Jarak di antara kita memang sangat jauh. Namun, hanya dengan satu kata "Halo" darimu rasanya jarak itu tak lagi terlihat.

.

Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto. Saya tidak mengambil keuntungan apa pun dari pembuatan fanfiksi ini.

.

AU, plotless

Uchiha Sasuke, Haruno Sakura

.

.

.

Pemuda itu, Uchiha Sasuke, menghela napas sembari memandang langit-langit kamarnya. Dia berbaring sebentar dan memejamkan mata. Sudah tiga bulan sejak dia dipindahkan ke kantor pusat perusahaan di Suna. Bekerja di perusahaan otomotif yang cukup ternama dengan posisi yang lumayan membuat tanggung jawab yang dia pegang semakin besar. Pemuda itu lelah.

Dan jenuh.

Sebenarnya, salah satu keuntungan bekerja di sini adalah mereka selalu pulang tepat waktu. Jam produktif di kantor benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Waktu sangat dihargai, tak ada semenit pun yang terbuang hanya untuk bercengkerama. Hanya saja, Sasuke merasa jenuh. Apalagi dia tinggal sendiri sekarang.

Saat ini hanya ada satu nama yang terbersit di pikirannya. Gadis itu, Haruno Sakura. Gadis yang menjadi sahabat baiknya, temannya dalam berbagi segala hal ...

... mantan kekasihnya.

Jam pada ponsel pemuda itu menunjukkan jam sebelas malam. Dia menghitung perbedaan waktu antara Suna dan Konoha, ah, sudah pukul lima pagi di sana mengingat perbedaan waktu antara dua wilayah tersebut adalah 6 jam. Apa gadis itu sudah tidur ataukah matanya masih terbuka karena insomnia? Apa dia sedang menonton film di laptop sambil memakan camilan atau menonton siaran langsung sepak bola di ruang keluarga rumahnya? Mengingat saat ini sudah akhir pekan, pilihan yang terakhir sepertinya lebih masuk akal. Sakura adalah penggila sepak bola sepertinya dan mereka mengidolakan klub yang sama. Kalau Sasuke tak salah mengingat, sekarang adalah waktu di mana klub kesayangan mereka bertanding.

Sasuke tersenyum tipis, sepertinya dia memang sudah terlalu mengenal kebiasaan gadis itu.

Menghubunginya ….

Tidak usah ….

Menghubunginya ….

Tidak usah ….

Sudah tak terhitung lagi berapa kali mereka putus-nyambung. Kali ini sudah lebih dari setengah tahun mereka putus dan tak saling berkomunikasi ... mau bagaimana lagi, hubungan mereka memang sedikit rumit. Jarinya bergerak cepat di layar ponsel, Sasuke sudah mantap untuk menghubungi gadis itu, sepertinya masa-masa tagihan teleponnya membengkak akan kembali lagi.

"Halo."

"Hn."

"Ada apa? Mengganggu saja subuh-subuh begini," gerutu si gadis. Rasanya tak ada yang berubah walaupun sudah lama mereka tak saling berubungan.

"Aku—"

"Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau mengganggu keseruanku menonton bola hanya karena merasa jenuh!" potong Sakura, sepertinya bukan hanya Sasuke yang terlalu mengenal gadis itu.

Seringai tipis menghiasi bibir Sasuke. "Aku merindukanmu."

"KAU PASTI SEDANG SAKIT! BENAR, KAN?"

"Hanya sedikit demam."

"HANYA SEDIKIT DEMAM? KAU BILANG HANYA?"

Berikutnya, hanya omelan Sakura yang terdengar. Tak masalah, dia menyukainya. Sejauh apa pun mereka, hanya dengan satu kata "Halo" dan pertengkaran yang tak perlu dalam obrolan, jarak di antara mereka seolah tak ada artinya.

.

.

.

Sakura tahu betul, jika Sasuke mulai bertingkah abnormal dan mengelurkan kata-kata cheesy, tandanya ada yang tak beres pada pemuda itu.

.

.

.

Fin

A/N:

Halo, ada yang masih ingat dengan saya? Sepertinya saya sudah cukup lama hiatus. Ini juga baru bisa membuat fict lagi setelah sekian lama karena request khusus. Saya masih belum tahu kapan bisa melanjutkan fict-fict multichaper, semoga masih pada sabar menunggu. Tapi kalau ada yang sudah tidak sabar dan move on juga tidak masalah. Pokoknya, terima kasih kepada semua reader.