I Choose To Be Yours
-YAOI-
Chapter 1
Happy reading^^~
Yeongwonhi University. Sebuah universitas ternama dengan reputasi luar biasa diseluruh penjuru Korea Selatan. Tidak berlebihan jika kebanyakan penduduk sekitar mengagung-agungkan tempat menimba ilmu ini karena pada kenyataannya daerah Gangnam kini menjadi daerah yang sangat terkenal bahkan hingga ke negara-negara lain diluar Korea karena eksistensi Yeongwonhi University yang memang terletak disana.
Kualitas tinggi yang dicapai universitas tersebut nampaknya tercermin lewat lulusan-lulusan mahasiswa yang kini dapat dikatakan menjadi generasi sukses. Cukup disayangkan karena tidak ada sesuatu yang sempurna didunia ini. Diantara kelebihan yang dimiliki Yeongwonhi University seperti fasilitas canggih, pengajar berkualitas, kegiatan kampus yang sangat bermutu, dan sebagainya, universitas terbaik ini tetap memiliki kekurangan yang kerap dijadikan desas-desus masyarakat sekitar maupun masyarakat dari daerah lain yang menerima informasi-informasi dari beberapa sumber terpecaya maupun dari beberapa lulusan yang sudah tak melanjutkan lagi pendidikan mereka disana.
Hubungan sesama jenis. Sudah menjadi rahasia umum, namun hingga saat ini belum ada satu pun pihak yang berani mengusung permasalahan ini ke jenjang yang lebih tinggi. Hanya sebatas isu-isu yang menyebar secepat perkembangan bakteri. Bukan tak pernah salah seorang masyarakat menyampaikan keresahan mereka mengenai hal ini kepada pihak universitas, namun sekali lagi, mereka tidak mendapatkan respon seperti yang mereka harapkan karena pada akhirnya laporan tersebut hanya tinggal laporan dan tidak ada yang dapat bertindak lebih jauh lagi. Mengapa? Oh ayolah~ di jaman modern seperti sekarang, hampir semua hal dapat dikendalikan dengan uang. Dan satu hal yang menjadikan universitas terbaik ini menjadi begitu disegani adalah hampir seluruh mahasiswa yang menimba ilmu disana merupakan keturunan konglomerat. Tidak heran jika masalah isu-isu yang selama ini beredar dapat dibungkam dengan sangat baik.
Perlu dicatat baik-baik. Tidak semua mahasiswa disana memiliki ketertarikan dengan sesama jenis. Bahkan bisa dikatakan, hubungan sesama jenis tersebut hanya dimiliki oleh segelintir mahasiswa saja. Namun, tetap saja itu menjadi keresahan masyarakat. Mereka takut jika segelintir orang tersebut dapat mempengaruhi mayoritas mahasiswa yang lainnya. Hah~ sepertinya masyarakat terlalu banyak ikut campur. Buktinya para mahasiswa 'straight' tersebut justru tak terlalu memusingkan hal-hal semacam ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mereka dapat belajar sebaik mungkin agar menjadi lulusan terbaik dan mencapai cita-cita mereka.
.
.
.
.
"Hey magnae! Tumben sekali kau tidak ditempeli kekasihmu"
Setelah melirik sekilas pada seorang namja yang baru saja mengajaknya bicara, Kyuhyun menarik salah satu kursi kantin, menghela nafas sekilas sebelum memanggil seorang pelayan yang kebetulan lewat tak jauh dari tempat mereka duduk. Seusai memesan menu makan siangnya, Kyuhyun menyenderkan tubuhnya dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada.
"dia baru saja kuantar pulang. tubuhnya hanya hangat sedikit dan dia sudah merengek sepanjang hari. Cih, yeoja benar-benar merepotkan" keluhnya dengan perasaan jengkel yang masih tersisa. Bagaimana tidak? Seorang Cho Kyuhyun mau tidak mau harus meninggalkan mata kuliah kesukaannya, Musik, demi mengantar seorang yeoja yang hanya demam sedikit. Baginya itu sangatlah merepotkan.
Tawa Yesung sepertinya tak membantu sama sekali. Kyuhyun malah bertambah jengkel melihat sepupunya yang menertawai dirinya disaat seperti ini.
"ini semua karena kau, hyung" lanjut Kyuhyun menggerutu. Yesung yang merasa disalahkan segera menghentikan tawanya, menatap Kyuhyun sebal karena seorang Kim Yesung paling tidak suka disalahkan.
"dia kan kekasihmu, mengapa aku yang disalahkan" sungutnya mencoba membela diri.
Kyuhyun memutar bola matanya malas.
"oh ya? lalu siapa yang dengan hebohnya menyuruhku untuk mengencani seorang gadis?" setelah menangkap maksud Kyuhyun, pria bermarga Kim tersebut kembali tertawa. "tidak ada salahnya mencoba, Kyuhyun. Lagipula kau tidak bosan terus-terusan berkencan dengan namja?" Yesung menyeruput jus alpukatnya yang sudah ia pesan sejak tadi.
"itu lebih baik, kurasa.." jawab Kyuhyun seraya mengangkat bahu. Terlihat tak terlalu peduli dan tidak mau pusing-pusing untuk menjawab pertanyaan Yesung yang sudah jelas-jelas diketahui oleh Yesung jawabannya.
"ahhh~ kau sudah ketergantungan dengan pria rupanya" seru Yesung. Dengan sengaja ia membuat pose sok ketakutan seolah-olah Kyuhyun akan mengencaninya setelah ini jika kehabisan stok pria.
Kyuhyun meliriknya sinis, "Ya! kau kira aku tidak punya kriteria, hyung?" serunya kesal. "lebih baik aku menjadi perjaka tua dari pada mengencani namja aneh sepertimu" awalnya Yesung tertawa sebelum mendengar kalimat terakhir Kyuhyun yang sukses memancingnya untuk memajukan tubuhnya sedikit demi menjitak kepala Kyuhyun.
"sialan kau, magnae. Aku juga tidak akan mau denganmu" setelahnya ia kembali duduk lalu fokus pada makanannya dan Kyuhyun yang baru saja diantar oleh pelayan.
"ah ya! kau sudah hampir satu setengah bulan dengan Victoria" ucap Yesung disela-sela kunyahannya. Kyuhyun menatapnya sebentar dan mengangguk, lalu kembali menyantap steak yang ia pesan.
"setelah ini siapa lagi?" Yesung bertanya sekaligus memancing respon Kyuhyun. Ia ingin tahu apakah sepupunya ini akan melanjutkan kencan anehnya-menurut Yesung- yang bisa saja sewaktu-waktu menjadi boomerang bagi Kyuhyun sendiri. Seperti saat ini misalnya.
Kyuhyun mendongak sekali lagi, menghentikan suapannya dan berfikir sejenak. "aku belum memikirkannya. Akhir-akhir ini tidak ada yang menarik lagi"
"kau hanya belum melihat beberapa dari fakultas lain" Yesung masih tetap melanjutkan kegiatan makannya, berbeda dengan Kyuhyun yang kini semakin berfikir sebelum akhirnya menyeringai. "tanpa kucari pun, mereka yang akan datang dan memohon-mohon agar kujadikan kekasih. Lihat saja nanti" serunya dengan kenarsisan tingkat tinggi. Yesung mendelik, dalam hati ia membenarkan ucapan Kyuhyun. Namja yang lebih muda darinya itu memang menjadi salah satu cassanova di Yeongwonhi University, hanya saja magnae yang satu itu tak perlu mengatakannya keras-keras dihadapan Yesung kan? membuat jengkel saja.
"cih, sombong sekali" cibir Yesung tanpa mengecilkan volume suaranya, sengaja agar didengar oleh Kyuhyun. Sedangkan namja tampan dihadapannya hanya tertawa, tak berniat membalas ucapan hyung nya dan lanjut menyantap makan siangnya dengan lahap namun tetap terlihat elegan dan berkelas. Ya, begitulah Cho Kyuhyun.
.
"kau makan lama sekali, hyung" desak Kyuhyun tak sabaran, pasalnya ia sudah menghabiskan steaknya sejak tadi dan Yesung... namja itu masih saja menikmati nasi goreng seafoodnya dengan lamat-lamat. Sebenarnya Kyuhyun tak terlalu peduli hanya saja Yesung memintanya untuk kembali ke kelas bersama-sama. Mau tidak mau Kyuhyun jadi harus menunggu.
"sabar sedikit, magnae. Kau duduklah dulu, kita berbincang sedikit lagi" Kyuhyun menghela nafas. Hyung nya yang satu ini memang sangat lamban melakukan segala sesuatu. Sempat terlintas dipikiran Kyuhyun, terdengar konyol memang, tapi tak menutup kemungkinan Yesung menjadi begini lamban karena ketularan kura-kura kesayangan Yesung yang menemani hari-hari namja itu. Dengan malas Kyuhyun kembali duduk dikursinya.
"memangnya ada apa lagi? Kau kan bisa ke kelas sendirian hyung"
"bukan masalah itu, Kyuhyun. Aku hanya beralasan saja agar kau tetap disini. Aku ingin bicara sebentar" Yesung merubah mimik wajahnya menjadi serius.
'apa lagi yang dipikirkan hyung aneh yang satu ini' batin Kyuhyun tak sopan.
"kalau begitu bicaralah"
Yesung meletakkan sendoknya, sedikit berdehem sebelum memulainya.
"gosip tentang kisah asmaramu sudah sampai ditelinga Heechul hyung" Kyuhyun hampir saja membelalakan matanya karena terkejut, namun ia masih dapat mengontrol ekspresinya. Sangat tidak elit kalau ia terkejut seperti tadi ditengah-tengah kantin fakultas saat beberapa orang fans nya memperhatikan dirinya dari jauh.
"lalu?" balasnya singkat, berusaha menutupi rasa gugupnya.
"apanya yang lalu?" Yesung bertanya balik. Merasa heran dengan keberanian Kyuhyun kali ini. "kau tahu sendiri hyung mu sangat buas"
Kyuhyun menatap Yesung gusar. Ia bukannya berani menentang Heechul, justru ia ingin meminta Yesung mencarikan solusi untuknya.
"aku tahu. Lalu apa yang harus kulakukan?"
Yesung mengusap dagunya, berfikir. "satu-satunya cara, kau harus berhenti. Carilah kekasih yang benar-benar kekasih, Kyuhyun"
Ya, Kyuhyun memang memiliki kekasih selama ini. Bahkan sangat banyak. Hanya saja mereka semua hanya menjadi 'mainan' bagi Kyuhyun. Saat dirinya mulai merasa bosan, maka ia akan memutuskan mereka saat itu juga. Herannya, para namja dan yeoja pemuja Kyuhyun seolah tak peduli dengan peraturan yang Kyuhyun buat. Namja tampan tersebut selalu menekankan pada calon kekasihnya bahwa hubungan mereka paling lama hanya berjalan sampai dua bulan, dan tentu saja jika Kyuhyun sudah merasa bosan ia bebas memutuskan hungannya dengan orang tersebut sebelum jangka waktu dua bulan tersebut selesai. Dan hingga saat ini, tidak pernah ada yang berani protes . para mantan kekasih Kyuhyun seolah patuh dan pasrah jika Kyuhyun memutuskan hubungan mereka sesuka hatinya. Dan satu hal lagi, Kyuhyun meminta mereka semua untuk menutup mulut mereka rapat-rapat, terlebih kepada Heechul.
Kyuhyun sangat tahu sang hyung selama ini memperhatikannya diam-diam. Itu semua berkat suruhan kedua orangtua mereka yang membuat peraturan menyebalkan –bagi Kyuhyun-. Kyuhyun diijinkan untuk menjalin hubungan dengan siapa pun, tanpa memandang jenis kelamin hanya saja orangtuanya memberikan satu syarat. Kyuhyun tidak boleh mempermainkan perasaan orang tersebut. Bagaimana pun, orangtua Kyuhyun tidak ingin anak mereka menjadi playboy yang hanya bisa mempermainkan perasaan orang lain dan memutuskan hubungannya dengan orang tersebut sesuka hatinya.
Semuanya berjalan cukup baik. Sampai siang ini, ketika Yesung memberitahu kabar yang sangat tidak ingin didengar oleh Kyuhyun.
"aku... aku tidak bisa. kau tahu sendiri kalau aku mudah sekali bosan, hyung" Kyuhyun memijat kepalanya. Tiba-tiba merasa pusing.
"kalau begitu bersiaplah untuk dijodohkan" seru Yesung enteng. Berbanding terbalik dengan Kyuhyun yang sukses menatapnya tajam. Hanya beberapa detik merasa kesal sebelum membenarkan pernyataan Yesung dalam hatinya. Kyuhyun masih mengingat dengan jelas perkataan orangtuanya.
'sekali kau berani melanggar syarat ini, eomma dan appa akan segera menjodohkanmu dengan rekan bisnis appa'
Kyuhyun menghela nafas sekali lagi. Sepertinya ia harus benar-benar berhenti. Tapi... bagaimana?
.
.
.
.
Sebuah kamar luas bernuansa biru laut, dengan aneka macam perabotan mewah dan berkelas, serta barang-barang elektronik dengan harga selangit yang memenuhi sekitarnya terlihat sangat tenang. Tidak dalam artian yang sesungguhnya karena disana terdengar suara-suara bising yang berasal dari sebuah benda hitam bernama Playstation. Hanya saja, dua orang namja yang sedang menempati kamar tersebut sama sekali tak berinteraksi satu sama lain, seolah dengan sengaja tak berniat untuk sekedar mengobrol dan memecah keheningan diantara mereka dengan beberapa percakapan ringan.
Salah seorang namja yang disinyalir berumur tiga tahun lebih tua dibandingkan namja yang lainnya melempar asal ponsel yang sedari berada dalam genggamannya. Ia sudah lebih dari sepuluh kali mencoba menghubungi sahabatnya dan- hell! Panggilannya tak diangkat sekalipun. Dengan gerakan rusuh ia bangkit dari sofa empuk di pojok ruangan sebelum beranjak mendekati sang pemilik kamar yang masih fokus dengan 'kekasih gelapnya'.
"bisa kau matikan game konyol itu?" tanyanya yang lebih terdengar seperti perintah. Sedangkan namja yang diajak bicara sepertinya tak mengindahkan ucapan tersebut. Diam-diam namja yang lebih muda tersebut menggerutu ketika kekasih gelapnya -playstation- dibilang konyol.
"aku bicara padamu bocah" heechul melipat kedua tangannya, menunjukkan otoritasnya sebagai hyung dikamar itu. Merasa tak ditanggapi, lipatan tangan tersebut terlepas begitu saja ketika Heechul melayangkan kepalan tangannya menempeleng pemuda didepannya.
"ya! Tak perlu memukul kepalaku. Memangnya kau mau tanggung jawab kalau aku mendadak bodoh sepertimu" geram Kyuhyun, perlahan-lahan suaranya mengecil saat melihat tatapan nyalang heechul setelah mendengar ucapannya.
"apa kau bilang bocah?" Heechul mendadak darah tinggi. Demi apa bocah didepannya berani bicara tak sopan padanya.
"a- itu- aish! Aku hanya bercanda hyung. Kenapa serius sekali sih" Kyuhyun yang sudah merasakan aura kemarahan Cho Heechul segera mengatur mimik wajahnya agar terlihat se-innocent mungkin. Dalam hati ia merutukki mulutnya yang sering kelewat berani melawan sang hyung yang terkenal luar biasa horror kalau sedang marah.
Heechul baru saja berniat mencaci maki Kyuhyun dengan kalimat pedasnya namun ia memilih untuk menahan ocehannya saat pikirannya kembali mengingat niat awalnya mengajak bicara sang adik. Perlahan-lahan tatapan tajamnya melunak dan kini menatap Kyuhyun dengan biasa.
"anggap saja ini hari keberuntunganmu, Kyuhyun. Kalau tidak, aku tidak menjamin benda bodoh itu masih utuh dalam beberapa detik kedepan" Kyuhyun bergidik ngeri. Ia melirik playstation kesayangannya yang baru saja ditunjuk-tunjuk Heechul. Damn! Hyung nya yang satu itu memang paling tahu kelemahannya. Kyuhyun menelan ludah gugup sebelum kembali menatap Heechul.
"matikan game konyol itu dan antar aku ke rumah Ryeowook. Sekarang juga!" titah Heechul yang menyadari Kyuhyun sedang menatapnya penuh ketakutan. Dalam hati ia tertawa puas melihat seorang Cho Kyuhyun yang terkenal evil dapat ditaklukan olehnya. Sesaat Heechul mengingat betapa junior dijurusannya begitu menggilai Kyuhyun dan kerap kali memuja-muja adiknya itu. "Kyuhyun itu sangat tampan, cool, evil, dan mempesona~" Heechul memutar bola matanya malas saat mengingat kembali ucapan Seohyun ketika tanpa sengaja dirinya mendengar yeoja itu membicarakan Kyuhyun dengan segerombol yeoja dan beberapa namja manis lainnya yang menyebut diri mereka Sparkyu.
'Cool? Evil? Mempesona? Cih! Bocah tengil ini hanya berani diluar. Baru ku pelototi saja sudah ketakutan begitu' ledek Heechul dalam hati.
Kyuhyun yang mendengar suruhan Heechul merasa sebal karena sepertinya ia sedang dimanfaatkan. Lagipula mengapa harus selalu merepotkan dirinya sih. Tak bisakah Heechul meminta tolong sahabatnya untuk menjemputnya kesini? Atau Kyuhyun akan lebih senang kalau Heechul berjalan kaki saja ke rumah Ryeowook. Kyuhyun menyeringai, membayangkan Heechul merengut setengah mati kalau hal itu benar terjadi.
"heh bocah! Kau dengar tidak sih?" seketika Kyuhyun sadar dari lamunan konyolnya. Menatap Heechul bingung sebelum mendengus, ia akui dirinya akan kalah kalau berdebat dengan Heechul jadi lebih baik ia diam dan menurut saja kalau masih menyayangi nyawanya. Lagi pula, tiba-tiba ia teringat dengan pembicaraannya dengan Yesung siang tadi. Kalau benar-benar Heechul melaporkan kelakuannya di kampus pada orangtua mereka maka habislah Kyuhyun. Ia sangat amat tidak ingin menikah muda, apalagi karena dijodohkan. Membayangkannya saja Kyuhyun tidak rela.
"aku tidak tuli. Lain kali tidak ada salahnya hyung belajar menyetir supaya berhenti merepotkanku" sarannya seraya mengambil kunci mobil dari laci lemari. Setelah menutup lemari tersebut, ia meraih mantelnya mengingat cuaca yang sangat dingin.
"sombong sekali. Hanya itu kelebihanmu yang bisa kuandalkan, lagipula kalau Siwon sudah pulang dari Amerika kau tidak kubutuhkan lagi. Dan catat baik-baik bocah, aku tidak pernah cuma-cuma meminta tolong padamu" Heechul menekan kalimat terakhirnya, membuat Kyuhyun terkekeh. "kalau begitu, kali ini aku ingin Kimbab sebagai imbalannya" seru Kyuhyun semangat.
Heechul terlihat mencibir, alih-alih dirinya tetap mengangguk. "ingat, hanya satu porsi. Keuanganku sedang menipis" setelah merasa siap, Heechul lebih dulu beranjak dari kamar. Disusul oleh Kyuhyun yang berusaha menyamakan langkah mereka. "arrasooooo.." jawab Kyuhyun ogah-ogahan.
.
.
.
.
"hyung.. kau yakin ini rumah Ryeowook?" Kyuhyun menatap sangsi bangunan didepannya. Seingatnya Ryeowook tinggal dirumah petakan kecil yang sangat berbeda dengan rumah yang kini beberapa meter didepan mereka. Bahkan mobil Kyuhyun sudah terparkir indah dihalaman rumah mewah tersebut.
"jalan yang kita lewati tadi juga tidak sama seperti biasanya.." Kyuhyun melanjutkan komentarnya. Sedangkan Heechul sibuk mengetik sesuatu di ponselnya.
"tadinya aku memang berniat ke rumah Ryeowook tapi tidak jadi. Aku baru ingat Ryeowook sedang kabur dari rumah dan menginap dirumah Sungmin" Kyuhyun melebarkan matanya. 'kabur dari rumah? Apa karena masalah yang kemarin diceritakan Heechul hyung? Hah~ perjodohan sedang marak rupanya'
"Pantas saja teleponku tak diangkat sejak tadi, dia pasti meninggalkan ponselnya karena kabur tanpa persiapan apa-apa" oceh Heechul pelan kepada dirinya sendiri.
Merasa tak mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi, Kyuhyun memilih bungkam dan tak bertanya macam-macam. Lagipula itu bukan urusannya, meskipun Kyuhyun akui ia sedikit penasaran.
"hyung mau sampai kapan melamun disini?" seru Kyuhyun kesal. Pasalnya namja itu juga mulai merasa bosan dan seperti orang bodoh sejak tadi hanya diam memperhatikan Heechul yang sedang melamun.
"ah iya. ayo turun" Heechul segera melepas sabuk pengamannya dan beranjak keluar. Kyuhyun hanya menggeleng melihat tingkah ajaib hyung nya dan menyusul ke arah rumah besar nan asing yang baru saja dimasuki oleh Heechul.
.
.
.
.
Kyuhyun menapakkan kakinya masuk. Ia baru saja membuka pintu yang sepertinya merupakan pintu utama dirumah mewah ini tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Dirinya dan Heechul memang sudah biasa seperti itu jika sedang berkunjung ke rumah sahabat-sahabat Heechul dengan alasan mereka sudah bersahabat lama jadi tak perlu canggung lagi.
Namja tampan itu menatap sekeliling. Mengakui bahwa dirinya terkagum melihat desain rumah mewah ini yang begitu unik, bernilai seni tinggi dengan ukiran-ukiran berpahat sempurna, dan terlihat sangat berkelas. Meskipun rumahnya tak kalah indah tapi tetap saja Kyuhyun mengacungkan jempol kepada siapapun yang mendesain rumah ini sedemikian rupa. Hingga tatapannya terhenti saat kakinya menapak sebuah ruangan yang ia tebak sebagai ruang tamu. Sofa megah yang sedang diduduki tiga orang namja itu menjadi pusat perhatian Kyuhyun.
"Kyuhyun, kemari" Kyuhyuh menatap Heechul yang menepuk sisi sofa, menyuruhnya untuk ikut duduk disana. Tanpa berniat melepas mantelnya, Kyuhyun melangkah ringan seolah tak merasa canggung sedikitpun.
"oh. Kau ikut juga, Kyuhyun?" kali ini Ryeowook yang bertanya. Dibalas anggukan singkat Kyuhyun, setelahnya Heechul ikut menyahuti. "setelah perdebatan seperti biasa.."
Ryeowook tertawa kecil. Sepasang adik-kakak dihadapannya ini memang unik. Hampir setiap saat terlihat tak akur tapi Ryeowook yakin dibalik sikap mereka, keduanya saling menyayangi satu sama lain.
"sungmin-ah.." panggil Heechul. Namja cantik yang sejak tadi hanya memperhatikan buku bacaannya sontak menoleh ke arah Heechul. Mendengar nama asing yang baru disebut sang hyung, Kyuhyun ikut-ikutan menoleh. 'oh.. jadi dia yang bernama Sungmin' setelah menatap wajah itu sebentar, Kyuhyun mengalihkan pandangannya 'namja aneh. Untuk apa ia membaca buku saat sedang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya ckck'
Kyuhyun yang sedang tak berniat mengurusi orang asing memilih untuk meraih psp dari saku celananya dan tenggelam dengan dunianya sendiri.
.
.
.
.
"jadi... kau berniat untuk kabur juga, Min?" bisikan pelan Heechul cukup menarik rasa ingin tahu Kyuhyun yang untuk pertama kalinya merasa bosan bermain game. Mungkin karena efek dirinya yang berkali-kali menatap tulisan 'GAME OVER'. Tidak seperti biasanya, Kyuhyun merasa sedikit tidak fokus sehingga ia harus berkali-kali kalah melawan musuh bebuyutannya di games favoritenya tersebut.
"begitulah. aku sedang mencari apartemen disekitar kampus" jawab namja bernama Sungmin itu pelan.
"woahh.. kau serius ingin kabur ternyata" Heechul menyenderkan tubuhnya ke sofa, ikut-ikutan pusing memikirkan nasib kedua sahabatnya. Sedangkan Ryeowook memijit kepalanya, sepertinya ia juga merasa pusing memikirkan masalah pribadinya yang belum selesai dan kini sudah ditambah dengan masalah Sungmin.
"kalau aku sepertinya akan menumpang sementara di apartemen kekasihku" Ryeowook berucap tiba-tiba. Sungmin dan Heechul menatapnya tak percaya. Membayangkan sepasang kekasih tinggal bersama, apalagi jika namja itu Yesung. Ryeowook harus banyak-banyak bersabar. "wae? Kenapa kalian menatapku begitu?"
Kyuhyun mendengus. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan ketiga orang dihadapannya ini. Ia memilih menyandarkan tubuhnya, mencari posisi nyaman tanpa melepaskan pandangannya dari sang kakak dan dua sahabatnya. Setidaknya ia tidak akan bosan setengah mati jika turut mendengar pembicaraan ini.
"kalian tahu sendiri aku tak memiliki kekayaan lebih seperti kalian, jadi aku harus mengolah tabunganku yang seadanya ini dengan sebaik-baiknya. Salah satu caranya dengan menumpang di apartemen Yesung.. bagaimanapun uang sewa termurah di jaman serba modern ini sudah bisa menjadi uang makanku selama sebulan" Heechul dan Sungmin mengangguk paham. Ryeowook memang yang paling bisa berpikir panjang diantara mereka. Perkataan Ryeowook ada benarnya juga, bagaimanapun mereka kabur dari rumah dan harus mampu mengolah keuangan sebaik mungkin jika tidak ingin mati kelaparan ketika kehabisan uang suatu saat nanti.
"kau bagaimana, Min?" Sungmin terdiam sejenak. Ia menimbang-nimbang dalam hati, namun tetap saja ia tak punya pilihan lain. Ia harus tetap menyewa apartemen karena ia sendiri tidak punya kekasih yang mampu menampungnya seperti kekasih Ryeowook. Jangankan berharap seperti itu, ia saja tidak memiliki kekasih saat ini.
Kyuhyun sepertinya mulai menangkap inti pembicaraan ini. Ia ikut-ikutan berpikir sebelum melontarkan pendapatnya. "Sungmin-ssi.." panggilnya. Seperti dugaan Kyuhyun, meski ia hanya memanggil Sungmin tapi dua orang lainnya pasti ikut menoleh kearahnya.
"memangnya kau kenapa kabur dari rumah? Kalau masalah Ryeowook sedikit banyak aku sudah tahu.." oke, sepertinya sifat kepo Kyuhyun mulai keluar. Sungmin terlihat menimbang, mungkin karena ini kali pertamanya ia bertemu Kyuhyun sehingga ia sedikit ragu untuk berbagi cerita pada namja itu.
Merasa ditatap seperti itu, Kyuhyun diam-diam mencibir Sungmin dalam hati. 'apa maksud tatapannya itu? Kalau tidak mau cerita ya sudah. Aku juga tidak akan memaksa' entahlah, Kyuhyun tiba-tiba merasa sangat kesal.
"meskipun ia sangat menyebalkan, tapi aku dapat menjamin bocah ini tidak bermulut ember, Min.." seru Heechul meyakinkan, seperti menyadari keraguan yang terpancar dari mata Sungmin. Kyuhyun mengangguk-angguk membenarkan. Sedikit bersyukur karena Heechul mau membicarakan hal baik tentangnya untuk kali ini meski tetap saja diawali dengan hinaan.
"aku..." Sungmin menjeda penjelasannya, melukiskan senyum pahit sekilas sebelum kembali melanjutkan. "entahlah.. di era serba maju seperti saat ini orangtuaku dengan konyolnya mempertahankan tradisi keluarga. Bahkan mereka menjodohkanku dengan namja, sepertinya mereka benar-benar sudah gila" Kyuhyun membulatkan matanya. 'lagi-lagi perjodohan' batinnya berucap. Dan satu lagi yang cukup mengejutkan Kyuhyun, ia tak menyangka namja bernama Sungmin ini ternyata straight. Tak heran Kyuhyun kaget seperti ini karena pada kenyataannya Heechul dan Ryeowook sama-sama penyuka sesama jenis. Bagaimana mungkin Sungmin yang sepertinya sangat anti dengan gay malah bersahabat baik dengan dua orang yang jelas-jelas memilih jalan hidupnya sebagai seorang gay?
"ya! jadi kau menganggap kami gila, eoh?" Heechul berpura-pura marah. Ia tahu Sungmin bukan penyuka sesama jenis seperti mereka, tapi Sungmin tak pernah sampai hati menghina orientasi seksual mereka yang memang bisa dibilang berbeda dari yang seharusnya. Selama ini Sungmin selalu berusaha memaklumi, hanya saja Heechul tahu Sungmin sangat tidak siap kalau dirinya harus ikut-ikutan memiliki orientasi seksual yang berbeda seperti mereka. Apalagi semua itu karena paksaan dari orangtua Sungmin sendiri. Menurut Heechul, sangat wajar jika Sungmin merasa kesal setengah mati kepada orangtuanya.
Sungmin mengerucutkan bibirnya. Sungguh! Dia tidak bermaksud untuk menghina sahabat-sahabatnya.. hanya saja, ia merasa kecewa sekaligus kesal pada orangtuanya sehingga tanpa sadar berucap demikian. Tanpa sadar pula, Sungmin berhasil membuat kedua namja dihadapannya menelan ludah melihat ekspresi merajuk Sungmin yang begitu menggemaskan. Berbeda dengan Kyuhyun yang menatapnya remeh. 'aku tidak yakin dia benar-benar straight. Bahkan ekspresinya sangat cocok untuk menjadi uke' cibir Kyuhyun dalam hati.
"aish! Bukan begituuu.."
Heechul maupun Ryeowook terkekeh. Sungmin memang paling mudah dibohongi. Bahkan Ryeowook tahu kalau Heechul hanya berpura-pura marah.
"pffttt- Min, cepatlah cari kekasih supaya kau ada alasan untuk menolak perjodohan itu" Ryeowook menahan tawanya dan menyuapkan kripik singkong kedalam mulutnya seraya memberi saran pada Sungmin.
"aku belum berniat untuk menjalin hubungan dengan siapapun"
Heechul menggeleng-geleng takjub. Bayangkan saja! seorang Lee Sungmin yang tampan dan imut disaat bersamaan dan menjadi pujaan yeoja-yeoja disekolah mereka sampai berumur delapan belas tahun seperti sekarang belum juga memiliki niat untuk berpacaran. Luar biasa...
"ya ya ya... teruslah seperti itu, Min.. ketika kau tua nanti tidak akan ada lagi yang jatuh cinta padamu dan kau perjaka seumur hidup. Bwahahahaaa..." komentar pedas Heechul keluar dengan lancarnya membuahkan Sungmin menatapnya sebal. "sialan kau Cho Heechul" sebuah bantal terlempar, dengan sigap Heechul menghindar dan alhasil- Kyuhyun mengusap-usap kepalanya yang menjadi sasaran kekesalan Sungmin. Lagi-lagi namja yang bernama Sungmin ini membuatnya kesal. Aish!
"ya! berhentilah bercanda, hyung. Cepat selesaikan dan pulang. aku sangat lapar" Kyuhyun berucap tiba-tiba sambil mengusap perutnya yang mulai keroncongan. Heechul yang memang berada paling dekat dengannya spontan menempeleng kepala pemuda tersebut. "sabar sedikit bocah!" merasa kesal diperintah oleh adiknya sendiri.
"tapi Kyuhyun ada benarnya, Chul.. bisa-bisa kita menginap disini kalau terus-terusan bercanda" timpal Ryeowook yang lumayan setuju dengan pendapat Kyuhyun. Merasa dibela, Kyuhyun mengusap-usap dagunya penuh percaya diri membuat Heechul hampir muntah melihat tampang adiknya yang menampilkan wajah sok tampan.
Heechul terlihat berpikir keras. Begitu pula Sungmin. Namja manis itu kembali menimbang keputusannya. Ketika kabur nanti ia tidak mungkin meminta uang kepada orangtua nya, apalagi menggunakan uang yang ada di atm pemberian orangtuanya. Ia harus benar-benar menggunakan tabungannya -yang sebenarnya sangat banyak- seefisien mungkin karena sebanyak apapun uang yang ia miliki tetap saja ia belum memiliki pekerjaan dan pengeluaran pasti akan sangat banyak. Sungmin takut suatu saat tabungannya habis dan habislah dia!
"Omo! Omo!" heechul tiba-tiba berteriak. Kyuhyun yang duduk disampingnya mengutuki Heechul berkali-kali dalam hati karena hampir membuatnya kaget setengah mati.
"kalau kau berteriak karena sesuatu yang konyol, silahkan pulang dengan berjalan kaki hyung" omel Kyuhyun meluapkan kekesalannya. Heechul menatapnya sinis, "diam kau bocah! Atau kubatalkan pesanan Kimbab mu" dan lagi-lagi Kyuhyun mengalah demi kelangsungan hidup perutnya yang sudah berbunyi semakin nyaring.
"aish!" Kyuhyun membuang muka. Melihat interaksi luar biasa konyol yang baru pertama kali dilihatnya, Sungmin tanpa sadar terkekeh pelan. Mungkin jika ia bukan anak tunggal di keluarganya, Sungmin tidak akan merasa bosan dan kesepian berada dirumah sebesar ini. Sungmin tersenyum pedih dan secepat mungkin ia merubah kembali ekspresi wajahnya kembali datar seperti biasa.
Heechul kembali menatap Sungmin lamat-lamat. "aku baru ingat.. orangtuaku akan bertugas di Paris selama tiga bulan.." Heechul sengaja menjeda ucapannya, menanti reaksi ketiga orang lainnya. Sayangnya, Ryeowook dan Sungmin sepertinya belum menangkap maksud Heechul.
Sedangkan Kyuhyun menolehkan kepalanya menatap Heechul tak percaya ketika otak jeniusnya mulai mengerti arah pembicaraan yang tersusun rapi didalam kepala anti-mainstream milik Heechul.
"bagaimana kalau kau tinggal dirumahku? Jika aku ke luar kota masih ada Kyuhyun yang menemanimu dirumah, Min. Tenang saja"
Sungmin terdiam, begitu pula Ryeowook.
Kyuhyun ikut terdiam. Setengah tak percaya, tapi yang baru saja berbicara adalah Heechul, hyung kandungnya. Kyuhyun seperti kehilangan akal kalau sudah berurusan dengannya. Namja itu emang unik dan kadang sangat menyebalkan. Bahkan Heechul tak meminta persetujuan Kyuhyun sebelumnya.
Ah, Kyuhyun hampir lupa. Memangnya sejak kapan Heechul menimbang persetujuannya? Kalaupun ia menolak Heechul pasti tetap memaksa.
'Cho Heechul sialan'
.
.
.
.
TBC/delete?
Haii.. ketemu lg di ff baru hehe.. kali ini saya nyoba keluar dari zona aman, dan untuk pertama kalinya menulis ff YAOI *gigit jari*
Jangan pelototin saya yaaaaa, saya tahu masih punya hutang ff tapi berhubung ide buat 'I Have A Love' lagi mentok jadi saya bikin ff baru yang ide nya lagi terbang-terbangan diotak saya. Daripada ga disalurin lewat tulisan dan hilang gitu aja mending idenya dijadiin ff kan? hehe /ditendang/
Sepertinya ff ini tidak akan sepanjang ff-ff sebelumnya, tp saya belum tau ini bakal jadi berapa chapter.. kalo ga ada yang minat juga bakal saya hapus secepetnya hehe.. yaaa, itung-itung ini buat selingan aja biar ga dianggep hiatus lagi..
Kalo mau dilanjut silahkan review yaa.. kasih komentar, kritik, saran segala macem boleh kok, asal pake bahasa yang sopan..
OIYA,, yang tgl 3 kemaren nonton SS6INA angkat tangan cobaaa wkwk.. author nonton di Pink A, pake baju coklat dan paling rempong pokoknya.. yg ngerasa liat author kapan-kapan kalo ketemu lg boleh disapa kok /readers: siapa elo? Ogah gua nyapa/ /pundung/
Okedeh cukup segini aja cuap-cuap ga jelasnya..
Hope you like it^^