I Choose To Be Yours
-YAOI-
Chapter 3
Happy reading^^~
"Harusnya aku tidak lupa kalau Heechul hyung tidak pernah membantuku dengan cuma – cuma!"
Kyuhyun mendumal tak henti seolah tidak akan ada lagi hari esok, nyaris membuat sesosok namja dibelakangnya memilih untuk menghentikan langkahnya dan berputar kembali ke kamar tamu. Setidaknya akan lebih baik jika sosok itu bersama Heehul atau Siwon yang sedang membenahi barang - barang Siwon selama menginap nanti dibandingkan dengan seorang namja yang hingga kini masih setia melangkah rusuh didepannya.
Sungmin memilih diam, sesekali memperhatikan Kyuhyun yang masih sibuk dengan dunianya sendiri. Salah – salah sedikit, bukan tak mungkin dirinya turut disemprot dengan sumpah serapah Kyuhyun.
"Haishhh. Turun dari mana sih sifat buruknya itu!" lanjut Kyuhyun tak sadar diri. Sepertinya putra bungsu keluarga Cho ini perlu disumbangkan cermin untuk berkaca. Oh ayolah~ kalian semua tahu bukan kalau Kyuhyun selalu meminta imbalan setiap kali dirinya membantu Heechul?
Langkah Kyuhyun sengaja dihentakkan, menjadikan lantai sebagai objek kekesalannya. Niatnya untuk mengikuti mata kuliah pukul tiga pun sirna sudah. Bukan karena malas atau apa. Masalahnya, Heechul menawarkan diri untuk menggantikan Kyuhyun membereskan peralatan games-nya jika namja itu memilih untuk tetap berangkat ke kampus.
BIG NO!
Kyuhyun jauh lebih rela jika dirinya harus diomeli habis – habisan oleh dosen Kang karena jumlah absennya sudah melebihi batas. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana Heechul memindahkan seluruh peralatan games-nya dengan 'asal' ke gudang. Kalian tahu artian 'asal' yang sesungguhnya bagi seorang Cho Heechul?
Membanting dan menumpuk sembarangan!
Seperti beberapa bulan yang lalu ketika Ryeowook dipaksa tidur sekamar dengan Kyuhyun. Alhasil, psp edisi terbaru miliknya retak sana – sini karena ditumpuk asal di gudang. Siapa pelakunya? Kurasa kalian semua sudah tahu.
Dibelakang tubuh jangkungnya, Sungmin masih setia mengekori Kyuhyun sambil menenteng tas besar yang berisi barang – barang pribadinya. Sedikit mengerutkan dahinya saat dirasa Kyuhyun berjalan terlampau jauh.
"Kyuhyun?" panggilnya takut – takut.
"APA!"
Sungmin buru – buru menggapai dada kirinya. Detak jantungnya terdengar gaduh saat Kyuhyun menjawab panggilannya kelewat kencang, belum lagi wajah jengkel Kyuhyun yang melengkapi aura mengerikan pemuda itu.
"I – itu. Kurasa kamarmu sudah terlewat" Sungmin menunjuk takut – takut ke arah pintu kamar yang berjarak beberapa meter dibelakang mereka.
Kyuhyun mengernyit sejenak sebelum memejamkan matanya, menahan malu saat menyadari kebodohannya kali ini. Bagus sekali! Ia pasti terlihat sangat memalukan tadi!
Hanya butuh beberapa detik, Kyuhyun telah memutar langkahnya tanpa menghiraukan Sungmin yang masih melongo menatap tubuh tingginya melenggang memasuki kamar yang sebelumnya ditunjuk Sungmin.
"Haaahhhh.."
Kyuhyun berkacak pinggang sembari mengamati sekeliling kamarnya yang sebentar lagi menjadi kamar Sungmin juga.
Eh? Bagaimana bisa?
.
*flashback – di ruang tamu*
"Tenang saja. Aku tidak akan beritahu appa dan eomma"
Kyuhyun memajukan tubuhnya. Onyx nya terbuka lebar mencari secercah harapan dari kalimat terakhir Heechul. Benarkah Heechul hyung sebaik itu padanya?
"Tapi – " Heechul menyeringai.
Ketiga orang lainnya hanya fokus menanti apa yang akan diucapkan namja cantik itu.
"– dengan satu syarat... Ah! Bukan. Maksudku satu syarat utama dan beberapa syarat me-nye-nang-kan lainnya~" Heechul semakin melesakkan kepalanya dalam rengkuhan Siwon, mencari posisi senyaman mungkin. Bibirnya menyunggingkan seringai tipis setelah menekankan kata 'menyenangkan' dalam kalimatnya, memancing Kyuhyun untuk mengerti maksud terselubung dibalik tawarannya barusan.
Batin Kyuhyun beradu saat melihat wajah Heechul yang berubah menjadi begitu menyebalkan. Lihatlah! Namja itu telah mencetak seringaian mematikan yang sudah menjadi alarm tersendiri bagi Kyuhyun. Kurang lebih Kyuhyun sudah dapat menebak kalau Heechul memiliki niatan untuk mengerjainya.
"Cepat katakan hyung! To the point saja" seru Kyuhyun tak sabar. Mendengus samar saat menangkap gestur tubuh Heechul yang terlihat sengaja menunda – nunda untuk melanjutkan kalimatnya.
"Kau sudah tak sabar rupanya" kekehan Heechul terdengar begitu menyebalkan ditelinga Kyuhyun.
"Baiklah~ Wonnie chagi, dimana kopermu?"
"Disana.."
Siwon segera menunjuk koper besar berwarna hitam disamping pintu masuk. Kyuhyun dan Sungmin sontak menoleh bersamaan kearah yang ditunjuk Siwon.
"Nah. Kau sudah lihat bukan? Siwon juga akan tinggal disini sampai eomma dan appa pulang. Berhubung aku dan Siwon tidak mungkin tidur satu kamar karena... hmm, kau pasti tahu maksudku" Heechul berkedip genit, hampir – hampir membuat Siwon menerjangnya saat itu juga, sedangkan Kyuhyun segera menutup mulutnya menahan mual mendapati wajah sok sexy Heechul .
" Selain itu, hanya ada satu kamar tamu di rumah ini..." lanjut Heechul setelah Siwon mencuri satu kecupan darinya.
Hening.
Kyuhyun sangat mengerti maksud Heechul. Ia hanya kehabisan kata – kata karena sepertinya Heechul selalu memiliki seribu cara untuk menjajahnya. Bibirnya terbuka sedikit, ingin melontarkan protes.
"Jadi... Kurasa tidak masalah kalau kau berbagi kamar dengan Sungmin. Bagaimana?" ucap Heechul mengakhiri kalimatnya.
"M- Mwoya?! Aku bahkan baru mengenalnya hyung. Lagipula bukankah Siwon hyung hanya sendirian di kamar tamu? Sungmin bisa berbagi kamar dengan Siwon hyung" protes Kyuhyun panjang lebar.
Heechul memajukan sebelah tangannya, sengaja menggoyangkan jari telunjuknya lamat – lamat. Mata setajam elangnya menatap Kyuhyun dengan penuh keyakinan.
"Tidak bisa" tolak Heechul tegas.
"Wae?!" Kyuhyun nyaris memekik frustasi. Sebenarnya apa lagi sih yang direncanakan Heechul?!
"Kubilang tidak bisa ya tidak bisa"
Kyuhyun mendengus. Menyandarkan tubuhnya yang tiba – tiba terasa lelah. Berdebat dengan Heechul benar – benar menguras tenaga.
Sungmin baru saja berniat untuk menengahi saat tubuh Kyuhyun lebih dulu kembali condong kedepan dengan mata yang berbinar.
"Kalau begitu, Siwon hyung tidur bersamaku saja" usul Kyuhyun percaya diri.
Heechul bersiap untuk kembali menolak, namun Siwon mendahului ucapannya.
"Maaf, Kyu. Kurasa sudah cukup tiga bulan yang lalu kau menjadikanku bantal guling sepanjang malam hingga pagi. Dan terimakasih, aku tidak akan pernah mau lagi" Siwon berusaha keras mengatur kata – katanya agar calon adik iparnya tidak merasa sakit hati dengan penolakan halusnya.
"Ha! Kau dengar sendiri bukan? Jadi, tidak ada penolakan lagi" Heechul tertawa kecil, terlebih saat melihat wajah murung Kyuhyun.
"Kenapa? Kau tidak mau? Ya sudah, aku akan menelepon eomma dan appa sekarang ju – "
"YA YA YA! Baiklah, aku setuju!" cegah Kyuhyun cepat, membuahkan seringaian lebih lebar tercetak di bibir merah Heechul.
"Lalu syarat lainnya?" tanya Kyuhyun pasrah. Sinar matanya meredup. Tubuh tingginya kembali bersender di punggung sofa.
"Kuberitahu nanti..." kekehan Heechul terdengar memenuhi ruang tamu, diikuti dengan wajah Kyuhyun yang terlihat kian memelas.
*flashback off*
.
Kyuhyun berbaring santai di ranjang King size yang kini dijadikan kerajaannya. Bagaimana tidak? Hampir seluruh bagian ranjang dipenuhi dengan berbagai macam peralatan games Kyuhyun yang mulanya tersusun rapi di meja nakas.
Kini meja nakas di kamar Kyuhyun beralih fungsi menjadi tempat tersusunnya barang – barang pribadi Sungmin dan beberapa pasang pakaian namja manis tersebut.
Kyuhyun bergelung dalam selimut, tangannya menggapai – gapai sedikit kesulitan saat meraih stik playstation yang tergeletak sembarangan di sisi ranjang. Tampak tak menghiraukan sedikitpun sosok manis yang masih sibuk mondar – mandir membenahi setiap sisi kamar barunya untuk beberapa bulan kedepan.
Kyuhyun menoleh saat bayangan Sungmin sedikit menarik perhatiannya. Namja itu terlihat membopong sebuah bantal persegi dan melangkah semakin dekat ke tempat Kyuhyun berbaring.
"Kau mau apa?" tanya Kyuhyun, alisnya terangkat sedangkan posisinya tak berubah sedikitpun meski konsentrasinya pada layar playsatation telah dialihkan sepenuhnya pada sosok mungil disamping ranjangnya.
Sungmin menghentikan langkahnya. Niatnya untuk ikut berbaring disamping Kyuhyun sepertinya harus tertunda.
"Tidur" jawabnya singkat. Bantal perseginya ia tepuk beberapa kali demi memperjelas kalimatnya.
Kyuhyun kian menautkan kedua alis tebalnya. "Tidur? Maksudmu... Disini? Diranjangku?" tanyanya setengah tak percaya. Ia pikir setelah sikap penolakannya yang terang – terangan Sungmin akan merasa segan dan memilih untuk tidur di sofa besar. Tapi – Lihatlah tatapan polos itu! Kyuhyun menggerutu pelan.
"Memangnya ada apa? Kita sama – sama namja, lalu apa masalahnya?" Sungmin beberapa kali mengerjapkan matanya. Kebingungan melandanya kala mendapati Kyuhyun yang meremas surai cokelatnya.
Sedangkan Kyuhyun, namja tampan itu mengerat rambutnya. Mencebik kesal karena hanya dia yang sebenarnya terganggu jika harus seranjang dengan namja mungil bernama Sungmin tersebut. Sungmin itu straight, kalian ingat? Wajar saja kalau namja berwajah imut itu tak keberatan jika harus seranjang dengan Kyuhyun.
Seratus delapan puluh derajat berbeda dengan Kyuhyun! Hey, namja jangkung berparas tampan itu dominan gay. Ya... meskipun saat ini dirinya tengah menjalin hubungan dengan seorang yeoja, tapi tetap saja! Kyuhyun itu gay. Terbukti dengan ketertarikannya yang lebih besar kepada namja.
Lain halnya jika ia harus tidur seranjang dengan Siwon ataupun Ryeowook karena kedua orang itu sudah cukup lama dikenalnya dan menurut Kyuhyun mereka sama sekali tidak menarik. Ooooh, sopan sekali kau Cho!
Melihat tak ada respon dari Kyuhyun, tubuh mungil Sungmin kian mendekat sebelum turut berbaring disisi ranjang yang kosong. Tepat di sebelah Kyuhyun.
Kyuhyun tersadar dari lamunannya setelah tanpa sengaja jemari Sungmin menyentuh kulit lengannya. Jarak mereka terlalu dekat. Refleks Kyuhyun segera menggeser tubuhnya, memberi ruang lebih bagi Sungmin.
Gerutuan pelan terdengar dari sela – sela bibir Kyuhyun, merutuki dirinya yang tidak mampu menolak saat Sungmin memutuskan untuk tidur seranjang dengannya. Bagaimana kalau Kyuhyun tanpa sadar menjadikan Sungmin 'gulingnya' saat tertidur nanti? Haish! Bisa bahaya! Yang jelas Kyuhyun tak mau Heechul menghabisinya esok pagi kalau Sungmin mengadu yang macam – macam.
Lagi pula, siapa suruh namja mungil itu dengan seenak jidatnya menumpang di kamar Kyuhyun dan kini membuat Kyuhyun mau tak mau harus rela berbagi tempat tidur dengannya.
'Kenapa aku seperti terjajah dirumahku sendiri? Haish! Benar – benar !'
"Eh? Benda apa itu?"
Merasa diajak bicara, Kyuhyun sedikit membagi perhatiannya dengan menoleh singkat. Jelas – jelas Sungmin menunjuk dan bertanya nama benda yang baru saja dimainkannya setelah merasa bosan dengan Playstation.
"Ini x-box" jelasnya tak kalah singkat.
Mendapati respon dari namja jangkung disampingnya, Sungmin kembali melancarkan pertanyaan. Yaa, mengobrol sedikit tidak masalah bukan?
"Benda hitam yang kau mainkan sebelumnya?"
"Itu playstation" jawab Kyuhyun lagi – lagi singkat.
Sungmin mengangguk – angguk sok mengerti. Sejak kecil dirinya tidak begitu menyukai video game. Ia lebih senang menyibukkan dirinya dengan menanam berbagai macam bunga dihalaman rumahnya dan merawat aneka binatang peliharaan. Menurutnya kegiatan semacam itu jauh lebih mengasyikkan dibandingkan harus duduk diam menatapi layar sambil menekan – nekan tombol yang entah apa kegunaannya itu. Jadi, wajar saja jika Sungmin tidak mengetahui nama – nama peralatan games yang dimiliki Kyuhyun.
"Kau begitu menyukai video game ya?" tanyanya sekali lagi. Sebenarnya Sungmin cukup mengharapkan jawaban yang lebih panjang dan terdengar bersahabat dari bibir Kyuhyun. Ia tahu namja itu mungkin masih belum menerima keberadaannya tapi setidaknya Sungmin ingin mencoba untuk lebih ramah agar dirinya dan Kyuhyun tak lagi kelewat kaku seperti sebelumnya.
Kyuhyun mulai jengah. Alih – alih dirinya tetap menjawab meski kali ini lebih singkat dan terdengar lebih datar dari jawaban sebelumnya.
"Hm."
"Heum.. Kalau begitu kau – "
"Ya! Kau bilang ingin tidur kan? Jadi tidurlah dan berhenti bertanya" sungut Kyuhyun sebal.
Sungmin mengatupkan bibirnya dan mengangguk secepat mungkin, tak berani membalas obsidian Kyuhyun yang menatapnya tajam. Cepat – cepat lengannya menarik selimut yang sedang digunakan Kyuhyun juga.
"Hey hey! Ini selimutku" kain lembut itu kembali ditarik Kyuhyun.
Sungmin mengerjap tak percaya.
Kyuhyun ini pelit sekali sih!
"Kalau kau kedinginan ambil saja persediaan selimut dilemari. Aku tidak terbiasa berbagi selimut dengan orang lain" Kyuhyun berbohong dengan lancarnya. Bahkan Siwon dan Ryeowook pernah berbagi selimut dengan dirinya, hanya saja – Ah! Kyuhyun juga tidak tahu kenapa dirinya jadi aneh begini. Membayangkan tubuhnya berada dibawah selimut yang sama dengan tubuh Sungmin saja sudah membuat semburat merah terlukis di pipi tirusnya.
Tanpa protes, Sungmin menuruti perkataan Kyuhyun. Meski bibirnya merengut imut, Sungmin tetap mengambil selimut seperti yang diperintahkan Kyuhyun.
Setelahnya ia kembali berbaring disamping Kyuhyun yang sudah kembali sibuk dengan peralatan games nya.
"Selamat malam, Kyuhyun" bisiknya pelan.
Kyuhyun menoleh, mendapati punggung Sungmin karena namja itu sudah berbaring menyamping dan secara tak langsung turut membelakangi Kyuhyun.
"Hm" Kyuhyun hanya membalas dengan dengungan, itupun tak terdengar jelas. Salahkan saja onyx menawan Kyuhyun yang kini tanpa sengaja - atau memang sengaja? - beralih kearah bawah bagian belakang tubuh Sungmin.
'Aish! Cho Kyuhyun kendalikan dirimu bodoh!'
Setelahnya Kyuhyun kembali menyibukkan diri dengan aneka macam games dihadapannya sembari menahan detak jantungnya yang mulai tidak normal karena pikirannya yang mulai melayang kemana –mana dan mengakibatkan munculnya tulisan laknat dilayar x-box miliknya.
GAME OVER
.
.
.
.
"Euuunghh.."
Sesak.
Satu kata itulah yang pertama kali terlintas dipikiran Sungmin saat dirinya menggeliat risih. Kedua lengannya seolah dipenjara, belum lagi kedua kakinya yang berkaitan dengan sepasang kaki lainnya.
Tubuhnya terasa gerah. Sangat gerah. Sungmin bersumpah, apapun yang membuatnya merasa sangat sesak seperti saat ini harus merasakan 'sentuhan' khas martial arts miliknya karena telah menyusahkannya di pagi nan cerah ini.
Kedua foxy nya terbuka, meski belum sepenuhnya karena Sungmin mengerjap beberapa kali, menghalau cahaya terang benderang yang menerobos retinanya tiba – tiba.
"Uuughh.."
Matanya menatap dengan jelas kini. Dengan sempurna menangkap wajah stoic seorang namja yang hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajah Sungmin. Kepanikan Sungmin makin menjadi saat dilihatnya manik menawan Kyuhyun yang mulai terbuka karena gerakan risih tubuh Sungmin.
Sebuah lengkingan nyaris keluar dari bibir Sungmin kalau saja telapak tangan besar milik seorang namja jangkung yang baru saja ikut terbangun kalah cepat membekap bibir Sungmin.
"Kalau kau berniat untuk berteriak hingga memancing Heechul berfikir macam – macam dan membuat nyawaku terancam, lebih baik kau jambak rambutku seperti yeoja yang baru direbut keperawanannya di drama – drama picisan" ucap Kyuhyun secepat mungkin.
Sungmin melebarkan matanya saat kata 'yeoja' meluncur dengan laknatnya dari bibir Kyuhyun. Secara tidak langsung, Kyuhyun menyamakan dirinya dengan yeoja, begitu?!
Ia tidak terima!
Walaupun tak sedikit orang yang mengatakan wajahnya manis tapi belum pernah ada yang terang – terangan menyamakan dirinya dengan yeoja. Sungmin jelas – jelas tersinggung karena dia itu lelaki tulen –menurutnya – .
Sungmin melepaskan tangan Kyuhyun yang sebelumnya menempel erat dibibirnya, membuat namja itu kembali dilanda panik karena otaknya berfikiran kalau Sungmin kembali berniat untuk berteriak. Padahal ia tidak melakukan apapun pada namja mungil bernama Sungmin ini. Yeah~ hanya menjadikan Sungmin guling semalaman, Kyuhyun rasa bukanlah masalah yang patut dibesarkan. Apalagi kalau sampai Heechul berfikiran macam – macam. Oh Tidak! Dia belum mau mati ditangan Heechul secepat ini!
Astaga Cho! Kau sudah berfikir terlalu jauh-_-
"Ya! Kau menyamakanku dengan yeoja – yeoja diluar sana, hah?" sembur Sungmin sambil kesulitan mengatur nafas setelah dibekap Kyuhyun.
Kening Kyuhyun berkerut. Tak lama kemudian bibirnya membentuk seringai.
"Memangnya aku salah? Salahkan saja wajahmu yang kelewat cantik untuk ukuran seorang namja" balas Kyuhyun membela diri.
'BLUSH~'
Sungmin merutuk dalam hati saat dirasa wajahnya memanas hanya karena ucapan tak masuk akal Kyuhyun. Cantik? Oh Tuhan, dia itu namja!
Melihat wajah Kyuhyun yang seolah tak merasa bersalah, Sungmin semakin berniat untuk mengeluarkan jurus martial arts nya saat itu juga.
Secepat kilat Sungmin bangkit dan mendudukkan tubuhnya diatas ranjang, memasang kuda – kuda untuk menyerang Kyuhyun.
"Kau menganggap remeh aku ya?! Asal kau tahu, aku pemegang sabuk hitam sejak SMA!"
Kyuhyun balas menatap Sungmin dengan geli. Ekspresi menahan kesal Sungmin justru terlihat sangat manis.
Tunggu!
MANIS?!
Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi, mengabaikan Sungmin yang kini melongo masih dengan gestur tubuh bersiap untuk memulai pertarungan dengannya.
"Ck! Sudahlah, aku mau mandi"
Kyuhyun segera beranjak, meninggalkan Sungmin yang semakin melongo menatap tubuh Kyuhyun yang menjauh.
Bukankah Kyuhyun mengabaikannya dan membuat dirinya terlihat seperti orang paling bodoh diruangan ini?
'Cho Kyuhyun... Kau sangat – sangat – sangat menyebalkan!'
Sungmin menghela nafas penuh frustasi. Ia benar - benar harus ekstra sabar jika menghadapi seorang Cho Kyuhyun. Setidaknya sampai beberapa bulan ke depan. Ya, hanya beberapa bulan. Setelah itu Sungmin akan terbebas dari seorang namja bernama Cho Kyuhyun. Sungmin sangat menanti saat itu tiba.
.
.
.
.
"Sudah dua minggu.." gumam Sungmin diiringi senyuman tipis.
Disinilah Sungmin saat ini. Membereskan buku – buku mata kuliah tentang desain serta beberapa lembar kertas gambar berisi desain buatannya yang harus ia bawa untuk menunjang mata kuliah yang akan ia pelajari hari ini.
Sungmin patut bersyukur karena sejak dua minggu yang lalu, hari dimana dirinya memutuskan untuk pergi dari rumah dan tinggal di rumah keluarga Cho, ayahnya yang terkenal protective belum menunjukkan tanda – tanda pencarian akan dirinya. Buktinya, belum pernah sekalipun pengawal yang dipekerjakan ayahnya mendatangi rumah orangtua Heechul sampai saat ini. Atau mungkin dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi sama sekali oleh orangtuanya?
Sungmin tersenyum miris.
Meskipun hari – hari yang ia jalani tak selalu mulus karena sosok yang bernama Cho Kyuhyun, namun Sungmin boleh merasa lega telah berhasil menghindar dari perjodohan yang direncanakan orangtuanya sampai sejauh ini.
Bicara soal Cho Kyuhyun... Haaahhh~ Sungmin rasanya mulai kehabisan kata – kata.
Hampir setiap hari ia beradu mulut dengan namja itu. Bahkan hanya karena hal sepele!
Sebenarnya Sungmin tak sepenuhnya menyalahkan Kyuhyun. Ada beberapa saat dirinya justru merasa tidak enak pada namja itu karena terlalu banyak menyusahkan. Tapi tetap saja Kyuhyun menyebalkan! Namja itu selalu membalas perkataannya dengan singkat dan terkesan sengaja memancing emosinya. Salahkan saja Heechul yang memaksa Kyuhyun untuk mengantar jemput dirinya setiap hari, meluangkan waktu untuk menemani dirinya belanja beberapa keperluan. Padahal Sungmin sendiri bisa melakukannya tanpa bantuan Kyuhyun.
Namun Heechul tetaplah Cho Heechul yang paling tidak bisa dibantah. Kyuhyun pun penuh keterpaksaan menuruti kemauan hyung kandungnya tersebut dengan ancaman Heechul akan membeberkan 'kebiasaan buruk' Kyuhyun ke orangtua mereka dan bukan tidak mungkin Kyuhyun akan segera dijodohkan kalau sampai Heechul benar – benar mengatakannya.
"Kau bisa kesurupan kalau terlalu banyak melamun" kata – kata bernada datar tersebut menyadarkan Sungmin dari lamunannya. Ia menoleh dan mendapati Kyuhyun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan selembar handuk yang hanya menutupi bagian bawah tubuhnya.
Sedikit gugup, Sungmin mengalihkan pandangannya.
"Aku tidak melamun" elak Sungmin yang memilih untuk kembali sibuk memberesi buku – buku ke dalam tas.
Kyuhyun mengangkat bahunya, berjalan dengan santai melewati Sungmin yang merutuki tubuh topless Kyuhyun dalam hati.
Langkah Kyuhyun berhenti tiba – tiba setelah matanya menangkap sesuatu. Ia berbalik arah, menghampiri Sungmin.
"K- kau mau apa?" ujar Sungmin menahan gugup. Dari tempat duduknya saat ini, wajahnya sejajar dengan dada bidang Kyuhyun yang terekspos sempurna.
Kyuhyun meraih selembar kertas yang berisi goresan – goresan pensil yang membentuk sebuah sketsa. Tanpa menyadari wajah Sungmin yang kian memerah.
"Desain buatanmu?" tanyanya setelah kembali meletakkan kertas tersebut ke atas meja.
Sungmin mengangguk. Kaku. Beruntung Kyuhyun tidak begitu menyadarinya. Sebisa mungkin Sungmin mengatur wajahnya agar kembali terlihat normal, kemudian membalas pertanyaan Kyuhyun dengan sebuah senyuman lebar.
"Aku mulai merancangnya sebulan yang lalu. Bagaimana, lumayan bagus kan?"
Kyuhyun baru saja bermaksud untuk memuji Sungmin, namun melihat wajah berbinar itu dengan jarak sedekat ini membuat Kyuhyun sedikit kehilangan fokus. Kyuhyun harus mengakui kalau wajah namja dihadapannya ini... sangat manis dan –
"Cantik.." gumam Kyuhyun sangat pelan sambil tersenyum tulus.
Sungmin mengangkat alisnya mendengar samar – samar gumaman Kyuhyun yang tak begitu jelas terdengar.
"Kau bilang apa tadi? Kenapa pelan sekali sih.. Aku tidak dengar"
Kyuhyun terkekeh pelan menatap wajah merengut Sungmin.
"Aku bilang desainmu jelek" seloroh Kyuhyun main – main. Namja itu menjulurkan lidahnya sebelum beranjak ke lemari untuk berpakaian. Kekehan Kyuhyun masih terdengar, merasa puas telah berhasil mengerjai Sungmin.
Sungmin cemberut. Meski menahan kesal namun Sungmin merasakan sesuatu yang berbeda dari Kyuhyun hari ini. Namja itu sudah tak terlalu kaku seperti biasanya. Dan Sungmin berniat untuk memaki dirinya sendiri karena sempat terbuai dengan senyuman berbeda Kyuhyun yang baru pertama kali dilihatnya. Terlihat begitu tulus dan menawan. Membuat Sungmin nyaris jatuh pada pesona seorang Cho Kyuhyun meski Sungmin tahu kalau yang ia rasakan adalah sebuah kesalahan.
"Dia hobi sekali membolak – balik perasaanku seperti ini.." gumam Sungmin pelan yang tentunya tidak terdengar oleh Kyuhyun.
.
.
.
.
"Cepat sedikit, Min!"
Kyuhyun berujar dengan nada memerintah. Sesekali dirinya melirik jarum panjang arlojinya dan Sungmin yang sedang sibuk memakai sepatu bergantian.
"Astagaaaa sketsaku tertinggal!" pekik Sungmin heboh, tanpa sadar simpul yang sedang diikatnya kembali terlepas. Ditatapnya Kyuhyun dengan wajah memohon, membuahkan helaan nafas jengah dari namja tersebut.
"Beritahu aku dimana kau menaruhnya" seru Kyuhyun sambil berlalu ke dalam rumah.
"Meja nakas, laci ketiga!" jawab Sungmin setengah berteriak agar terdengar oleh Kyuhyun yang sudah melenggang masuk.
.
.
.
.
Dengan gerakan terburu, Kyuhyun meraih sketsa yang dimaksud oleh Sungmin. Jemarinya sudah siap untuk kembali menutup laci sebelum manik cokelatnya menangkap sebuah foto lusuh yang lumayan menarik perhatiannya.
Lembaran itu terlihat menguning, menandakan betapa lamanya potret tersebut telah disimpan. Setahun? Dua tahun? Atau mungkin lebih? Rasa penasaran menguasai Kyuhyun hingga kedua bola matanya menatap intens dua sosok yang tertangkap dalam potret tersebut.
Seorang namja bertubuh mungil yang tengah merangkul seorang yeoja tak kalah mungil. Keduanya tersenyum merekah. Kalau Kyuhyun tidak salah menebak, kedua remaja mungil tersebut mengabadikan foto ini di taman bermain.
Alis Kyuhyun terangkat, mencoba membandingkan sesuatu.
"Bukankah ini Sungmin?" tanyanya setengah berbisik.
Kyuhyun mengangguk, merasa mendapatkan jawaban dari pertanyaannya. Ya, pasti namja bersurai pirang itu adalah Sungmin. Wajah manis itu masih sama hanya terlihat sedikit lebih imut dibandingkan saat ini.
Senyum tipis tersemat. Perlahan telujuk Kyuhyun menyusuri gambar Sungmin. Wajah ini... sudah sebulan terakhir menemani hari – harinya. Meskipun hubungan mereka tidak dapat dikatakan baik, namun setidaknya Kyuhyun sudah tidak lagi merasa asing pada namja mungil itu. Lagipula Sungmin bukanlah namja berkepribadian buruk, bahkan terkadang namja itu dengan sukarela membantunya.
Satu pertanyaan lain menyentak lamunan Kyuhyun. Jika namja mungil ini Sungmin, lalu siapa yeoja disampingnya?
Tatapannya berubah memicing. Manik cokelatnya menangkap lengan Sungmin yang merangkul pundak yeoja mungil itu erat dengan tatapan tak suka. Kyuhyun masih terdiam dengan pikirannya yang melayang entah kemana sampai dering ponsel menyentak kesadarannya.
Sungmin meneleponnya. Pasti karena ia terlalu lama. Kyuhyun melirik arloji sekali lagi, lalu mengumpat entah pada siapa karena jarum panjang telah menunjuk angka sebelas. Itu berarti dirinya dan Sungmin hanya memiliki lima menit untuk sampai ke kampus jika masih ingin mengikuti kelas pukul sembilan nanti.
"Kenapa lama seka – "
"Aku akan segera turun. Kau tunggu disana" ujar Kyuhyun cepat. Tangannya dengan sigap meletakkan kembali potret lama tersebut, menutup laci dan segera beranjak dengan langkah terburu, tak lupa menenteng sketsa Sungmin.
.
.
.
.
Kyuhyun menyantap makan siangnya dengan lahap. Perutnya sudah sangat kelaparan. Dan ia harus menyalahkan Sungmin untuk hal ini. Ia terpaksa melewati sarapan paginya karena Sungmin bangun kesiangan hingga dirinya ikut – ikutan bangun kesiangan.
Kalian tidak perlu heran apa hubungan Sungmin kesiangan hingga Kyuhyun harus kesiangan juga. Karena sejak sebulan yang lalu, Sungmin seolah menjadi alarm pribadi Kyuhyun untuk membangunkan namja itu sekaligus membuatkan sarapan untuk mereka.
Kalian bertanya dimana Heechul dan Siwon?
Namja cantik bermulut pedas itu kedapatan libur tiga hari dan tanpa persiapan apapun subuh – subuh tadi Heechul dan Siwon berangkat ke Jeju untuk refreshing.
Disinilah Kyuhyun. Seolah menjadi rutinitasnya akhir – akhir ini untuk menghabiskan waktu istirahatnya di kantin jurusan desain. Entah apa tujuan Kyuhyun sebenarnya yang jelas namja itu selalu menyuruh Sungmin untuk menemaninya untuk sekedar makan siang bersama jika waktu istirahat mereka berbarengan. Meski tak jarang Sungmin turut mengajak Heechul dan Ryeowook, membuat Kyuhyun mencebik kesal karena dapat dipastikan makan siangnya tak akan damai dengan kehadiran duo ricuh tersebut.
Hubungan kedua namja tersebut sudah jauh lebih baik bukan?
Berbeda dengan kali ini karena Sungmin masih memiliki mata kuliah tambahan hingga membuat Kyuhyun menelepon Yesung untuk menemaninya.
"Tumben sekali kau sendirian. Mana namja manis yang sering bersamamu?"
Kyuhyun menghentikan suapannya, membalas tatapan main – main Yesung dengan tajam.
"Siapa yang kau maksud namja manis?"
"Tentu saja Lee Sungmin. Memangnya siapa lagi yang akhir – akhir ini terlihat sering bersamamu? Bahkan sudah setengah bulan setelah kau putus dengan Victoria dan kau masih belum mencari pasangan. Jangan – jangan kau..." Yesung melebarkan matanya ketika sebuah kesimpulan tiba – tiba muncul.
"Berhenti berfikiran macam – macam!" potong Kyuhyun.
Yesung tertawa renyah. "Kau sendiri yang memancingku untuk 'berfikiran macam – macam' seperti yang kau maksud"
Kyuhyun mendengus.
"Awas saja kalau kau menyebar gosip aneh – aneh. Aku akan mengadukanmu pada Ryeowook hyung" ancam Kyuhyun. Sebenarnya ia tidak terlalu masalah dengan gosip murahan yang menyebar secepat bakteri dikampus. Tapi akan berbeda cerita kalau sampai gosip tersebut sampai ditelinga Heechul, maka habislah dirinya diledeki mati – matian oleh hyung sintingnya yang satu itu.
"Ya! Bahkan kau memanggil nama kekasihku dengan sebutan hyung. Kau harus memanggilku hyung juga kalau begitu!" protes Yesung yang tiba – tiba melenceng dari pembicaraan sebelumnya. Sudah biasa, jadi Kyuhyun tidak perlu heran dengan sifat aneh sahabatnya yang satu ini.
"Terserah kau saja, Kim aneh" sahut Kyuhyun ogah – ogahan. Kembali sibuk menghabiskan makan siangnya.
"Sial kau, Cho!"
.
.
.
.
Hiruk pikuk yang sebelumnya memenuhi ruangan kelas kini berpindah haluan. Halaman luas yang telah disulap menjadi sebuah tempat terparkirnya puluhan deret mobil dan motor telah dipenuhi mahasiswa Yeongwonhi University setelah waktu menunjukkan pukul lima sore. Tak lebih dari setengah jam kemudian suasana ramai berubah sepi. Mobil dan motor yang terparkir pun berkurang satu per satu.
Kyuhyun sudah berdiri tepat disebelah motor sport merahnya. Suasana ramai di parkiran kampus sudah mereda. Hanya beberapa mahasiswa yang terlihat berjalan keluar gerbang. Diraihnya sebuah helm hitam dengan paduan merah marun yang seolah menyempurnakan aksen mewah pada helm berbandol mahal tersebut.
Pengait helm telah ditariknya. Kyuhyun mengenakan benda pengaman tersebut setelah maniknya menangkap siluet Sungmin yang berjalan kearahnya. Seperti rutinitas biasanya, mereka memang pulang bersama. Beruntung mata kuliah mereka hari ini berakhir diwaktu yang sama sehingga tidak ada yang perlu menunggu.
Helm telah terpasang. Kyuhyun mengangkat sebelah kakinya, diam – diam mengintip sosok Sungmin dari spion motornya.
Gerakan Kyuhyun terhenti. Tak jadi menaiki motor sport nya, Kyuhyun kembali berdiri tegap, menatap intens seorang namja paruh baya yang kini berdiri berhadapan dengan Sungmin. Alisnya berkerut mendapati wajah Sungmin yang kian memucat.
Kyuhyun melepaskan helm kemudian menggantungnya kembali disisi motor. Berinisiatif untuk menghampiri Sungmin. Sekedar berjaga – jaga kalau saja lelaki paruh baya itu berniat jahat pada Sungmin.
Langkah Kyuhyun melambat seiring terdengarnya percakapan kedua orang yang sudah tidak terlalu jauh dari tempatnya berpijak.
"Kau tidak bisa menghindar begitu saja , Sungmin! Jangan paksa Appa menggunakan cara kasar untuk membawamu pulang!" pria berumur itu berujar dingin. Menekan setiap kata dari kalimatnya.
Kyuhyun tahu Sungmin sedang ketakutan sekali saat ini. Tangan namja mungil itu bergetar hebat. Sebagian dari dirinya ingin menghampiri Sungmin dan membela namja itu saat ini juga. Namun, setelah mendengar kata 'Appa' yang terucap dari pria paruh baya itu... nyali Kyuhyun serasa menciut. Ia sadar kalau tidak sepantasnya ia beradu mulut dengan orangtua Sungmin. Bagaimanapun, ayah Sungmin memiliki hak penuh atas Sungmin.
"Aku tidak peduli. Silahkan lakukan apapun yang ingin Appa lakukan dan kumohon untuk berhenti mengatur seluruh kehidupanku, Appa. Lihat aku! Bahkan aku sudah duduk dibangku kuliah dan Appa sibuk mengurusi siapa yang akan menjadi pasangan hidupku. Bukankah itu terdengar begitu menyedihkan? Apa aku begitu tidak bisa kau andalkan hingga kau menganggap bahwa aku tidak dapat mencari pasangan hidup untuk diriku sendiri?"
Sungmin terengah setelah mengucapkan kalimat yang begitu panjang. Ia sudah siap jika ia mendapatkan makian dari ayahnya setelah ini. Dirinya sudah tidak sanggup menyimpan semua keluh kesahnya sendirian, dan kali ini ia telah berhasil meluapkan semua itu dihadapan ayahnya.
Tuan Lee seolah membeku setelah Sungmin menyelesaikan ucapannya. Sebagai seorang ayah, hatinya sangat tertusuk mendengar setiap kata yang baru saja diucapkan putra tunggalnya. Benarkah Sungmin menilainya begitu buruk selama ini? Atau dirinya yang memang sudah mengecewakan perasaan putra kesayangannya? Tapi semua yang ia lakukan semata – mata untuk kebaikan Sungmin.
Sudah cukup waktu satu bulan yang ia berikan untuk Sungmin. Tapi kenyataannya, hingga pagi tadi belum ada tanda – tanda kalau putranya akan kembali ke rumah. Kangin sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Ia tidak ingin Sungmin memilih pasangan yang tidak tepat. Ia ingin yang terbaik. Hanya yang terbaik untuk Lee Sungmin. Dan menurutnya, Lee Donghae adalah namja yang paling pantas untuk mendampingi putra terkasihnya.
"Sudahlah Appa.. Aku akan pulang suatu saat nanti. Dan masalah perjodohan yang kau rencanakan... Maaf, sampai kapanpun aku tidak akan menerimanya karena aku telah memiliki seseorang yang mengisi hatiku" ucap Sungmin berdalih. Setidaknya ia berharap sang appa akan memberi sedikit kelonggaran jika ia mengatakan kalau ia memiliki seseorang yang spesial meski pada kenyataannya belum ada yang mengisi hati Sungmin. Tapi Kyuhyun...
Tanpa sengaja manik bening Sungmin menangkap siluet Kyuhyun yang berdiri tak jauh darinya. Jelas – jelas namja itu sedang balas menatapnya. Sungmin menggeleng pelan.
'Kyuhyun adalah namja dan aku bukan gay! Jadi berhenti untuk berfikir yang tidak – tidak, Sungmin!' Sungmin meyakinkan dirinya sendiri dalam hati. Sebisa mungkin dirinya mengabaikan Kyuhyun yang masih menatapnya dengan intens, lalu kembali menatap ayahnya.
Bahu tegap Kangin melemas seketika. Tatapan redup Sungmin mampu membuat semangatnya untuk menjodohkan Sungmin luruh seketika. Mungkinkah dirinya begitu menyusahkan Sungmin selama ini? Dan apa yang diucapkan Sungmin barusan? Benarkah putranya telah memiliki seseorang yang spesial?
Kangin ingin sekali menanyakan semua itu pada Sungmin, hanya saja ia merasa saat ini bukanlah waktu yang tepat. Kalau memang Sungmin terbebani dengan semua rencananya, Kangin bersiap untuk mundur. Yang terpenting adalah kebahagiaan Sungmin.
Namja paruh baya itu menarik nafas panjang. Semoga ia mengambil keputusan yang benar kali ini.
"Appa menghargai keputusanmu. Tapi kau harus ingat satu hal. Temukan seseorang yang benar – benar tulus dan mengutamakan kebahagiaanmu. Sekali kau membawa kerumah seseorang yang tidak benar – benar mencintaimu, tanpa berfikir dua kali Appa akan melangsungkan pernikahanmu dengan Donghae. Kau mengerti?"
Sungmin menggit bibir bawahnya, menahan haru yang tiba – tiba menguasai hatinya. Mendengar ucapan Kangin, rasanya Sungmin ingin segera berhambur memeluk ayahnya saat itu juga kalau saja mereka tidak sedang berada dilingkungan kampus.
Sungmin mengangguk mantap.
"Aku mengerti, Appa"
.
.
.
.
"Maaf, sampai kapanpun aku tidak akan menerimanya karena aku telah memiliki seseorang yang mengisi hatiku"
Sungmin tersentak oleh kehadiran Kyuhyun yang tiba – tiba. Nada bicara Kyuhyun sengaja dibuat – buat, meniru ucapannya di parkiran kampus.
Sungmin mendengus malas, mengabaikan Kyuhyun yang kini duduk disebelahnya sambil memegangi sebungkus cemilan. Merasa akan dijahili, Sungmin semakin mengabaikan kehadiran Kyuhyun. Diraihnya remot televisi, menggonta – ganti saluran dan Sungmin bergumam kesal saat tak ada satupun acara yang menarik.
Namja berparas manis itu meletakkan remot, bersiap untuk bangkit dari sofa ruang tamu. Melihat Sungmin yang berniat untuk meninggalkannya, Kyuhyun mencekal lengan namja itu. Menahan Sungmin dan menarik tubuh tersebut untuk kembali duduk disampingnya.
"Jangan katakan kalau seseorang yang kau maksud itu adalah aku" seloroh Kyuhyun. Rasanya sangat menyenangkan jika mengusili Sungmin.
Sungmin menatap Kyuhyun intens dengan mulut yang sedikit terbuka tak percaya. Meski Kyuhyun mengucapkannya dengan nada bercanda tapi tetap saja... Sungmin merasa terpojokkan dengan kalimat Kyuhyun.
"Y- ya! Mengapa kau percaya diri sekali sih" ujar Sungmin nyaris memekik karena menahan gugup. Sungmin membuang muka, kemanapun asal jangan ditatap langsung oleh Kyuhyun.
Namja bersurai cokelat disampingnya tertawa renyah.
"Berikan remot itu padaku" suruh Kyuhyun.
Sungmin bernafas lega. Setidaknya Kyuhyun sudah mengganti topik pembicaraan mereka. Tanpa menunggu, Sungmin memberikan remot tersebut, dan berniat untuk menghindar dari Kyuhyun. Ia ingin istirahat dikamar.
"Kau mau kemana?" tanya Kyuhyun saat lagi – lagi lengannya menahan tangan Sungmin saat namja itu hendak berdiri.
"Kamar" jawab Sungmin seadanya.
Kyuhyun melepas genggamannya. Ditepuknya sisi sofa yang kosong.
"Disini saja. Temani aku menonton"
Setelah mencebik kesal, Sungmin kembali duduk. Istirahatnya harus tertunda demi menuruti permintaan Kyuhyun.
"Kau tidak punya kaset lain selain games ya?"
Kyuhyun menoleh, mendapati Sungmin yang entah sejak kapan meraih keranjang yang berisi kaset – kaset miliknya dan Heechul. Sesekali namja kelahiran Januari itu memutar bola mata malas mendapati kaset Kyuhyun yang lagi – lagi tak jauh dari games. Sungmin mulai kehilangan semangat untuk melihat – lihat kumpulan kaset yang berada dipangkuannya tersebut. Sangat bosan jika hanya menemukan kaset bergambar ksatria – ksatria yang sering muncul di layar playstation Kyuhyun.
"Kalau milikku sudah pasti tidak ada. Tapi seingatku Heechul hyung sempat membeli beberapa kaset drama picisan"
Gerakan Sungmin berubah semangat. Disampingnya, Kyuhyun menahan senyum kala obsidiannya menilik wajah sumeringah Sungmin setelah berhasil menemukan kaset drama yang sejak lama sudah menjadi tontonan favorite Sungmin.
"Oh iya, Min.. Ada yang ingin kutanyakan"
Sungmin meletakkan keranjang kaset ke tempat penyimpanan semula. Dalam genggamannya, kaset drama picisan yang ia temukan masih ia pegang baik – baik. Mungkin ia akan menontonnya nanti malam setelah Kyuhyun tidur karena Sungmin tahu Kyuhyun tidak akan menyukai film bergenre romantis. Sangat berbanding terbalik dengan dirinya.
Tatapannya beralih pada Kyuhyun.
"Tanya saja sepuasmu, tidak akan kupungut biaya" canda Sungmin sambil terkekeh.
Kyuhyun melengos.
"Baiklah baiklah.. Kau ingin tanya apa?" ujar Sungmin lebih serius kini.
Kyuhyun menatapnya intens. Namja itu membasahi bibirnya sekilas, cukup menandakan bahwa Kyuhyun sedang menyiapkan dirinya untuk siap mendengar apapun jawaban yang diberikan Sungmin setelah ini.
"Kau... benar – benar 'straight', Min?" Kyuhyun mulai bertanya. Dengan sengaja mimik wajahnya dibuat senormal mungkin.
Sungmin mengerjap kikuk. Kenapa pula Kyuhyun tiba – tiba bertanya seperti itu padanya. Jika saja seseorang menanyakan hal ini kepadanya jauh – jauh hari sebelumnya, Sungmin dapat menjawab 'Ya' dengan tegas. Namun berbeda halnya dengan saat ini, setelah dirinya tinggal bersama dengan sosok bernama Kyuhyun sejak sebulan yang lalu. Semuanya terasa berbeda.
Logika Sungmin seolah menampik seluruh yang ia rasakan. Kenyataan bahwa menyukai sesama jenis adalah hal yang salah membuat Sungmin mengabaikan sesuatu yang ingin diluapkan hatinya sejak beberapa hari terakhir.
"T– tentu" jawab Sungmin mencoba yakin dengan logikanya.
Kyuhyun mengangguk beberapa kali. Entahlah, ia merasa kecewa dengan jawaban Sungmin. Alih – alih ia tidak menunjukkan ekspresi yang mewakili perasaannya. Wajahnya tetap tenang seolah tak terjadi apa – apa.
"Ohh.. Pantas saja aku menemukan potretmu sedang merangkul erat seorang gadis"
Kening Sungmin berkerut samar.
"Dilacimu. Aku tidak sengaja melihatnya ketika mengambil sketsamu yang tertinggal pagi tadi.." jelas Kyuhyun sesaat setelah menangkap raut bingung Sungmin.
Sungmin balas mengangguk. Tak dapat merespon lebih.
"Kau terlihat begitu menyayanginya"
Kyuhyun kembali memancing Sungmin agar dirinya dapat meyakinkan sesuatu lewat sebuah pernyataan. Jika harus jujur, Kyuhyun tidak rela mengatakan hal tersebut. Perasaannya seperti menolak jika harus menerima kenyataan bahwa Sungmin menyayangi seseorang yang bukan dirinya.
Kyuhyun tidak pernah menyangka kalau dirinya akan sangat berharap tidak pernah mengatakan hal ini setelah hatinya seolah tertikam saat mendengar ucapan Sungmin setelahnya.
"Ya, aku menyayanginya. Sangat menyayanginya"
.
.
.
.
TBC/end?
5.700+ Words. Chapter yang panjang, bukan? *nyengir*
Sebenarnya, ada salah satu review yang cukup menarik buat author.
'Yaoi GS apa bedanya, cuma beda di gender doang, lebih gampang yaoi juga soalnya sesuai kenyataan kan'
Okeh, tadinya saya mau balas review ini lewat PM – seperti biasa – tapi berhubung yang ngasih review ga pake akun jadinya saya bales disini aja, gapapa kan? Agak panjang sih, jadi buat yang ga mau baca silahkan langsung cap cusss ke kolom review.. kkkkkkk~
Jadi gini... Saya dulunya hanya seorang reader dan ff pertama yang saya baca adalah ff KyuMin yang GS. Setiap kali temen saya nawarin untuk baca ff KyuMin yang Yaoi bawaannya tuh geli, trus ngerasa aneh sampe – sampe ga bisa ngebayangin setiap adegan yang ada didalem ff itu. Akhirnya saya terus – terusan nolak buat baca ff Yaoi. Bahkan temen saya yang suka baca ff KyuMin Yaoi pas saya suruh baca ff Kyumin GS malah ngerasa geli dan akhirnya ga mau baca lagi. Ya namanya FEEL kan ga bisa dipaksain. Setuju ga? Kalo ngga juga gapapa sih hehe.. Okeh, lanjut.
Setelah lama – kelamaan, saya nyoba buat bikin ff KyuMin yang tentunya GS karena saya hanya dapet feel buat bikin ff kalo ngebayangin Sungmin sebagai 'yeoja'. Setelah saya terjun makin dalam ke dunia ff, saya sadar kalo makin lama ff KyuMin tuh makin menipis, apalagi yang GS. Akhirnya saya nyoba baca ff Yaoi lagi, berusaha buat ngga ngerasa geli atau apapun. Sampe akhirnya saya mulai terbiasa walaupun setiap baca ff Yaoi tetep aja yang ada dibayangan saya tuh Sungmin sebagai 'yeoja'. Hahhhh-_-
Intinya, setiap orang kan punya pendapat yang beda – beda ya.. Tapi kalo menurut saya, yang namanya FEEL ga bakal bisa dibohongin. Setiap saya ngetik ff ini, saya sering banget tiba – tiba bengong, nyari inspirasi pun susah karena belum terbiasa membuat karakter Sungmin di ff sebagai namja, tapi akhirnya saya tetep berusaha buat lanjutin kok. Jadi, kalo saya sering minta semangat dari kalian, itu ga ada maksud apa – apa.. Saya beneran cuma minta semangat supaya saya makin terpacu buat dapetin feel biar bisa lanjutin ini ff.. Udah itu aja. Panjang banget kan? *nyengirlagi*
Selamat datang bagi para pembaca baru... Makasih buat yang memberikan review di chapter sebelumnya. Boleh minta review lagi untuk chapter ini?
Hope you like it^^