Setelah bell pulang berbunyi, Naruto berjalan menuju kelas 12A, senyum tipis tak pernah luntur dari wajah tampannya sejak ia keluar dari kelas nya menuju ke kelas Ino.
Beberapa siswa dan siswi menyapa nya ketika ia melewati sederet kelas saat perjalanan menuju kelas Ino.
Tetapi ketika Naruto telah sampai, ia tak melihat seorang pun di dalam kelas, Hanya kursi dan meja kosong yang terlihat di dalam ruangan bertuliskan "12A" itu.
"Apa Ino sudah pulang bersama Sakura-san yah...?"gumam Naruto.
Naruto menutup kembali pintu, membalikan badannya dan berniat berjalan menuju parkiran.
"Naruto-kun!"
Suara seorang gadis menghentikan Naruto yang baru berjalan dua langkah dari ruangan kelas kosong itu.
"Sakura-san, aku kira kau dan Ino sudah pulang."
"Ehhh...tadi siang Ino bilang dia akan pulang bersama mu hari ini."
"Tadinya emang niat gitu, tapi aku belum bertemu dengannya, saat ku cek ke kelas dia tak ada, kupikir dia lupa dan pulang bersama mu."
"Ehhh...tidak.. tidak, tadi Ino lebih dulu keluar kelas dari pada aku."
"Emm... begitu, jadi kemana dia yah.."ujar Naruto, ekspresi wajahnya mulaiberubah cemas.
"Tidak usah khawatir, paling Ino sedang ke toilet atau sedang ke kantin untuk beli minum."Sahut Sakura dengan senyum tipis di wajahnya bertujuan untuk memberikan ketenangan pada Naruto.
"Begitu yah..."
"Kalau begitu aku duluan yah, aku ada tugas sejarah yang harus di kumpulan besok."
"Iya sampai jumpa, aku akan menunggu Ino disini."teriak Naruto pada Sakura yang tengah setengah berlari menjauhinya.
Naruto menyandarkan tubuhnya di tembok depan pintu kelas Ino, mengalihkan pikiran nya sembari bermain game di ponselnya, Dengan sabar Naruto menunggu Ino disana.
10 menit...20 menit...25 menit...30 menit...
Ino tak kunjung datang, Naruto menatap jam tangannya untuk kesekian kalinya.
"Di mana kamu Ino?..."ucap Naruto pelan.
Naruto memutuskan untuk pergi mencari Ino, tempat pertama yang ia kunjungi adalah kantin, tetapi ia tak menemukan tanda-tanda Ino disana. Lalu ia pergi ke perpustakaan, ruang guru, ruang OSIS, sampai toilet wanita, tentu saja Naruto tidak masuk ke dalam toilet, ia hanya menanyakan pada orang yang baru keluar toilet apakah ada Ino atau tidak.
"Di dalam tidak ada Ino-senpai, bahkan tidak ada siapa-siapa selain aku."jawab gadis berambut hitam diikat yang Naruto yakini dia adalah adik kelas nya.
"Begitu yah... Terimakasih yah"ucap Naruto dengan tersenyum seraya berjalan pergi.
Naruto berjalan menuju lapangan, duduk sembari menonton para siswa yang sedang bermain sepakbola dengan semangat.
Naruto membuka kembali ponselnya dan menghela nafas berat.
"Sepertinya dia sudah pulang..."
"Tapi kenapa dia tidak mengangkat telepon atau membalas pesan dariku yah..."
Naruto mengacak-ngacak rambut pirang nya, menghela nafas berat untuk kesekian kalinya, lalu ia kembali berdiri berniat untuk pulang saja.
Dug...
Terdengar Suara tembakan bola cukup keras, untungnya Naruto menyadari datangnya tembakan bola itu jadi ia berhasil menghindar.
"YA AMPUN MAAFKAN KAMI NARUTO-SENPAI" teriak para siswi yang berada di lapangan.
"Tenang saja, aku baik-baik saja"
"Biar aku ambilkan bola nya"
"Tidak usah Naruto-senpai biar kami Ambi sendiri saja."
"Ahh sudahlah tidak apa-apa"ucap Naruto seraya pergi ke arah bola tadi melewati nya itu.
Naruto melangkah perlahan menyusuri jalan dengan ekor matanya yang tak henti berpaling ke kiri dan kanan mencari keberadaan bola yang dicari nya itu.
Naruto tersenyum simpul ketika telah menemukan bola tersebut, ia mendekati bola itu, mengambil, lalu mengangkat bola itu ke atas kepalanya seraya berteriak.
"Woyyy!! aku menemukan nya."
"Ahhh terimakasih Naruto-Senpai, tendang saja bola nya kemari senpai."
Naruto mengangguk, menjatuhkan bola itu ketanah, lalu menendang nya ke arah lapangan.
Tendangan Naruto berhasil sampai di sana dengan baik, tentu saja karna Naruto saat kelas 11 merupakan salah satu team inti sepakbola Konoja High School ini, tetapi karna kesibukan karna sudah kelas tiga atau karna rasa malas nya ia pun berhenti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepakbola sekolah.
Naruto mengecek kembali ponselnya, melihat tidak ada balasan dari Ino Naruto pun akhirnya melanjutkan niatnya untuk pulang sendiri.
Saat Naruto baru saja akan melangkah menjauh, Naruto mendengar samar-samar suara orang menangis, Naruto yang penasaran mengikuti suara orang menangis itu dan ternyata berasal dari gudang peralatan olahraga.
Naruto menempel kan telinga nya ke pintu bermaksud agar bisa mendengar suara tangis itu lebih jelas.
"Hiks...hiks... Naruto-kun kamu dimana... aku butuh kamu."
"Astaga Ino!"
Naruto sontak kaget karena menyadari ternyata orang yang menangis itu adalah Ino, tanpa menunggu lagi Naruto langsung mendobrak pintu, lalu masuk kedalam gudang dengan berlari.
Naruto menemukan Ino, gadis itu tengah duduk di ujung ruangan dengan kepalanya yang ia tenggelamkan pada kedua kaki yang ia tekuk.
Naruto menghampiri Ino perlahan, ia duduk mensejajarkan tubuh nya dengan Ino, lalu ia mengelus lembut surai blonde Ino.
"Ino-chan kamu kenapa?"ucap Naruto lembut.
Saat Naruto memanggil, gadis pemilik nama di depannya itu langsung mengangkat kepalanya.
Naruto mengerutkan dahinya karna kaget melihat kondisi Ino.
Rambut terurai berantakan, mata bengkak, dan kancing seragam atas nya yang terbuka satu.
Baru saja Naruto akan membuka mulutnya untuk bertanya tentang kondisi Ino, Ino langsung memeluk nya erat.
"Hiks... hiks... Naruto-kun... Naruto-kun... Hiks..."
Naruto membatalkan niatnya untuk bertanya, ia membalas pelukan Ino, mengelus rambut Ino yang sekarang sudah terurai berantakan itu dengan lembut.
Naruto hanya membiarkan Ino memeluk nya untuk menenangkan nya.Setelah sekitar 10 menit mereka berpelukan, Ino melepaskan pelukannya, menatap Naruto sembari menghapus air mata yang masih mengalir di wajah cantiknya itu.
Naruto berusaha mengatur wajahnya untuk terus tersenyum simpul dan tidak terlihat panik agar membuat Ino lebih cepat tenang.
"Ino-chan kenapa kamu bisa begini?"
Ino diam...
"Tapi kamu gak apa-apa?"
Ino mengangguk kecil...
"Kamu bisa kasih tau aku siapa yang udah berbuat ini sama kamu?"
Ino diam...
"Kamu masih belum tenang yah, masih belum bisa cerita?"
Ino mengangguk kecil...
"Ya udah nanti aja ceritanya, kalau kamu udah mau cerita."ucap Naruto seraya kembali mengelus rambut Ino.
"Kita pulang yah"
Ino kembali mengangguk
Naruto membantu Ino memperbaiki penampilan nya, Naruto mengelap sisa air mata Ino dengan sapu tangan, mengancingkan kancing seragam Ino yang terlepas, memperbaiki rambut ino semampunya lalu mengikat nya dengan ikat rambut sesuai gaya biasanya ponytail.
"Kamu bisa berdiri?"
Ino hanya mengangguk kembali
"Bisa jalan?"
"Bisa, aku baik-baik saja kok"akhirnya Ino bicara.
Naruto menganguk dengan senyum tipis dibibir nya, ia lalu menggenggam tangan Ino dan mulai berjalan menuju parkiran.
Ketika sudah sampai di parkiran, di dekat motor Naruto, Naruto mengambil helm dan langsung memakaikannya pada Ino.
Ino hanya bisa tersenyum mendapat perlakuan manis dari Naruto, setelah naik Ino langsung memeluk Naruto dengan erat, Naruto dapat merasakan pelukannya lebih erat dari biasanya, serta punggung nya yang terasa basah karna Ino memeluk nya sembari menangis.
Naruto tidak mengeluh, ia malah tersenyum dan bergumam pelan
"Peluk saja seerat yang kamu bisa
Peluk saja selama yang kamu mau"
Naruto lalu menyalakan motor nya, dan melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan sekolah.
Naruto menghentikan motornya karena lampu lalu lintas yang menyala merah, Naruto lalu menatap wajah Ino dari kaca spionnya.
"Ino-chan..."
"Iya Naruto-kun?.."
"I still love you"
"A..apa..?"
Bersambung...