Don't Remember Me
Cast:
Kyuhyun, Kibum, Jungsoo, Heechul , and others
Brothership
.
Warning: TYPOS! I will check it later. kkkk
Enjoy Reading
.
Kyuhyun telah siap untuk pertandingannya dengan Kibum. Ia sadar, apa yang dilakukannya ini sangatlah beresiko. Tangannya mencengkram kuat bahu kanannya itu.
'Jika ini akan menjadi pengalaman terakhirku sebagai seorang atlet renang, aku tidak akan pernah menyesal jika itu adalah pertandinganku denganmu Bum-ie,'
Ya, ia tidak akan menyesal. Apapun yang terjadi padanya setelah ini dia tidak akan menyesalinya. Ia beranjak meninggalkan ruangan yang digunakannya untuk mengganti pakaiannya, dilihatnya Kibum sedang melakukan beberapa pemanasan tak jauh dari tempatnya berdiri.
Selama beberapa saat ia terdiam di tempatnya dan ia mulai melakukan beberapa pemanasan. Kibum mendekati saudaranya itu, merasa ragu akan apa yang akan ditanyakannya.
"Kau yakin akan melakukan ini Kyu? Aku masih tidak mengerti kenapa kau melakukan ini, bisakah kali ini kau memberitahuku?" tanyanya. Pertanyaan itu membuat pergerakan Kyuhyun terhenti sejenak, tapi ia kembali melanjutkan pemanasan yang dilakukannya itu. Setelah dirasa cukup, ia memandang lekat Kibum yang menanti jawabannya.
"Kepercayaanmu Bum,"
"Eoh?"
"Walaupun kau tidak mengatakannya, kau belum percaya sepunuhnya. Itulah sebabnya aku melakukan ini." Kyuhyun berjalan menuju balok start yang ada di tepi kolam sebelum melanjutkan ucapannya.
"Aku hanya tidak ingin, kau menganggapku hanya berusaha menghiburmu. Kau masih belum mempercayaiku, berpikir ketidakikutsertaanku adalah karena dirimu. Bisa saja aku mengatakan alasanku yang lain, dan pertandingan ini tidak perlu terjadi, tapi tidak, aku akan tetap melakukannya," Kibum mengalihkan pandangannya mendengar penuturan itu. Tak dipungkiri, di dalam hatinya ia masihlah belum percaya. Tidak, bukan tidak percaya pada Kyuhyun, hanya saja dia tidak yakin dengan kemampuannya. Bisakah dia mengemban dua impian saat ini? Impiannya sendiri dan juga adiknya.
"Dan juga, untuk mengembalikan kepercayaan terhadap dirimu sendiri,"
Deg
Kibum terkesiap dengan ucapan itu. Pandangan matanya tampak tak percaya. Kyuhyun tersenyum melihat hal itu.
"Jadi..." Kyuhyun melajutkan.
"Ayo kita lakukan ini," Kibum tidak tahu apa yang harus dikatakannya, senyuman tulus Kyuhyun membuatnya tak berkutik.
"Ck, sejak kapan kau menjadi sedewasa ini Kim Kyuhyun," decak Kibum membuat Kyuhyun terkekeh kecil. Kini ia berjalan ke balok di sisi kiri Kyuhyun dan bersiap di tempatnya. Pandangan keduanya terarah pada hamparan air di depan mereka.
"Apapun yang terjadi setelah ini jangan pernah menyesalinya, karena aku juga tidak akan pernah menyesal. Anggap saja, ini sebagai bukti aku menitipkan impianku padamu Bum."
"Aku mengerti," ucap Kibum mantap membuat Kyuhyun mengukir evil smirk nya.
"Baiklah, siapapun yang mencapai tepi kolam lebih dulu dialah pemenangnya," Kyuhyun mengangguk setuju.
"Kita akan menghitungnya bersama Bum, kau bisa memulainya," Mereka berdua bersiap dengan posisi mereka.
"Hana..." Kibum memulai hitungan.
'Aku tidak akan menyesal Bum, karena aku percaya padamu,Hyung.'
"Dul..." dilanjutkan oleh Kyuhyun.
'Terima kasih karena kau mempercayaiku Kyu, aku tidak akan mengecewakannmu.'
"Set!" suara mereka menyatu meneriakan hitungan terakhir.
Byuuurr
Genangan air luas yang awalnya tenang itu kini berombak saat mereka masuk ke dalam kolam bersamaan.
Kyuhyun berusaha fokus pada lintasan yang harus dilaluinya. Lintasan sepanjang 50 meter bukanlah lintasan yang panjang baginya, tapi dengan kondisinya yang sekarang untuk mencapai separuh lintasan bukakah hal mudah untuk dilaluinya.
Degg
'Aakkhhh... tidak! Jangan sekarang!' Dia merasakannya, rasa sakit itu merayap perlahan dan semakin menyakitkan. Ia berusaha mengabaikannya, tidak dipedulikannya lagi rasa sakit yang terasa menyengat itu.
Pandangannya mulai tidak fokus, semuanya terasa membayang serta nafasnya yang mulai terasa berat. Berusaha mengabaikannya, ia menambah kecepatan. Rasa sakit di pundaknya sudah tak dihiraukannya, tangannya terasa mati rasa. Kibum yang lebih unggul di awal, kini berhasil disusulnya.
Sementara itu, Kibum berusaha keras menambah kecepatannya. Bukanlah hal yang mudah, ia belum pernah secepat ini. Tapi dia tidak bisa menyerah sekarang, Kyuhyun mempercayainya. Ia, Kim Kibum, harus bisa melebihi batas kecepatannya sendiri selama ini.
Kini mereka melihatnya, tepi kolam yang menjadi ujung pertarungan mereka. Semakin dekat, mereka saling menyusul. Dan...
Tapp
"Hosh..hosh...hosh..." mereka mencapainya bersamaan.
...
Mereka berbaring di tepi kolam, berusaha menetralkan napas yang yang memburu. Kelegaan dan kepuasan terpatri dengan jelas di wajah keduanya, walaupun tak dapat dipungkiri kelelahan juga nampak di wajah mereka. Dan juga, senyuman tidak lepas dari wajah-wajah itu.
"Hosh...hosh... kau...hosh...luar biasa, Bum, aku tahu...hosh...kau bisa melakukannya," ada kebanggaan pada suara itu walaupun nafasnya masih terdengar berat saat ia mengatakan sesuatu. Tangannya terangkat meremas pundaknya yang terus berdenyut menyakitkan. Digigitnya bibir bawahnya dan matanya sesekali terpejam erat, menahan erangan sakit yang berusaha keluar, ia tidak ingin Kibum mengetahuinya sekarang atau ia akan membatalkan pertandingannya sore ini.
Kibum tersenyum. "Hahh...Bahkan aku tak menyangka...hosh..kau ternyata secepat itu Kyu, tak salah jika kau mendapat gelar perenang tercepat,"
Kibum menolehkan kepalanya saat tak mendapatkan jawaban dari Kyuhyun, dahinya mengernyit."Kau baik-baik saja, Kyu?" tanyanya kemudian. Kyuhyun membuka matanya dan menolehkan kepalanya.
Kibum nampak khawatir. "Tentu saja... hahh... hanya sedikit lelah, kenapa wajahmu seperti itu Bum? Kau tampak jelek, kau tahu?" Kyuhyun mengukir evil smirk-nya saat melihat Kibum melempar death glare ke arahnya.
"Kuberi tahu kau sesuatu, ini pertandingan terbaik yang pernah kulalui, Bum," ucapnya pelan seraya tersenyum lebar. Pandangannya teralih ke arah langit-langit gedung itu. Untung saja, tadi ia segera menurunkan tangannya, sebelum Kibum menyadari ada yang salah dengannya.
"Aku bertemu Hwangjo tadi, dia mencarimu. Berkata bahwa dia akan mengalahkanmu, kau masih mengingatnya bukan?" Kyuhyun mengangguk tapi tak mengatakan apapun.
"Matanya penuh dengan kebencian, Minho bilang karena kau mendapat gelar perenang tercepat. Tapi... aku merasakan ada hal lain yang tidak kuketahui dibalik kebencian itu," Kyuhyun bangun dan menatap ke arah kolam.
"Setelah kompetisi selesai aku akan mengatakannya padamu, dan...apapun yang dikatakannya padamu tentangku abaikan saja. Ini sudah waktunya kau pergi Bum, kau akan terlambat nanti," ucapnya kemudian. Dia beranjak, sedikit limbung tapi ia berhasil mengatasinya dan segera menegakkan tubuhnya.
"Ck, selalu saja seperti itu. Lagipula, masih 2 jam lagi sebelum dimulai,"
"Itu memang benar, tapi kau tetap harus mempersiapkan dirimu, setidaknya istirahatkan tubuhmu untuk nanti,"
"Ini menyebalkan, kau bagaikan hyung-ku. Padahal aku itu hyung-mu, Hyun,"
"Kau memang hyung-ku, lagi pula umur kita sama hanya berbeda beberapa menit saja. Aku masih sempat mengikuti pelajaran terakhir, jadi aku akan mengikutinya," tubuh Kyuhyun menghilang di balik pintu yang tadi digunakannya untuk berganti pakaian.
Kibum menatap tak percaya pada saudara kembarnya itu, sikap adiknya di satu sisi sangat menyebalkan tapi di sisi lain, ia sadar Kyuhyun memperhatikannya. Melihat punggung adiknya yang beberapa saat lalu menghilang di balik pintu, membuat matanya menatap sendu. Ia merasa, Kyuhyun semakin jauh dari jangkauannya. Entah mengapa, ia takut tidak bisa melihat punggung itu lagi untuk melindunginya.
Sementara itu, saat pintu dibelakangnya telah tertutup.
Degg
'Akkkh... s-sakit,' tubuh itu merosot dan tersandar di pintu di belakang punggungnya. Tangannya mencengkram kuat pundaknya yang terasa menyengat meyakitkan. Matanya terpejam erat, digigitnya bibir bawahnya. Keringat dingin bercampur dengan air nampak memenuhi wajahnya. Sesungguhnya masih banyak hal yang ingin dikatakannya pada saudaranya itu. Tapi, ia jika terus disana bisa-bisa Kibum tahu tentang ini.
"Hahh... hahh...hahh..." Nafasnya berat, oksigen terasa sulit dihirupnya. Beberapa saat ia berusaha mengatasi rasa sakitnya itu, sampai terndengar suara Kibum di balik pintu.
"Hyun! Kau belum selesai juga?"
"Pergilah Bum," jawaban singkat itu membuat Kibum mengernyit bingung. Apa sih yang dilakukannya sejak tadi di dalam. Tangannya sudah akan membuka pintu itu saat suara Kyuhyun kembali terdengar.
"Aku masih berganti pakaian, jangan masuk!"
"Arra, kau akan menyaksikan pertandinganku nanti?"
"Aniyo~"
"Wae?"
"Pastikan saja kau menang, aku akan datang di final besok,"
"Kau benar-benar baik-baik saja?" tanyanya tak yakin. Jujur saja, setelah pertandingan di antara keduanya selesai, wajah Kyuhyun menampakkan ekspresi kelelahan yang kentara melebihi dari apa yang ditunjukkan, selain itu wajahnya juga jauh lebih pucat dari sebelumnya. Memang, kulit saudaranya itu putih pucat dan yang dilihatnya itu jauh lebih pucat. Tangannya menyentuh dada bagian kirinya, jantungnya terasa berdebar, dan ia tidak tahu kenapa.
"Tentu saja manusia es, sudahlah pergi sana!" mendengar jawaban itu membuat Kibum berdecak sebal. Berusaha mengabaikan perasaannya itu dia beranjak dari sana.
Langkah Kibum terdengar telah beranjak pergi, membuat Kyuhyun sedikit bernapas lega. Setidaknya Kibum tidak tahu apa yang tengah terjadi padanya saat ini. Ya, setidaknya untuk sekarang Kibum belum mengetahuinya.
...
Tangannya bergetar memegang bolpoin di tangannya, memang pundaknya yang sakit. Tapi sakitnya terasa menjalar di seluruh tangan kanannya. Membuat jari-jarinya kebas dan sulit digerakkan. Bahkan untuk menggenggam bolpoinnya terasa kaku.
Kyuhyun benar-benar kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran terakhir. Berbagai pertanyaan di ajukan Eunhyuk dan Donghae, tapi ia hanya tersenyum. Menambah daftar pertanyaan keduanya.
"Kyuhyun-ssi, kau bisa ikut denganku ke ruang guru setelah ini? Ada yang ingin kuberitahukan," ucap Yeon seonsaengnim setelah ia mengakhiri kelasnya.
"Nde, seonsaengnim," anak itu segera menyampirkan ranselnya di bahu kirinya setelah membereskan semua barang-barangnya.
"Kyuhyun-ah, kau tahu kenapa seonsaengnim memanggilmu?" tanya Donghae penasaran.
"Entahlah, sebaiknya aku segera kesana, kalian bisa pulang lebih dulu,"
"Kau benar-benar tidak ingin menyaksikan pertandingan Kibum setelah ini?" Kyuhyun menggeleng kecil menjawab pertanyaan Eunhyuk.
"Tenang saja, aku sudah mengatakan padanya tadi," setelah mengatakan itu ia segera pergi sebelum pertanyaan lain terlontar dari teman-temannya itu.
Kyuhyun masuk ke ruangan salah satu gurunya itu setelah mendapat seruan untuk masuk dari dalam. Ia duduk di hadapannya dan menunggu apa yang akan dikatakannya. Yeon seonsaengnim tampak tersenyum sumringah, sepertinya apa yang akan disampaikannya itu suatu kabar bagus.
"Kyuhyun-ssi, ini tentang kompetisi musik yang kau ikuti," ungkapnya.
"Apa ada masalah seonsaengnim?"
"Tidak, hanya saja ada perubahan tempat untuk babak final," sebelah alis Kyuhyun terangkat heran tapi ia tak mengatakan apapun.
"Pihak penyelenggara mengikursertakan para finalis pada ajang musik Internasional yang akan di adakan di Jepang. Dan untukmu, terlepas dari menang tidaknya dirimu pada kompetisi ini kau dipercaya untuk berpartisipasi pada pertujukan Orchestra sebagai pianis tunggal di acara itu."
Degg
Beberapa saat, Kyuhyun tidak tahu apa yang harus dikatakannya.
"Seonsaengnim, bisakah Anda memberikan saya waktu untuk menjawabnya?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dan membuat guru cantik itu bingung.
"Apa ada masalah, Kyuhyun-ssi? Kurasa Jepang bukan tempat asing untukmu,"
"Emmph, bukan itu. Hanya saja, aku tidak tahu apa saya bisa melakukannya," ucapnya pelan. Jujur saja, Kyuhyun bingung bagaimana menjelaskannya. Ia tidak ingin menolak tentu saja, hanya saja keadaan tangannya yang sekarang menyadarkannya ini tidaklah mudah.
Setelah menarik napas panjang. "Baiklah, begini seonsaengnim saya mengalami cedera bahu tiga tahun lalu, dan sepertinya keadaannya memburuk setelah beberapa saat lalu saya menggunakannya untuk beradu renang dengan Kibum," Yeon seongsaengnim terkesiap mendengar hal itu.
"Tapi Anda jangan khawatir, saya akan berusaha sembuh untuk bisa mengikutinya. Tapi, jika hal itu tidak memungkinkan..."jeda sejenak.
"Saya akan mundur dari kompetisi ini," tuturnya. Tidak ada keraguan di mata itu. Walaupun ia mengatakannya dengan kepala sedikit tertunduk karena takut dengan reaksi pembina musiknya itu.
Yeon seonsaengnim memang terkejut, tapi akhirnya ia tersenyum kecil dan mengangguk.
"Baiklah, aku bisa mengerti. Melihat bagaimana seriusnya kau mengatakannya, pertandinganmu dengan Kibum kurasa sangat penting untukmu melihat bagaimana kau mengambil resiko ini," Kyuhyun tersenyum kecil.
"Nde, selain itu karena dia saudara kembarku,"
"Mwo? Kyuhyun-ssi, hari ini kau memberiku banyak sekali informasi mengejutkan," Kyuhyun terkekeh kecil mendengar keterkejutan gurunya itu.
Kyuhyun berjalan menyusuri koridor sekolahnya setelah berpamitan pada guru pembina klub musiknya itu. Tubuhnya terasa berat, bahkan dia harus memaksakan kakinya untuk melangkah. Helaan napas terdengar setelahnya, tangan kirinya terangkat menyentuh pundak kanannya yang masih berdenyut sakit, walaupun tidak sesakit tadi.
Diangkatnya sedikit tangan kanannya itu. Pandangan matanya jatuh pada jari-jarinya. Tangannya sudah terasa mati rasa walaupun rasa sakit dipundaknya masih bisa dirasakannya, membuat jari-jarinya terasa sulit digerakkan.
...
Kibum berhasil lolos babak semi final dengan percapaian waktu tercepat. Pandangannya jatuh pada barisan penonton, dapat dilihatnya dua sahabat hiperaktifnya melambaikan tangan mereka semangat. Dia tersenyum senang membalas teriakan-teriakan yang dilontarkan dua temannya itu.
Namun senyuman itu sedikit menghilang saat ia benar-benar tak mendapati Kyuhyun duduk di bangku penonton. Ternyata adiknya itu serius tidak datang sore ini, entah apa alasannya. Tapi dia segera menepis perasaan sedih itu.
Dia menghela napasnya dan beranjak untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Saat telah selesai didapatinya Minho telah menunggunya di luar ruang ganti.
"Hyung!" Kibum tersenyum saat melihat Minho menyapanya, dapat tertebak Minho juga lolos ke babak final dari wajah sumringahnya. Mereka memang tidak dalam satu pertandingan, semi final terdiri dari dua kloter dengan delapan peserta masing-masing pertandingan. Masing-masing kloter diambil empat peserta dengan catatan waktu tercepat. Sehingga, delapan perserta akan bertanding besok.
"Chukae hyung! Kau lolos dengan gemilang!" ucapnya antusias.
"Selamat untukmu juga Minho-ya, kau juga lolos bukan?" Minho menyengir lebar.
"Kim Kibum! Aku akan mengalahkanmu besok!" suara itu menginterupsi mereka. Hwangjo tampak berdiri angkuh tak jauh dari mereka. Senyumnya tampak meremehkan, , setelahnya dia pergi begitu saja. Minho geram melihat hal itu, tapi dia mencoba menahan diri.
"Dia sangat menyebalkan!"
...
Jung soo menatap sendu adiknya yang kini tengah terbaring di ranjang kamarnya. Semalam kondisinya menurun, ia mendapati adiknya itu sedang meringis kesakitan dengan suhu tubuh di atas normal. Dia sudah akan membawa anak itu ke rumah sakit jika saja cengkraman kuat di tangannya dan gelengan lemah itu tidak menghentikannya.
Kyuhyun mengalami demam tinggi, ia juga kesulitan bernafas dan kelelahan ekstrim. Dia sedikit bersyukur karena pneumothorax adiknya tidak kambuh. Walaupun anak itu kini tetap harus menggunakan masker oksigen yang selalu tersedia di rumah mereka. Selain itu, dia mendapati bahu adiknya sedikit membiru. Dia sempat terkejut melihat hal itu, ia menahan diri untuk tidak bertanya apa yang telah dilakukan adiknya sampai membuat kondisi bahunya seperti itu. Pasti adiknya telah melakukan sesuatu yang membuatnya drop seperti ini.
"Apa kau butuh sesuatu Kyuhyun-ie?" tanyanya saat Kyuhyun telah membuka matanya. Kyuhyun menggeleng kecil. Dia melepaskan masker oksigennya untuk memudahkannya berbicara pada Jung soo.
"Izinkan aku melihat pertandingan Kibum hari ini, hyung," tuturnya. Jung soo menghela napas pelan.
"Kondisimu belum pulih, Kyu. Walaupun demammu sudah turun, kau harus banyak istirahat,"
"Aku sudah berjanji padanya kemarin, hyung." ucapnya keras kepala. Kyuhyun menatap Jung soo penuh harap. Jung soo mengalihkan pandangannya. Ia tidak akan bisa menolak jika sudah dihadapkan tatapan kucing kelaparan milik Kyuhyun. Pada akhirnya dia hanya bisa mengangguk kecil yang langsung disesalinya saat melihat senyum lebar adiknya.
...
Kibum melakukan pemanasan bersama Minho untuk babak final pagi ini. Peserta lain dan juga Hwangjo berada tidak jauh dari tempat mereka. Kibum mengedarkan pandangannya ke arah bangku penonton. Ia tersenyum saat melihat Heechul berada di salah satu bangku bersama dua sahabatnya yang berteriak heboh memanggil Kibum, membuat Heechul merasa kesal karena terjebak dengan duo berisik itu. Kibum terkekeh melihat hal itu.
Kibum mendesah kecewa saat ia tak juga mendapati keberadaan Kyuhyun dimanapun. Minho menghampiri Kibum dan menepuk pundaknya.
"Siapa yang kau cari, hyung?"
"Kyuhyun," jawabnnya singkat. Setelah mendengarnya Minho mengedarkan pandangannya tapi ia juga tak mendapati keberadaan Kyuhyun.
"Aku yakin Kyuhyun hyung akan datang. Mungkin dia datang sedikit terlambat atau dia sudah berada diantara penonton tapi kita tidak melihatnya," Kibum mengangguk kecil. Dia menghela napas panjang untuk menenangkan debaran jantungnya. Tangannya terangkat dan mengusap pelan dadanya. Dia tidak tahu apa yang dirasakannya saat ini.
"Maafkan aku Bum-ie~ Jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja,"
Deg
Kibum menolehkan kepalanya, memandang bingung orang-orang disekitarnya. Ia seperti mendengar suara Kyuhyun, tapi adiknya masih tidak terlihat dimanapun. Itu tadi apa?
Suara pemandu perlombaan menyadarkan Kibum dari lamunannya. Hwangjo menyentak pundak Kibum saat namja itu melewatinya, membuat Kibum sedikit terdorong. Kibum menarik napas dalam untuk menetralkan emosinya. Hwangjo tersenyum sinis. "Aku tidak akan membiarkanmu menang Kim," ucapnya lirih saat mereka berpapasan sehingga hanya bisa terdengar oleh Kibum.
Kibum memberikan senyuman pada Minho yang melihat perrlakukan Hwangjo padanya untuk meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja.
Kibum berjalan ke posisinya di pinggir kolam. Dia melihat sekali lagi ke arah penonton. Dia sedang mencari Kyuhyun. Anak itu berjanji akan datang untuk menyemangatinya. Tapi dia tidak juga datang.
"Kau berbohong, Hyun. Aku tidak melihatmu dimanapun, kau tidak datang eoh?"
Kibum berusaha memfokuskan pandangannya pada permukaan air di depannya.
"HAHAHA... RASAKAN ITU KIM KIBUM,"
Deg
Kibum menggelengkan kepalanya berapa kali. Suara itu? Tiba-tiba saja pandangan matanya berganti.
Kibum melihat permukaan danau yang perlahan menjauh seiring semakin tenggelamnya berusaha untuk menggerakkan tubuhnya tapi itu terasa sulit. Kepalanya terasa sangat sakit. Tubuhnya terlalu lemas untuk digerakkan. Membuatnya tidak bisa melakukan apapun. Ia melihat Kyuhyun berusaha mendekatinya dan menggenggam tangannya.
Dorr
Suara tembakan penanda perlombaan dimulai, Kibum tersentak, kilasan-kilasan itu menghilang. Ia sedikit terlambat di awal. Tapi dia bisa menyusul peserta yang lain, bahkan dia bisa mendahului mereka semua.
Pandangan Kibum tiba-tiba buram, ia tak tahu mengapa. Kilasan memori yang pernah dilupakannya kembali berkelebat di depan matanya.
"Bum-ah jaga adikmu ne," suara sang appa.
"Bum,hati-hati," suara Kyuhyun.
Priiittttttttttt
Suara riuh tepukan penonton dan suara peluit menyadarkan Kibum bahwa dia telah mencapai finish. Kibum bahkan tak menyadari bahwa dia mencapai finish pertama kali dibandingkan peserta yang lain.
Kibum keluar dari kolam, air matanya mengalir namun hal itu tersamarkan karena seluruh tubuhnya yang basah. Tangannya mencengkram dadanya. Hatinya terasa sakit, mengapa ia baru mengingatnya sekarang.
'Pabbo! Kenapa kau begitu bodoh Hyun?! Bagaimana bisa kau tidak mengatakan padaku selama ini!"
Tidak dihiraukannya tepukan riuh penonton atas kemenangannya, kemarahan Hwangjo karena berada di posisi dua. Padahal rentang waktu mereka hanya sedetik. Dan juga Minho yang memberinya ucapan selamat. Minho mengurutkan kening melihat Kibum yang tidak memberikan respon namun justru melewatinya begitu saja menuju tempat duduk yang ada disana.
Kibum menerima mendalinya dengan ekspresi wajah yang tidak terbaca. Pandangan matanya menelisik ke arah penonton dan dia melihatnya. Disana, adiknya berada cukup jauh di bagian belakang bangku penonton bersama Jung soo disampingnya. Pandangan mereka berdua bertemu. Kyuhyun memberikan senyumannya ke arah Kibum, bibirnya bergumam.
"Kau hebat, hyung,"
Kibum bisa membaca gerak bibir Kyuhyun. Tapi Kibum merasakan sesak yang lebih tajam, membuatnya memutus kontak mata mereka, tidak sanggup melihat manik kelam adiknya. Hatinya terlalu sakit saat ini. Ia merasa marah tapi dia tahu kepada siapa kemarahan itu ditujukan. Pada adiknya kah? Atau pada dirinya sendiri.
Tangan Kibum terkepal erat, rahangnya terkatup kuat, tubuhnya bergetar menahan sesak di dadanya. Dia ingin menangis dan berteriak mengeluarkan semuanya, tapi rasanya sangat sulit.
Kibum berjalan meninggalkan podium tanpa menghiraukan apapun, yang dibutuhkannya saat ini adalah menenangkan dirinya. Ia meninggalkan tempat perlombaan tanpa sekalipun berbalik.
...
Sedang Kyuhyun tidak lagi tersenyum saat melihat Kibum membuang muka darinya. Matanya memandang khawatir, sikap Kibum membuatnya takut. Apa dia sudah ingat?
"Ukh..," rintihan kecil itu lolos begitu saja, membuat Jung soo panik melihat adiknya mencengkram kuat dadanya dengan salah satu tangannya.
"Kyuhyun-ie?!" Kyuhyun berusah keras mengatur napasnya, pandangannya masih tidak bisa lepas dari Kibum.
"Kyu, sebaiknya kita kembali. Keadaanmu membuatku khawatir," Kyuhyun bergeming. Jung soo mengusap punggung Kyuhyun pelan dan menopang tubuhnya. Jung soo bisa merasakan tangan Kyuhyun digenggamannya mencengkramnya kuat.
"A-ku..baik...baik saja... hyung," Jung soo menghela napas pelan. Selalu saja seperti ini, walaupun Jung soo tahu adiknya tidak baik-baik saja, Kyuhyun tetap bersikukuh. Sampai akhirnya mereka melihat Kibum meninggalkan podium begitu saja, membuat Kyuhyun semakin yakin Kibum sudah meningat semuanya.
"Dia...sudah ingat," Jung soo tahu benar maksud perkataan Kyuhyun dan melihat reaksi Kibum membuatnya sedikit khawatir.
"Aku... akan bicara dengannya hyung," Kyuhyun sudah akan beranjak saat Jung soo menghentikannya.
"Biarkan dia sendiri saat ini, Kyu. Dia membutuhkan waktu," Kyuhyun sudah akan memprotes tapi diurungkannya. Ia mendesah pelan dan mengangguk. Menyetujui saran Jung soo.
"Kyu...," Kyuhyun berusaha tersenyum, ia tidak ingin Jung soo jauh lebih khawatir dari ini.
"Ayo kita pulang, hyung," Jung soo ragu tapi ia akhirnya mengangguk. Ia merangkulkan tangannya kesekeliling tubuh Kyuhyun dan meninggalkan tempat itu.
...
Jung soo mengusap kepala Kyuhyun perlahan. Beberapa waktu lalu, Jung soo berhasil memaksa Kyuhyun untuk beristirahat setelah anak itu selalu memaksa untuk segera menemui Kibum. Ia berhasil membujuknya setelah berjanji akan membawa anak itu menemui Kibum setelah demamnya turun.
Jung soo menghela napas pelan, demam Kyuhyun kembali naik dan juga ia mengkhawatirkan Kibum. Ia belum tahu bagaimana Kibum saat ini. Setelah memastikan kondisi Kyuhyun, Jung soo memutuskan mencari tahu bagaimana keadaan Kibum.
Ia mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah untuk menelpon Heechul, tapi sebelum dia menghubunginya benda persergi di tangannya itu sudah bergetar dan menampilkan nama Heechul disana.
"Yeobose-" belum sempat Jung soo menyelesaikan perkataannya tapi sudah terpotong suara di seberang sana.
"Jungsoo, apa Kibum bersamamu atau bersama Kyuhyun?"
"Aniyo, Kibum tidak ada disini. Aku baru saja akan menghubungimu untuk menanyakan keadaannya."
"Aissh... Kemana anak itu sebenarnya? Tiba-tiba pergi begitu saja! Jung soo-ah kurasa Kibum sudah ingat, dia terlihat aneh saat di perlombaan tadi. Dan—" suara Heechul terdengar khawatir.
"Tenanglah Heechul-ah. Aku juga khawatir tapi aku yakin dia baik-baik saja," Jung soo memejamkan matanya sejenak, entah Heechul atau dirinya sendiri yang berusaha diyakinkannya saat ini.
"Aku juga berpikir dia sudah mengingatnya. Kami datang ke perlombaannya tadi,"
"Mwo? Kalau begitu apa evil kecil juga menyadarinya?" Jung soo menganggukkan kepalanya namun segera menyadari Heechul tidak bisa melihatnya.
"Ya, dia menyadarinya. Kyuhyun-ie memaksaku untuk segera menemui Kibum. Tapi aku berhasil membujuknya, apalagi saat ini kondisinya menurun," terdengar helaan napas kasar dari seberang sana.
"Tenanglah, Kyuhyun baik-baik saja saat ini, hanya sedikit demam,"
Kuharap dia baik-baik saja. Lanjutnya dalam hati. Jung soo tahu adiknya tidak baik-baik saja, tapi dia tidak ingin menambah kekhawatiran Heechul.
"Aku akan mencari Kibum, dan akan segera menghubungimu jika sudah menemukannya,"
"Baiklah, segera hubungi aku Chul-ie. Karena jujur saja aku sangat khawatir,"
"Ne, dan jagalah Kyuhyun, Jung soo-ah. Anak itu sok jagoan dan sangat keras kepala. Dia tidak akan mempedulikan dirinya sendiri jika menyangkut saudara kembarnya. Sama saja dengan Kibum. Dia pasti akan kalang-kabut jika tahu saudaranya menghilang!" Jung soo tersenyum kecil mendengar gerutuan Heechul.
"Baiklah aku mengerti, hati-hati di jalan. Segera hubungi aku jika sudah menemukannya," Jung soo menghela napas berat terdengar setelah sambungan telepon itu terputus. Dihempaskannya tubuhnya di sofa, tangannya memijit pelan pelipisnya yang terasa sedikit berdenyut. Dia berharap semua akan berjalan baik setelah ini.
Tanpa disadarinya, sejak tadi ada seseorang yang mendengar itu semua. Kyuhyun, tanpa sepengatuan Jung soo, mencuri dengar percakapannya dengan Heechul. Sedikit banyak dia tahu, telah terjadi sesuatu pada saudara kembarnya itu.
...
Setelah berhasil kabur tanpa sepengetahuan Jung soo. Disinilah ia sekarang, sebuah tempat dimana semuanya bermula. Kyuhyun berusaha menetralkan napasnya yang memburu setelah memaksa tubuhnya yang belum sepenuhnya pulih untuk berlari.
Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman tempat kejadian buruk tiga tahun lalu terjadi. Tidak banyak orang disana karena hari sudah beranjak sore.
"Bum-ie, kau disini bukan?" Kyuhyun berusaha mencari Kibum di tempat itu. Entah apa yang membawanya pergi ke tempat ini untuk mencari Kibum. Ia hanya mengikuti instingnya untuk mencari Kibum.
"Bum, keluarlah! Aku ingin minta maaf!" Kyuhyun sudah sangat lelah, ditumpukannya kedua tangannya di lututnya. Peluh sudah membanjiri wajah dan seluruh tubuhnya. Wajahnya yang pucat semakin pucat.
Apa Kibum benar-benar tidak ada disini? Tapi kenapa perasaannya mengatakan saudaranya itu ada disini?
Kyuhyun menghampiri tepian danau, memperhatikan permukaannya yang tenang. Ia masih ingat dengan jelas kejadian malam itu. Semua memori itu tercetak dengan jelas diingatannya. Dia memundurkan langkahnya dan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menghilangkan bayangan-bayangan kejadian malam itu. Membuatnya tanpa sadar mencengkram bahunya yang tiba-tiba terasa sakit.
Kyuhyun berusaha menetralkan napasnya yang memburu. Aishh... ternyata trauma kejadian itu masih saja membekas.
"Kibum hyung, aku tahu kau marah padaku. Bisakah kita berbicara sebentar saja?" monolognya. Kyuhyun tidak peduli Kibum mendengar atau tidak.
"Maaf karena tidak memberitahumu, maaf karena meninggalkanmu. A-aku... hanya tidak ingin kau khawatir," suara Kyuhyun mulai tercekat. Ia mendudukkan tubuhnya di tepi kolam, memeluk lututnya di depan dadanya.
"Aku selalu ingat, dirimu yang selalu khawatir jika aku terluka. Walaupun itu hanya luka kecil, melihat wajahmu mekhawatirkanku membuatku merasa bersalah," Kyuhyun menghela napas pelan. Pandangannya menerawang ke arah permukaan danau. Permukaannya tampak lebih gelap karena memang hari sudah beranjak sore menjelang malam. Sudah tidak terlihat orang berlalu lalang di taman itu. Mungkin hanya satu dua orang tampak di kejauhan.
"Saat aku bangun tiga tahun lalu dan mengetahui keadaanku, aku hanya berpikir bagaimana denganmu hyung. Eomma sudah tiada, sedang eomma yang selalu bisa menenangkanmu saat kau merasa khawatir. Setelah itu Jung soo hyung bilang kau tidak mengingatku, entah apa yang kurasakan saat itu," Kyuhyun sesekali menghapus air matanya yang mengalir.
"Disatu sisi aku merasa senang karena kau tidak akan cemas karena kau tidak tahu keadaanku, tapi disisi yang lain aku ingin kau mengingatku Bum-ie. Kau tahu, rasanya menyakitkan dilupakan seperti itu. Tapi, aku sudah memutuskan agar kau untuk tidak mengingatku. Bodoh, betapa bodohnya aku. Membohongi diri sendiri dengan terus mengatakan akan lebih baik jika kau tidak mengingatku. Melupakan fakta bahwa kau akan terluka saat mengingat semuanya,"
"Yang kupikirkan hanya tidak ingin membuatmu khawatir. M-maaf Bum-ie, maafkan aku,"
Kyuhyun menenggelamkan wajahnya di antara lututnya, bahunya bergetar. Tanpa menyadari seseorang yang berdiri di belakangnya.
Kim Kibum, dia memang ada disana sejak tadi. Berdiri di balik pohon dan mendengarkan semua yang dikatakan adiknya. Matanya basah, bahkan air mata sudah menganak sungai di pipinya sejak kedatangan adiknya tadi. Tapi, kakinya masih belum beranjak dari tempatnya. Entah apa yang membuatnya sangat sulit untuk mendekati Kyuhyun. Kibum yang sejak tadi menundukkan kepalanya, mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah adiknya. Matanya membulat saat melihat seseorang berdiri di belakang Kyuhyun yang sedang menghadap danau. Tangan orang itu terangkat.
Perasaannya tidak enak, ia mengenali siapa dia. Orang itu, Hwangjo! Apa yang akan dilakukannya pada adiknya? Kibum akan berlari menghentikan Hwangjo yang akan mencelakan adiknya saat kakinya tersandung, membuat terjatuh.
"Akhh..." suara rintihan itu terdengar oleh Kyuhyun. Tepat saat ia membalikkan tubuhnya, Hwangjo mendorong tubuh itu ke arah danau.
Byurrrr!
"KYUHYUN-IE!" Kibum segera bangkit, tidak dipedulikannya kakinya yang terkilir parah dan lututnya yang berdarah. Dia berlari ke arah Hwanjo dan memukul rahangnya keras.
BUG!
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU HAHH?!"
Kibum melihat ke arah danau, matanya melebar saat melihat tangan Kyuhyun berusaha menggapai permukaan air. Kibum segera menceburkan dirinya, tangannya menggenggam tangan Kyuhyun dan mengangkatnya kepermukaan.
"Hah... hah... hah...," Kibum menatap khawatir ke arah adiknya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Kibum. Kyuhyun yang ada dalam dekapannya mengangguk kecil. Kibum membawa tubuh adiknya ke tepi dan menidurkannya di rerumputan. Kyuhyun sedikit terbatuk membuat air yang sempat masuk ke dalam tubuhnya keluar. Kibum menatap khawatir ke arah Kyuhyun.
"Kau...k-kenapa selalu membuatku khawatir eoh?" ucapnya terbata.
"K-kau tampak jelek s-saat menangis, Bum," bahkan disaat seperti ini Kyuhyun masih sempat menggoda kakaknya. Sedang Kibum yang biasanya langsung kesal digoda adiknya itu, justru memeluk Kyuhyun.
"M-maaf—"
"Diamlah, aku sudah mendengar semuanya. Berhenti meminta maaf, seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Maaf Hyun, maafkan aku," Kyuhyun menggeleng, air matanya mengalir deras. Tangannya mendekap Kibum dengan erat begitu pun sebaliknya.
"Uukh...," rintihan kecil itu lolos begitu saja. Kibum melepaskan pelukannya dan melihat Kyuhyun mencengkram kuat dadanya.
"Mana yang sakit, Kyu? Katakan padaku?!" Kyuhyun menggelengkan kepalanya.
"A-ku b-baik-baik saja,"
"Berhenti bersikap sok jagoan, Kim Kyuhyun!" Tidak tahukah Kyuhyun, jika Kibum panik luar biasa. Ia paling tidak suka melihat adiknya kesakitan, diedarkannya pandangannya. Mencari bantuan, tapi tidak ada seorang pun disana. Hwangjo sudah pergi entah kemana, sepertinya anak itu pergi begitu saja setelah Kibum memukulnya tadi. Kibum juga sudah tidak mempedulikannya lagi. Yang ada dipikirannya saat ini adalah Kyuhyun. Kibum memeluk erat Kyuhyun, mengusap punggungnya. Berharap dapat membantu meredakan sakit yang dirasakan adiknya.
"Bum-ie a-apa kau m-marah padaku? K-kau membenciku?" Kyuhyun merasa takut saat ini.
"Kau memang bodoh, Hyun. Otakmu tercecer eoh? Mana mungkin aku membencimu, kalaupun aku marah itupun karena kau sangat jahil dan sering menggodaku," mau tak mau hal itu membuat Kyuhyun tersenyum kecil di pelukan kakaknya. Dadanya yang terasa sesak dan juga pundaknya yang sakit tidak dirasakannya karena terlalu senang mendengar penuturan saudara kembarnya.
"Kibum-ie! Kyuhyun-ie!" seruan itu membuat Kibum menoleh ke asal suara. Jung soo dan Heechul tampak berlari menghampiri mereka.
"Kyu, hyungdeul datang," Kibum mengerutkan kening saat tidak ada sahutan dari Kyuhyun. Jantung Kibum berdetak kencang saat dilihanya mata Kyuhyun tertutup. Kali ini baru disadarinya, wajah adiknya sangat pucat. Bahkan ia tidak bisa melihat warna disana.
"Kyu, buka matamu," Kibum mengguncang pelan tubuh Kyuhyun. Disentuhnya wajah Kyuhyun. Panas sekali! Hal itu kontras dengan tangan adiknya yang sangat dingin. Air matanya kembali menggenang.
"Ini tidak lucu, Hyun. Jangan menjahiliku lagi, kumohon. KIM KYUHYUN BANGUN!"
Dan tepat saat Jung soo dan Heechul datang, Kibum merasa semuanya gelap.
...
Kibum memasuki sebuah ruangan dimana adiknya tengah 'tertidur' dengan beberapa peralatan rumah sakit disekelilingnya. Ia duduk di kursi roda saat ini mengingat kakinya yang beberapa hari lalu terkelilir membuatnya tidak bisa berjalan dengan benar.
"Hei, kau tidak bosan ya tidur terus? Aku sudah sangat merindukanmu, pabo! Ini sudah 2 hari, aku akan membuang semua gadget mu jika kau tidak bangun hari ini," Kibum tersenyum kecil. Tangannya mengelus pelan kepala adik satu-satunya itu. Ia merasa sedikit lega karena setidaknya adiknya tidak perlu di rawat di ICU. Karena ruangan itu membuatnya takut.
"Bangunlah Kyu, kau belum mengucapkan selamat padaku atas kemenanganku bukan. Kau jahat sekali tidak juga mengucapkannya, padahal ini sudah dua hari berlalu," Kibum merebahakan kepalanya di sisi ranjang adiknya. Matanya tidak pernah lepas dari wajah adiknya.
"Kau seharusnya memberikan hadiah ulang tahunku secara langsung kemarin. Tahun ini kita sudah tujuh belas tahun, kuharap setelah ini kejadian buruk tidak akan terjadi lagi. Terima kasih atas hadiah-hadiahmu Kyu, aku sangat menyukainya. Dan untuk hadiahmu, aku akan memberikannya saat kau bangun nanti," Kibum mengecup kening Kyuhyun pelan, air matanya menetes. Tapi dia segera menghapusnya.
"Aishh... Kenapa aku jadi sering menangis seperti ini. Ini karena kau Hyun. Tapi...aku tidak keberatan,"
"Kau tahu Kyu, Donghae dan Eunhyuk sangat terkejut mendengar kita adalah saudara kembar. Tapi setelahnya mereka terlonjak senang karena tebakan mereka benar. Ck, mereka terlalu hiperaktif," Kibum tampak kesal tapi senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya saat bercerita.
"Selain itu, Hwangjo datang kemarin. Ia meminta maaf, tentu saja aku marah padanya. Aku sudah akan menghajarnya lagi, tapi aku ingat kau tidak suka balas dendam. Jadi, aku bilang padanya akan memaafkannya jika kau memaafkannya," Kibum bermain dengan jari-jari Kyuhyun yang ada di genggamannya.
"Itu hebat, Bum," Kibum langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Kyuhyun yang kini tengah tersenyum ke arahnya.
"Kau sudah sadar Kyu?" Kibum tampak senang melihatnya, membuat Kyuhyun tertawa kecil melihat ekspresi Kibum yang jarang diperlihatkannya.
"Aku sudah sadar bahkan beberapa saat sebelum kau datang, bahkan Jung soo hyung sudah memeriksaku. Tapi aku mengatakan padanya untuk tidak meberitahumu, aku ingin memberi kejutan. Sangat jarang bukan kau bercerita panjang kali lebar kali tinggi," candanya. Tapi penuturan itu membuat Kibum berdecak kesal dan memberinya death glare. Yang sama sekali tak mempan pada Kyuhyun.
"Kau tampak tampan jika tersenyum seperti tadi, Bum. Tapi kau tidak bisa menyaingi ketampananku,"
Kibum memutar matanya malas, bisa-bisanya adiknya menggodanya disaat seperti ini.
"Hyun,"
"Apa?" tanya Kyuhyun heran.
"Terima kasih karena kau bertahan, Hyun," Kyuhyun mengangguk dan tersenyum senang.
"Terima kasih juga karena kau tidak marah padaku," Kibum mengucak pelan surai hitam adik evil-nya itu.
...
3 weeks later
Kyuhyun segera beranjak dari tempat duduknya saat pemberitahuan untuk semua penumpang penerbangan menuju negeri Sakura itu bergema diseluruh bandara.
"Berhati-hatilah disana, hyung belum bisa menemanimu kesana karena tak mungkin meninggalkan pasien-pasien hyung."
"Tak apa, hyung, jangan khawatir. Ini bukan pertama kalinya aku ke Jepang kan?"
"Baiklah, berhati-hatilah disana. Jangan terlalu lelah, hyung tidak ingin mendengar kau jatuh sakit karena terlalu lelah berlatih," Kyuhyun memutar matanya malas mendengar petuah hyung angkatnya itu.
"Nde hyung-ie, aku tahu," Jung soo mengucak rambut anak itu gemas.
"Hentikan hyung, hyung merusak tatanan rambutku," Jung soo terkekeh.
"Kyu?!" Kyuhyun berhenti menatap hyung-nya.
"Kau tidak ingin menunggu Kibum?"
"Aniyo...," jawaban itu membuat Jung soo mengerutkan kening.
"Kalian bertengkar?" tanyanya heran. Tapi, Kyuhyun menggeleng cepat.
"Jadi?"
"Aku hanya sedang mengjahilinya, hyung," Kyuhyun meringis lebar. Jung soo hanya bisa menggeleng pasrah. Ia tidak habis pikir, kejahilan Kyuhyun tidak pernah berkurang bahkan justru semakin menjadi.
"Aku yakin sebentar lagi dia kan datang bersama Heechul hyung dan mengomel. Juga, Bumbum pasti akan menangis nanti karena aku akan pergi meniggalkannya, rasakan!"
"Kim Kyuhyun?!" seruan itu membuat Kyuhyun menolehkan kepalanya. Tampak Kibum berlari tergesa ke arahnya.
Kyuhyun menoleh ke arah Jung soo dan memainkan alisnya karena analisisnya benar.
"Jadi begini akhirnya? Pergi tidak bilang-bilang padaku! Dan kau tidak mengajakku, Hyun!" pekik Kibum saat sudah berada di depan saudara kembarnya itu.
Kyuhyun tersenyum jahil. Tangannya terangkat dan menepuk-nepuk kepala Kibum. Menciptakan delikan tajam dari Kibum. Kyuhyun terkekeh pelan, ia merogoh sesuatu dari sakunya dan menyodorkannya pada Kibum.
"Apa ini?" saat Kibum menerima selembar kertas dari Kyuhyun.
"Kau bodoh ya?"
"Ya!"
"Kau kau bisa baca, kenapa masih tanya?" Kibum shock mendapat jawaban itu dari Kyuhyun. Aishh... Adiknya tidak ada manis-manisnya.
"Aku bisa membacanya, evil. Kenapa kau memberikannya padaku?"
"Sebenarnya aku ingin memberimu kejutan, tapi karena kau sudah disini aku lebih baik memberikannya sekarang," Kibum membaca sebuah kertas panjang yang ada ditangannya.
"Ini...sebuah tiket konser,"
"Benar, dan aku akan tampil disana," ucapnya bangga. "Bermain piano tunggal seperti eomma dulu," Kibum masih tidak bereaksi apapun, sehingga membuat Kyuhyun kesal.
"Ya! Kau tidak senang ya? Menyebalkan," Heechul yang sejak tadi menyaksikan keduanya bersama Jung soo berdecak kesal saat melihat Kyuhyun merajuk dengan bibir mengerucut dan pipi menggembung. Jujur saja ia tidak tahan jika melihat adik sepupunya itu bersikap seperti itu. Itu membuatnya merasa— gemas. Membuatnya ingin mencubit dan menariknya sampai melar.
"Emmph... Aku senang sich," ucap Kibum akhirnya. Tapi tanggapan datar Kibum itu justru membuat Kyuhyun melongo.
"Kim Kibuuuuuum kau menyebalkan!"
"Yaaakkk... ini ditempat umum. Kau tidak malu ya!" berang Heechul sambil menjitak kecil kepala Kyuhyun.
"Ups... Maaf Heechul hyung," sementara itu Kibum tersenyum kecil dan mengukir evil smirknya. Melihatnya membuat Kyuhyun melingkarkan tangannya di sekeliling leher Kibum.
"Kau mengerjaiku, Bum,"
"Kau yang mulai duluan, Hyun," Kibum berusaha melepaskan tangan Kyuhyun dari sekeliling lehernya. Ia menjitak kecil kepala Kyuhyun setelah berhasil lepas dari kungkungan adiknya.
"Kau membuatku malu, pabo!"
"Biarin, weeekk," Kyuhyun mengeluarkan lidahnya ke arah Kibum. Kibum menarik napas panjang dan menghembuskannya kasar. Ia memang harus ekstra sabar menghadapi adiknya itu.
"Bumbum,"
"Panggil aku hyung Kyuhyun-ie,"
"Tidak mau," ucapnya cepat. Jarinya menunjuk tiket yang sedikit kusut di tangan Kibum "Itu, aku kan pernah bilang padamu bukan bahwa aku memiliki impian yang ingin kugapai saat ini. Sekarang kau sudah tahu, kau akan datang kan, Bum?" tanyanya. Matanya mengerjap beberapa kali penuh harap. Kibum memalingkan wajah menghadapi ekspresi anak anjing milik Kyuhyun.
"Ayolah Bumie, Heechul hyung dan Jung soo hyung mereka bilang bisa datang. Kau juga harus bisa! Harus! Bahkan aku mengundang Donghae dan Eunhyuk,"
"Mwo? Jadi, hanya aku yang baru tahu tentang ini?" Kyuhyun mengangguk polos.
"Aishh... Kim Kyuhyun! Kenapa kau suka sekali main rahasia-rahasian eoh? Aku akan memukulmu jika kau melakukannya lagi Hyun," teriaknya sebal. "Kau selalu saja membuatku orang terakhir yang tahu, Hyun." gerutunya sebal.
"M-maaf," Kyuhyun menundukkan kepalanya merasa bersalah. Kibum mengucak rambut Kyuhyun pelan.
"Jangan minta maaf lagi, aku tidak marah dan juga aku akan datang," Kyuhyun mengangkat kepalanya, tampak raut wajahnya berbinar senang.
"Itu bagus, karena jika kau tak datang kau akan tahu akibatnya, hyung," ancamnya. Membuat Kibum memberinya death glare. Adiknya hanya jika ada maunya memanggilnya hyung. Dasar! Beberapa detik kemudian, panggilan keberangkatan pesawat menuju Jepang terdengar.
"Aku harus segera pergi, Bum. Dan aku menunggumu,"
"Hyun?!"
"Ya?" Kyuhyun menunggu apa yang akan dikatakan Kibum.
"Hati-hati," Kyuhyun tersenyum lebar dan mengangguk.
"Pasti,"
Brukk
Pelukan Kibum yang tiba-tiba membuat Kyuhyun terkesiap, sedetik kemudian dia membalas pelukan itu. Jung soo dan Heechul yang melihat pemandangan di depan mereka tersenyum haru, rasanya sudah sangat lama sekali tidak melihat momen manis yang ditunjukkan si kembar. Karena biasanya mereka hanya bertengkar dan saling menggoda.
"Aku menyayangimu, Bum,"
"Hemm," jawaban itu membuat Kyuhyun merengut karena Kibum tidak membalas dengan perkataan yang sama tapi dia tidak mengatakan apapun. Kyuhyun menghampiri Jung soo dan Heechul, memeluk mereka bergantian.
Kyuhyun menarik kopernya dan mengeratkan ransel yang dibawanya. Saat sudah beberapa langkah, Kibum memanggilnya.
"Hei Kim Kyuhyun!" Kyuhyun menoleh.
Nado saranghae
Perkataan yang hanya disampaikan tanpa suara itu membuat Kyuhyun mengukir evil smirk-nya. Anak itu melambaikan tangannya semangat dan berbalik. Senyuman lebar tercetak jelas di wajah keduanya.
...
FIN
Zzziiinnnng~ Krik krik krik
Aku harap endingnya nggak aneh ya... XD
Aigoo... Akhirnya kita bertemu di chapter terakhir DRM chingudeul. Maaf telat banget updatenya, lagian belum setengah tahun kan. #plak :v
Oya, Yg dimaksud terinspirasi dari adegan naruto n sasuke itu pertarungan mrk itu lho hehe. Tapi nggak bakal dibikin tangannya putus lha... kok ngeri amat... haha :D
Untuk Hwangjo dy memang hanya selingan... kkkk
Semoga kalian puas sama endingnya. ^^ Zi mau minta maaf atas kekurangan yang ada di ff ini. Kalau mau kalian bisa memberi kesan dan saran kalian saat membaca ff ini. Yach, walaupn ini chapter terakhir jangan sungkan buat ngasih beberapa komentar ya. ^^
Terima kasih banyak buat readers setia yang selalu nungguin ff ini update, yang ngasih review, jadi followers, juga ngefavoritin nich ff, serta readers yang suka nagih ff ini supaya cepet update. Hehehe #bow
Special thanks to:
kyuli 99/ delishaELF/ yulianasuka/ Awaelfkyu13/ Desviana407/ ckhevl9806/ hyunchiki/ Sparkyubum/ mifta cinya/ diahretno/ hyunnie02/ sofyanayunita1/ mmzzaa/ Rezy.K/ kimchan83/ meimeimayra/ lianpangestu/ hulanchan/ liestie .ajhah/ Atik1125/ cuttiekyu/ Rahma94/ phn19/ chairun/ dewidossantosleite/ Namesofia risma/ yolyol/ gyu1315/ Cho Sun Eun/ Shin Ririn1013/ nanakyu/ Cho Kyunhae/ alifia/ oktaveva/ Nisa/ Choding/ angel spakyu/ Atika/ kyuchoco/ Lily/ chocosnow/ kadek/ Emon204/ Guest/ ilmah/ Cho Kyunhae/ adlia/ dewisanti07900/ rpsckhalways/ Filo Hip/ lili/ Kiyuh/ wahda. nia. 161/ Kuroi Ilna/ Kim417/ Guest/ lili/ lydiasimatupang2301/ Guest/ A.K. Deer/ Guest
Apa ada yang ketinggalan?
Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon maaf lahir dan batin
Sankyu ^.^