin untuk segera merasa nyaman bersamanya.
Setelah merasa kyuhyun cukup yakin dengan jawabannya, sungmin mengambil makanannya. Sejak tadi sungmin memang merasa seperti tidak enak badan, apalagi ketika di kamar mandi ia sempat beberapa kali muntah di wastafel. Sungmin merasa harus berobat nanti.
Melihat makanan didepannya membuat sungmin merasa lebih mual. Sungmin menggigit bibirnya, melawan rasa mual tersebut dan memasukan sesuap nasi serta sayuran ke dalam mulut dan mengunyahnya perlahan, sebelum-
"EMPH-!"
"sungmin!"
.
.
.
.
TBC/end?
Lumayan panjang kan? n_n
Hope you like it ! ^^~