Black Boosted Gear by Kang Nasgor.
Disclaimer : Naruto adalah kepunyaan Mr. Masashi Kishimoto.
High School DxD Bapaknya itu Mr. Ichiei Ishibumi.
Summary : Baku hantam ajalah kita Summary!
Rate : M.
Genre : Advanture, Fantasy, Supranatural.
Warning : Typo, OC, OCC, Bahasa Baku itu Sahabatku.
"Naruto" Berbicara.
"Naruto" Batin.
["Naruto"] Beast/Sacred Beast Berbicara.
["Naruto"] Batin Beast/Sacred Beast.
.
.
.
Don't read if you don't like it!
.
.
.
Happy read if you like it
.
.
.
AUTHOR NOTE DIBUAT UNTUK DIBACA!
.
.
.
Chapter 11 : Pengkhianatan Dibalik Pengkhianatan
.
.
.
Unknown Place
Sebuah ruangan gelap berbentuk persegi empat dengan ukuran yang lumayan luas, diterangi oleh beberapa pancaran kobaran api lilin kecil yang mengelilingi ruangan tersebut. Terdapat sebuah tabung kaca besar dengan tinggi lima meter terletak di tengah-tengah ruangan itu. Sebuah tabung kaca yang berisi cairan-cairan hitam memenuhi bagian dalam tabung tersebut.
Sring
Lingkaran sihir silver dengan lambang Lucifuge tercipta di dekat tabung kaca tersebut, mengeluarkan sesosok pria berambut silver yang dikuncir layaknya gaya ponytails dengan pakaian butler hitam dibadan tegaknya. Pria tersebut kemudian melangkahkan kakinya mendekat kearah tabung kaca yang dipenuhi oleh cairan hitam di depannya.
"Sebentar lagi… sebentar lagi kau akan pulih kembali, Master." ucap pria tersebut dengan kedua pipi yang memerah diwajah tampannya sambil mengelus-ngelus bagian kaca tabung di depannya.
Wush
Hembusan angin tiba-tiba berhembus di dalam ruangan tersebut, mematikan beberapa kobaran api lilin yang terletak diarah belakang pria berpakaian pelayan tersebut.
"Ugh… kau benar-benar menjijikkan, Euclid." kedua bola mata berwarna putih kebiruan bersinar dibalik gelapnya bagian ruangan yang lilin-lilinnya sudah padam. Siluet pria dengan telinga runcing memanjang secara horizontal tampak sedang memainkan sebuah dagger di tangan kanannya.
"Ini bukan urusanmu. Kau tidak akan mengerti betapa besarnya cintaku ini kepada, Rizevim-sama. Lagipula, apa tugasmu sudah selesai?" ucap pria bernama Euclid ketus tetap meneruskan kegiatannya mengelus-ngelus kaca tabung di depannya.
Bukannya menjawab, sosok yang ada di belakang Euclid tersebut malah semakin asyik memainkan dagger di tangan kanannya sambil menatap tabung kaca di depannya dengan pandangan meremehkan. "Setelah menggunakan kekuatan full power dari Sacred Gear Annhilition Maker untuk menciptakan monster-monster bayangan waktu itu dan berusaha untuk menyerap seluruh ketakutan yang berasal dari manusia-manusia di Bumi, pada akhirnya dia malah jadi seperti ini. BUAHAHA… aku pikir iblis yang menjadi pimpinanku ini tidak benar-benar ku—"
"Hentikan ucapanmu, Dark Elf! Jika kau tetap melanjutkan perkataanmu, maka aku yang akan membungkam mulut kotormu itu!" ujar Euclid marah memotong perkataan pria di belakangnya. Sinar cahaya tiba-tiba menyinari ruangan tempat mereka berada. Cahaya merah yang bersinar terang menyelimuti tangan kiri Euclid dan cahaya putih yang juga bersinar terang di tangan kanannya.
"Cih… seharusnya aku yang mengucapkan kata-kata itu, Iblis Sialan. Kau seharusnya bersyukur sekarang. Karena, aku masih dalam keadaan memulihkan kekuatanku setelah aku menjalankan misi yang diberikan oleh iblis yang ada di depanmu itu untuk membunuh para petinggi Vampire yang berkhianat padanya. Jika tidak, daggerku ini sudah pasti memeggal kepalamu itu!" ujar sosok pria yang berada di belakang Euclid kesal sambil mengeratkan pegangannya pada dagger yang ada di telapak tangan kanannya.
"Kau pikir aku takut? Bahkan, dalam kondisi primamu, aku dapat dengan mudah mengalahkanmu menggunakan sacred gearku ini." balas Euclid dengan percaya dirinya. Aura iblis bercampur dengan aura yang mirip dengan aura naga semakin meningkat drastis membuat debu-debu di tanah tempatnya berpijak mulai melayang terangkat ke atas.
"Hooo… kau benar-benar mau mati ya, Iblis Homo?! Kau pikir kau bisa mengalahkanku dengan sacred gear palsumu itu?! Iblis klan Lucifuge benar-benar memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi ya… sampai-sampai mereka tidak sadar kalau kekuatan mereka sudah dilewati oleh iblis-iblis muda ketika perang saudara zaman dulu, dan pada akhirnya klan Lucifuge habis dibantai oleh iblis generasi baru. Lalu, dilupakan oleh para penghuni Underworld sekarang, BUAHAHA. Malang sekali nasib klanmu, Euclid. Terutama kakakmu yang dulu mengkhianati klannya sendiri dan sekarang telah menjadi lacurnya, Si Merah Brengsek itu." mata biru keputihan dibalik bayangan ruangan gelap tersebut semakin bersinar melihat sosok iblis di depannya meningkatkan kekuatannya. Tidak lupa sosok itu mencoba mencemoh iblis Lucifuge di depannya.
Mata Euclid melebar setelah mendengarkan perkataan pria di belakangnya. "KU BUNUH KAU, BARU—"
WUSH
Perkataan Euclid terpotong karena hembusan kekuatan kuat yang mengejutkan dia dan sosok yang ada di belakangnya.
"Maafkan saya, Rizevim-sama." ujar Euclid berkeringat dingin dan segera berlutut sambil menundukkan kepalanya kearah tabung kaca yang ada di depannya meminta maaf. Cahaya merah dan putih yang ada di kedua tangannya, dengan cepat dia hilangkan.
"Ck… kekuatan iblis ini semakin kuat saja." batin sosok yang ada di belakang Euclid memandang tidak suka kearah tabung kaca yang ada di depannya. "Aku kesini hanya mau menggunakan beberapa monster bayangan yang kau ciptakan, Rizevim. Ada sesua—"
WUSH DUARK
Perkataan sosok itu terhenti setelah tubuhnya tiba-tiba jatuh bersujud di tanah. Kedua matanya menyipit karena merasakan tubuhnya tertekan oleh kekuatan yang berasal dari tabung kaca yang ada di depannya. Dengan susah payahnya sosok itu berusaha menahan tekanan kekuatan yang sedang menghantam tubuhnya dengan kedua tangannya, agar dia tidak tersungkur ke tanah. "Ma-maafkan a-aku, R-ri-riz-rizevim-sama." ucapnya terbata-bata. Setelah sosok itu memanggil nama Rizevim dengan hormat. Kekuatan yang menghantamnya dengan perlahan menghilang. Merasakan kekuatan yang menimpanya telah menghilang, sosok itu kemudian kembali berdiri sambil menepuk-nepukkan tangannya yang kotor oleh debu. "Monster Sialan." batinnya kesal mengeratupkan giginya marah.
"Apa lagi yang mau kau lakukan dengan monster-monster itu, Dark Elf Sialan? Berhenti berbuat semaumu! Jika terus seperti ini, kau dapat menghancurkan rencana Rizevim-sama yang telah lama beliau siapkan!" ujar Euclid berdiri sambil membalikkan tubuhnya menghadap kearah sosok siluet hitam di belakangnya.
"Urusai! terserah aku mau melakukan apapun yang aku mau, Iblis Homo. Aku akan tetap membawa seratus monster bersamaku nanti." ucap sosok itu menatap tajam mata Euclid yang tengah memandangnya.
"Apa yang kau rencanakan dengan ciptaan-ciptaan Rizevim-sama, Dark Elf Bodoh?" tanya Euclid menatap sosok di depannya dengan pandangan penuh selidik.
"Aku mau membawa mereka pergi ke salah satu wilayah yang ada di kawasan Yggdrasil, Alfheim."
"Alfheim? Apa kau gila? Saat ini, Asgard sedang memperketat penjagaan wilayah di Yggdrasil. Hentika—"
"Seperti perkataanmu sebelumnya, Iblis Homo. 'Ini bukan urusanmu!'. Kau tidak akan mengerti betapa besarnya rasa benciku kepada kaum Elf disana. Alfheim, tempatnya para Elf Green Wood berada. Lebih tepatnya, tempat para Elf Green dan Dark Elf dulu tinggal. Sebelum pada akhirnya, mereka mengusir Dark Elf dengan paksa dari sana. Ini adalah waktu yang tepat untuk membalas semua perbuatan mereka kepada ras Dark Elf dulu," ujar sosok tersebut dengan suara yang penuh akan kebencian. "bersiap-siaplah…, Tsunade L Greenwood." lanjutnya menampilkan gigi-gigi runcing dibalik bayangan pertanda jika sosok itu tengah tersenyum lebar, sebelum pada akhirnya sosok itu menghilang meninggalkan Euclid yang memandang tidak suka setelah kepergian sosok itu.
"Aku benar-benar tidak suka dengannya." gumam Euclid membalikkan tubuhnya lagi kearah tabung kaca di belakangnya.
.
.
.
With Naruto and Bishamonten
Naruto yang hanya memakai pakaian manusianya tengah duduk di belakang Dewi Bishamon. Mereka berdua tampak sedang mengendarai seekor singa jantan berukuran besar, singa yang membawa Naruto dan Bishamon itu sedang melompat-lompat terbang kearah atas menembus langit dengan gesitnya.
"Singamu ini cepat juga ya, Bishamon." ujar Naruto kagum sambil berpegangan dengan bahu Dewi Bishamon melihat singa yang ditungganginya melompat-lompat melawan gravitasi bumi.
Bishamon hanya terdiam mendengar perkataan pria pirang keemasan di belakangnya. Wajah cantik Bishamon tampak menggambarkan wajah penuh khawatir. "Apa yang sebenarnya terjadi? Tamagahara diserang? Bagaimana mungkin? Bukankah seluruh wilayah Jepang saat ini sudah tertutupi oleh kekkai yang dibuat Amaterasu dan Dewa Dewi lainnya. Apa kekkainya sudah hancur? Itu mustahil. Itu kekkai terkuat yang pernah dibuat oleh Dewa Dewi Shinto. Bagaimana bisa kekkai sekuat itu sampai jebol? Apa Tamagahara diserang dari dalam? Apakah ada Dewa yang berkhianat? Siapa sebenarnya yang menyerang Tamagahara? Sialan, kepalaku pusing memikirkannya." batin Bishamon bingung memikirkan keadaan yang sekarang terjadi. Dewi berambut pirang panjang yang saat ini berada di depan Naruto itu hanya mengepalkan kedua tangannya kuat. Dia saat ini sangat khawatir tentang keadaan Tamagahara dan Dewa Dewi disana, terutama dia sangat mengkhawatirkan seluruh pengikutnya yang tinggal di wilayah tempat kediamannya. "Jika ada sesuatu hal buruk yang terjadi dengan para pengikutku, aku tidak akan pernah memaafkan siapapun yang menyerang Tamagara sekarang. Akan ku hancurkan mereka sampai berkeping-keping!" lanjut Dewi Perang Shinto marah sambil mengganti pakaian yang di kenakannya dengan pakaian zirah bergaya Eropa.
Naruto yang melihat sosok Dewi di depannya mengganti pakaian yang dikenakannya dengan pakaian perang hanya terdiam. Naruto dapat merasakannya, aura khawatir, kesal, bingung, dan marah keluar dari Dewi yang ada di depannya secara bersamaan. Dengan perlahan, pria pirang keemasan itu memajukan tangan kanannya kearah samping kanan wajah Bishamon.
Puk puk puk
Naruto dengan perlahan menepuk-nepuk pipi kanan Dewi Bishamon dengan telapak tangan kanannya.
Mata Violet Bishamon tampak melebar terkejut karena pipinya tiba-tiba ditepuk-tepuk oleh Naruto dengan pelan. "Naruto?" gumam Bishamon menolehkan kepala kearah belakang.
"Tenang saja, Bishamon. Aku ada disini bersamamu. Aku akan mengerahkan apapun yang aku bisa untuk membantumu. Jadi, tenanglah. Oke?" ucap Naruto sambil tersenyum mencoba menenangkan Dewi Bishamon.
"Naruto…," jujur, Bishamon saat ini sangat senang mendengar perkataan pria yang ada di belakangnya itu. Tapi, disaat bersamaan, Dewi Perang Shinto itu juga merasa tidak enak telah membawa pria pirang keemasan itu masuk kedalam masalah yang dia miliki. "Ta-tapi, N-naruto aku ti—"
"Sttsss… tidak apa-apa, Bishamon. Jangan merasa sungkan kepadaku. Lagipula, aku berhutang padamu. Kau sudah menolong dan merawatku waktu itu. Jadi, ini adalah hal yang wajar aku lakukan untuk membalas kebaikanmu padaku." ujar Naruto memotong perkataan Bishamon sambil menutup bibir ranum Bishamon dengan telunjuk tangan kanannya. Igris yang mendengar perkataan Naruto hanya memutar kedua matanya bosan. "Banyak bacot kau, Naruto." batin Igris memberi komentar kepada hostnya. "Dia pasti tidak sadar apa yang telah dia ucapkan itu memberi efek lebih kepada Dewi ini, Dasar Bebal." lanjut Igris kembali menutup kedua mata merahnya. "Tapi… jika hal ini terus berlanjut. Maka, tidak diragukan lagi pillar segel yang menahan perkembangan youkainya ini akan…, Kuso, kau membuatku mengenang masa lalu, Naruto. Jika hal itu sampai terjadi lagi, maka hanya gurumu yang bisa menghentikan kau dan aku."
Bishamon sangat senang mendengar perkataan pria yang saat ini tengah disukainya itu. Tanpa sadar, ia saat ini menggengam tangan kanan Naruto dengan kedua tangannya. Mendekatkan tangan kanan yang memiliki ukuran lebih besar dari tangannya itu menyentuh pipi kanannya. Hangat, itulah yang Bishamon rasakan dari tangan kanan kekar yang Naruto miliki. Jika saja dia saat ini tidak dalam keadaan untuk cepat kembali ke Tamagahara. Ia pasti dengan cepat mencium bibir Naruto sekarang, memeluk dan membawa pria pirang yang ada di belakangnya itu kedalam dekapannya. Bishamon tidaklah naif, ia lebih suka jujur dan berterus terang dengan perasaan yang dimilikinya. Wanita agresif? Terserah orang mau bilang apa soal dirinya. Yang terpenting dia tidak akan pernah berbohong tentang perasaan yang saat ini tengah dialaminya. Dia sangat menyukai pria pirang keemasan yang saat ini bersamanya. Suka? Tidak tidak tidak, saat ini perasaan yang dimilikinya itu bukanlah perasaan rasa suka lagi. Memang pada awalnya Dewi Perang Shinto itu hanya merasakan perasaan tertarik lalu lama-kelamaan menjadi suka ketika bertemu dengan Naruto. Tapi, saat ini… perasaan yang dia miliki sudah bukan seperti itu lagi. Perasaan yang dimilikinya sudah berubah. Dia saat ini sedang jatuh cinta. Ya, jatuh cinta. Dewi Perang Shinto itu saat ini sedang jatuh cinta. Perasaan yang tidak pernah terbayangkan oleh Dewi perang dan keberuntungan tersebut akan menghampirinya.
"Bishamon! Lihat... itu gerbang yang kau bicarakan padaku."
Perkataan pria pirang di belakangnya mengejutkan Bishamon. Bishamon terkejut, dia melamun dan tanpa sadar tengah memegang tangan kanan Naruto dengan eratnya. Dengan cepat Dewi perang itu mengeleng-gelengkan kepalanya setelah melepaskan tangan Naruto. Bagaimana bisa ia melamun disaat seperti ini. Dewi tersebut kemudian menepuk kedua pipinya yang saat ini tengah memerah. Lalu, Dewi tersebut mengalihkan pandangannya kedepan. Mata Bishamon melebar melihat apa yang sudah terjadi dengan gerbang Tamagahara saat ini. "Ge-gerbangnya hancur?" gumam Bishamon terbata-bata melihat keadaan gerbang raksasa yang dimiliki oleh Tamagahara saat ini sudah hancur berkeping-keping. Puing-puing gerbang tersebut sebagian tengah melayang-layang di udara.
"Sepertinya mahluk yang menyerang Tamagahara bukanlah mahluk sembarangan, Bishamon." ujar Naruto setelah melihat apa yang sudah terjadi dengan gerbang yang ada di depannya. "Aura ini? Aku sepertinya mengenal aura ini? Igris… bagaimana menurutmu?" lanjut Naruto bertanya kepada partnernya melalui telepati.
"Hmmm… aura ini… ini mirip seperti aura milik… milik siapa ya? Apa kau tau, Naruto?" ujar Igris malah bertanya balik kepada Naruto.
Cetakan perempatan tercipta di dahi Naruto setelah mendengar perkataan naga yang bersemayam di dalam tubuhnya itu.
"KENAPA KAU MALAH BERTANYA BALIK KEPADAKU, GENDUT!?" teriak Naruto marah.
"TIDAK USAH BERTERIAK JUGA, BODOH! KAU PIKIR AKU BISA MENGINGAT SEMUA AURA YANG DIMILIKI OLEH MAHLUK-MAHLUK YANG PERNAH KITA TEMUI SELAMA INI HAH?" ujar Igris ikut berteriak marah membalas perkataan inangnya.
"APA? JADI KAU TIDAK BISA MENGINGAT AURA? YA TENTU SAJA KAU TIDAK BISA MENGINGAT AURA. ITU SEMUA KARENA KAU SELAMA INI HANYA TIDUR DAN BERMALAS-MALASAN." ujar Naruto mencoba menghina Igris.
"Jangan memujiku, Naruto. Aku jadi malu, hehehe." ujar Igris tertawa pelan menampilkan gigi-gigi runcingnya sambil mengaruk-garukan kepalanya.
"Aku tidak memujimu, Gendut. Kau tau saat ini, Bishamon sedang membutuhkan bantuan kita."
"Ralat. Aku akui memang kau berniat membantu Dewi ini. Tapi, sebenarnya kau juga memiliki maksud lain dibalik perkataanmu hendak membalas budi. Setelah mendengar perkataan dari Dewa tua bangka yang mengatakan bahwa Tamagahara sedang diserang, kau pasti sangat penasaran dengan siapa yang sangat berani menyerang kediaman utama para Dewa dan Dewi Shinto tersebut. Apalagi sekarang setelah kau melihat keadaan gerbang yang sudah hancur lebur ini. Kau menjadi semakin penasaran bukan?" ucap Igris sambil bertopang dagu. "Kau yang tidak pernah pergi ke tempat markas utama Shinto, Tamagahara ini. Dengan jiwa petualangan tololmu itu pasti sangat membuatmu tidak sabaran bukan?"
"Ma-mana ada! Aku tidak ada niatan seperti itu, Jangan berpikiran seperti itu padaku, Gendut! Aku kesini memang benar-benar mau membantu Bishamon." jawab Naruto tidak terima dengan perkataan Igris. Alis mata Naruto sempat berkedut mendengar perkataan Igris yang menyebutkan bahwa dia memiliki jiwa petualangan tolol. "Kuso… Naga Introvert Brengsek." batin Naruto memaki Igris.
"Alah… kau pikir sudah berapa lama kita bersama. Aku sudah hafal betul dengan sifatmu, Idiot." ujar Igris pelan sebelum dia kembali menutup kedua matanya hendak kembali tidur.
"YAROOO! AKU TIDAK IDIOT. KAU YANG IDIOT!"
"Tidak usah berteriak seperti itu kepadaku! Itu hanya membuatmu semakin terlihat Idiot, Dasar Idiot."
"BERAPA KALI KAU MENYEBUTKU DENGAN KATA 'IDIOT' ITU, SIALAN?!"
"Idiot, Idiot, Idiot, Naruto Idiot, Iiiiiiiiiiiiiiiiidiot." ujar Igris terus-terusan menghina hostnya.
"NAGA GENDUT I—"
"Hentikan, Naruto! Hoaaammm… aku mau tidur dulu, terserah kau mau melakukan apapun, lakukan saja sesukamu." ucap Igris memotong perkataan Naruto sebelum pada akhirnya hanya suara dengkuran yang didengar oleh Naruto.
"Cepatnya…" gumam Naruto sweetdrop mendengar suara pelan dengkuran Igris. Naruto kemudian memejamkan kedua matanya, sebelum pada akhirnya dia membukakan kelopak matanya lebar. Memperlihatkan kedua bola mata sapphire yang berkilat tajam.
"SIALAN! Apa yang kau katakan itu memang benar, Igris. Apalagi setelah melihat apa yang mereka lakukan dengan gerbang ini. Darahku berdesir hebat kau tau? Kau juga dapat merasakannya bukan? Berbagai macam aura kekuatan yang saling berseteru dari arah depan kita. Tidak salah lagi, sekarang ada yang sedang bertarung dengan sengit disana. Terutama kekuatan jenis petir yang saling berbenturan di arah jam tiga. Ketimbang aura jahat yang membuatku merasakan nostalgia ini. Aura petir yang saling berbenturan disana jauh lebih menarik." ujar Naruto dengan nada bersemangat.
"Dasar Maniak Bertarung." gumam Igris yang ternyata masih belumlah tidur.
"Balance break."
Sring
[WELSH DRAGON BALANCE BREAKER]
"Naruto? Hei Naruto, kau mau kemana?" ucap Dewi Bishamon terkejut melihat pria yang ada di belakangnya tiba-tiba melompat dan sekarang sudah terbang melayang dengan armor hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. "Gagahnya." batin nista Bishamon melihat penampilan Naruto yang sekarang menggunakan mode balance breakernya. Di belakang punggung Naruto tampak sepasang sayap mekanik besar yang mengeluarkan cahaya hitam dengan suara layaknya jet.
Ngunggg
"Aku akan pergi kesana dulu, Bishamon. Tenang saja, aku sudah hafal dengan auramu. Aku pasti akan segera mendatangimu setelah aku mengurus dua mahluk yang sedang bertarung disana." ujar Naruto mulai melebarkan kedua sayap mekaniknya itu. "Ja naa…" lanjut Naruto melambaikan tangan kanannya kearah Bishamon, sebelum akhirnya pria pirang itu pergi melesat meninggalkan Dewi Perang Shinto itu.
DUASHHH
"Memangnya sia— ini… ini aura Susano dan… Takemikazuchi. Apa yang dilakukan oleh mereka berdua? Dan lagi… aura jahat apa ini? Aku sepertinya pernah merasakan aura i—" mata Bishamon lagi-lagi melebar setelah mengingat siapa yang memiliki aura ini. Dengan segera Bishamon memacu singa yang dikendarainya melesat maju kedepan. "Yabai, apa ini ulah Dewi Izanami?" lanjut Bishamon dengan nada yang bergetar. "Tidak salah lagi… ini memang aura Dewi Izanami. Bagaimana caranya bibi Izanami bisa keluar dari Yomi? Bukankah paman Izanagi sudah menutup pintu Yomi dan menyegel bibi Izanami disana? Apa segelnya rusak? Kuso, Tamagahara benar-benar dalam bahaya. Jika itu benar-benar bibi Izanami… Tamagahara sudah dipastikan akan hancur."
.
.
.
Istana Utama Tamagahara.
Didalam istana utama Tamagahara. Terlihat Dewi Amaterasu yang dikelilingi oleh beberapa Dewa dan Dewi lain sedang berdiri berhadapan dengan Dewa Kagutsuchi, Sang Dewa Api Shinto.
"Kagutsuchi-sama, apa yang anda lakukan? kenapa anda membunuh Dewa Izanagi?" tanya salah satu Dewa berdiri di depan Dewi Amaterasu dengan pakaian zirah perang bergaya Jepang.
Dewa Kagutsuchi yang ditanyakan seperti itu hanya semakin memperlebar senyumannya. Dewa tersebut lalu mengepalkan tangan kanannya yang sudah mulai terbakar oleh kobaran api berwarna kemerahan sambil melompat mundur beberapa meter ke belakang.
[HIKEN]
Teriak Kagutsuchi memukulkan tangan kanannya yang terselimuti oleh api kearah Amaterasu dan Dewa Dewi di depannya.
"Mundur!" ujar Amaterasu menerobos maju melewati semua Dewa Dewi yang berusaha melindunginya. Dengan gesitnya Dewi Matahari Shinto itu memajukan telapak tangannya kearah depan.
[KUROHOMURA KYO]
Sebuah perisai api hitam berbentuk lingkaran tercipta di depan Amaterasu menutup dirinya dan semua Dewa Dewi di belakangnya. Api merah berbentuk kepalan tangan yang mengarah kearahnya terhenti setelah menghantam perisai api hitam ciptaannya.
"Api hitamnya memakan apiku?" batin Kagutsuchi mengangkat sebelah matanya melihat serangannya yang seperti terserap kedalam lingkaran api hitam milik Amaterasu. Mata Kagutsuchi sedikit melebar, sebelum pada akhirnya Dewa Api tersebut melompat keatas menghindari sebuah tebasan dari arah sampingnya.
"Otou-sama/Izanagi-sama." ucap Amaterasu dan Dewa Dewi disana melihat sosok Izanagi yang baru saya melancarkan sebuah tebasan dengan tombak yang pernah di pergunakan oleh Susano dulu.
"Kau menggunakan kekuatanmu, Tou-sama?" tanya Kagutsuchi menampilkan senyuman meremehkan di wajahnya melihat kedua mata Izanagi yang memiliki pola aneh. "Ingat umurmu, Pa Tua." lanjut Kagutsuchi menciptakan beberapa tombak api di belakangnya.
[SHINKA SHIRANUI]
Kagutsuchi kemudian meluncurkan semua tombak apinya kearah Izanagi.
WUSH
Sebelum semua tombak api tersebut mengenai Dewa Izanagi, Amaterasu lebih dulu menciptakan serangan api hitam yang menghilangkan semua tombak api tersebut.
Mata Amaterasu dan Dewa Dewi lainnya melebar melihat Kagutsuchi sudah berdiri di depan Dewa Izanagi dengan seluruh tubuh yang terbakar oleh api merah. "OTOU-SAMA!"
Melihat sosok Kagutsuchi sudah berdiri di depannya dengan seluruh tubuh yang terbakar, Izanagi lalu menyabetkan tombaknya hendak menyerang Kagutsuchi.
Plak
Dengan cepatnya kagutsuchi menepuk bilahan tombak yang di pegang oleh ayahnya tersebut.
"Kagutsuchi… kau…" ujar Izanagi terkejut mencoba menarik tombaknya dengan sekuat tenaga.
Krek
"Encokku." batin Izanagi terkejut merasakan sakit di tulang pinggangnya.
"Bukankah sudah kubilang agar mengingat umurmu, Pa Tua." ucap Kagutsuchi dengan sinisnya. Sosok Kagutsuchi kemudian mulai berubah menjadi kobaran api merah sehingga dengan ajaibnya menembus tombak Izanagi dan tubuh tua Izanagi.
Grep
"Matilah, Orang Tua Brengsek." sosok Kagutsuchi tiba-tiba saja sudah ada di belakang Izanagi sambil memeluk tubuh tua tersebut.
[ENKAI HIBASHIRA]
Teriak Kagutsuchi menciptakan sebuah pilar api merah yang membakar dirinya dan tubuh ayahnya. Sebuah pilar api raksasa membumbung tinggi menghancurkan atap istana tempat mereka berada.
Sebelum Dewi Amaterasu melesat maju, Dewi tersebut dihentikan oleh beberapa Dewa Dewi yang bersamanya. Dengan cekatannya para Dewa Dewi tersebut menarik Amaterasu keluar dari istana tempat mereka berada yang mulai terbakar karena api yang tercipta dari serangan Dewa Kagutsuchi.
Para Dewa Dewi yang sedang bertarung menghadapi para mahluk-mahluk milik Dewi Izanami menatap terkejut Istana Tamagahara yang mulai terbakar oleh api, dikarenakan terciptanya sebuah pilar api raksasa yang membumbung tinggi menembus atap istana tersebut.
"ISTANANYA TERBAKAR!"
"KUSO, APA YANG SEBENARNYA TERJADI?!"
"BEBERAPA DEWA CEPAT PERGI KESANA!"
Sosok Dewi Izanami yang berdiri di belakang para mahluk-mahluk bawaannya menyipitkan matanya melihat pilar api yang mulai membakar istana megah Tamagahara. "Kagutsuchikah?"
Kembali lagi kesosok Dewi Amaterasu yang sudah berada di luar istana berdiri diatas jembatan bersama beberapa Dewa Dewi lainnya. "OTOU-SAMA." teriak Amaterasu sambil menatap istana Tamagahara yang sudah terselimuti oleh kobaran-kobaran api.
"Berhentilah berteriak seperti itu, adikku yang manis." suara Kagutsuchi kembali terdengar di telinga Amaterasu.
"Kenapa kau melakukan semua ini, Kagutsuchi-nii?" tanya Amaterasu menatap Takemikazuchi yang di selimuti oleh kobaran api terbang melayang di udara.
Bukannya menjawab, Dewa Kagutsuchi itu malah mulai menatap sosok Dewi Amaterasu dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan pandangan yang menjijikkan. Kagutsuchi kemudian menjilat bibirnya setelah melihat tubuh adiknya tersebut. "Kau sungguh sempurna sekali, Amaterasuku Sayang."
Para Dewa Dewi terutama Amaterasu yang melihat dan mendengar perkataan Kagutsuchi langsung memandang Dewa tersebut dengan pandangan marah.
"JAGA UCAPANMU, KAGUTSUCHI-SAMA!" teriak semua Dewa Dewi disana bersamaan. Amaterasu tampak menatap tajam mata Kagutsuchi yang terbakar oleh api tersebut dengan pandangan marah.
"Berisik sekali kalian, Dewa Dewi Rendahan!" ujar Kagutsuchi dengan sarkasnya sambil mendaratkan dirinya berseberangan dengan Amaterasu.
"Apa yang sebenarnya terjadi denganmu, Kagutsuchi-nii? Kenapa kau jadi seperti ini?" tanya Amaterasu menatap sosok kakaknya tersebut. "Kenapa kau berubah seperti ini?"
"Apa yang terjadi padaku? Aku memang sejak dulu seperti ini, Adikku." ucap Kagutsuchi mencoba mendekat kearah Amaterasu dan yang lainnya. Namun, berhenti karena sebuah kobaran api hitam tercipta di depannya. "Aku akan menceritakan kisahku padamu, Adikku." lanjut Kagutsuchi sambil menatap mata Amaterasu setelah adiknya itu menciptakan kobaran api hitam untuk menghentikan langkahnya. "Dulu… sebelum dirimu ada. Aku lebih dulu dilahirkan oleh ayah dan ibuku, Dewi Izanami. Namun, karena aku terlahir dengan kekuatan api yang sangat besar. Aku dengan tidak sengaja membunuh ibuku ketika dia melahirkan diriku ini. Melihat istri yang sangat di cintainya meninggal dunia. Ayah kemudian membunuhku yang baru saja terlahir ke Tamagahara waktu itu. Jasadku kemudian dijadikan sebagai tumbal, agar ayah yang kehilangan pasangan hidupnya itu bisa pergi ke dunia kematian. Namun, nasib berkata baik padaku. Karena, aku yang merupakan Dewa Shinto. Akupun kembali hidup karena kuil kehidupan yang dimiliki oleh Tamagahara. Beberapa tahunpun berlalu, ayah akhirnya kembali tanpa membawa ibu kembali ke Tamagahara. Aku bertanya 'kenapa kau tidak membawa ibu, Tou-sama?'. Kau tau jawaban yang ayah berikan padaku, 'ibumu sudah berubah.' ujarnya dengan wajah dingin. Karena, ayah baru saja kembali dari tanah kematian Jepang. Dia kemudian mensucikan dirinya dengan mandi di sungai Tamahagara. Ketika ayah sedang mandi mensucikan dirinya. Dengan tidak sengaja, ayah menciptakan dua anak perempuan kembar dan seorang anak laki-laki dari bagian tubuhnya. Ayah sangat-sangat menyayangi ketiga sosok anaknya yang baru itu. Sampai-sampai dia mengabaikan salah satu anak yang ditumbalkannya dulu. Anak itupun bertekad untuk menjadi pengganti ayahnya yang telah mengabaikannya itu kelak. Dia berjanji, akan menjadi anak yang dapat membanggakan sosok ayahnya. Anak itupun tumbuh, tumbuh, tumbuh. Sampai kepada titik, dimana anak tersebutpun menjadi salah satu Dewa utama Shinto dengan kekuatannya. Tapi… tapi… ketika sampai waktu dimana ayah hendak menyerahkan tahta Tamagahara. Dia malah memilihmu sebagai penggantinya, Amaterasu. Kenapa, kenapa, kenapa bukan aku yang menjadi pemimpin Tamagahara? Aku yang paling disakiti disini. Aku yang paling menderita sedari kecil. Aku yang paling berusaha keras dari yang lain. Kenapa bukan aku yang menjadi pimpinan Tamagahara? KENAPA?!" teriak Kagutsuchi marah. Kobaran api di tubuhnya semakin besar membumbung tinggi.
"Jadi itu yang kau rasakan, Putraku." suara Izanagi kembali terdengar di belakang Amaterasu. "Aku benar-benar tidak tau."
"Otou-sama." gumam Amaterasu mendekat kearah Izanagi dan menopang tubuh tua Dewa tersebut. "Tubuhnya menjadi lemah seperti ini…" batin Amaterasu merasakan kekuatan ayahnya semakin melemah.
"Kau terus-terusan menggunakan kekuatanmu, Pa Tua. Kau tentu takut karena dirimu tidak tersambung dengan kuil pembangkitan Tamagahara. Sehingga kau menggunakan kekuatan matamu untuk mengubah takdir agar kau bisa kembali hidup dari kematianmu." ujar Kagutsuchi memandang ayahnya benci.
"Maafkan aku, Kagutsuchi." ucap Izanagi menundukkan kepalanya kearah Kagutsuchi.
"HAHAHA… itu sudah terlambat, Pa Tua. Aku sudah beraliansi dengan Hades untuk menyerang Tamagahara. Walaupun, aku tidak tau, kalau ibu akan dikeluarkan dari Yomi oleh tengkorak Romawi itu. Ya sudahlah… LAGIPULA AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA!" teriak Kagutsuchi mulai menciptakan bola api super raksasa di atasnya.
[DAI ENKAI]
[ENTEI]
"Mati—"
Srut
Bola api super raksasa yang a hendak di lemparkan oleh Kagutsuchi tiba-tiba terlempar kearah berlawanan.
"Apa yang— EBISU! TEME!" Kagutsuchi menatap marah sosok pria yang ada jauh beberapa meter di belakangnya.
"Kau sepertinya menjadi sedikit gila, Kagutsuchi." ujar pria bernama Ebisu sedang memegang sebuah pancing emas di kedua tangannya. Pria tersebut memiliki wajah tampan dengan rambut bergaya spy, pakaian ala-ala detektif berwarna hitam terpasang di tubuhnya.
Wush
Lima sosok Dewa lain mendarat di belakang Ebisu.
"Enam dari tujuh Dewa keberuntungan Shinto." batin Kagutsuchi jengkel melihah enam Dewa Shiki Fukujin berdiri di belakangnya. "HUARGGHHHHH." teriak Kagutsuchi menciptakan kobaran api merah mengelilingi dirinya. "Aku hanya perlu bertahan sampai bantuan Hades tiba. Keputusanku sangat tepat untuk menyegel Tsukiyomi di kuilnya, kekuatan matanya itu sa—"
"AMA-NEESAMA!"
"TSUKIYOMI-CHAN, BISHAMON." teriak Amaterasu dengan wajah gembira. Lain halnya dengan Kagutsuchi yang sekarang tengah melebarkan matanya terkejut.
"Bagaimana bisa— cih… Bishamonten ya." gumam Kagutsuchi manatap tajam Bishamon yang mendarat di depannya bersama Tsukiyomi.
Bishamon yang melihat Kagutsuchi manatapnya tajam hanya tersenyum. "Ternyata kau yang berkhianat pada Tamagahara ya, Kagutsuchi. Pantas saja segel yang mengurung Tsukiyomi sangatlah kuat." ujar Bishamon menciptakan pedang great swordnya.
Bishamon Flashback On
Bishamon yang sedang mengendarai singanya manatap tajam mahluk-mahluk hitam yang sedang menghancurkan wilayah-wilayah para Dewa Dewi Tamagahara tinggal. "Tidak salah lagi, mereka mahluk-mahluk dari Yomi." ujar Bishamon pelan. Mata violet Bishamon kemudian mengedarkan pandangannya kesekitar. "Apa itu?" lanjut Bishamon menyipitkan kedua matanya melihat sebuah sulur-sulur api yang mengelilingi sebuah kuil dengan lambang bulan sabit di puncak atap kuil tersebut. Bishamon kemudian membawa singanya mendekat kearah kuil yang di kelilingi oleh sulur-sulur api di depannya.
"Inikan kuil Tsukiyomi." ujar Bishamon melihat kuil tersebut. Dengan perlahan Bishamon memajukan tangan kanannya hendak menyentuh salah satu sulur api di depannya.
WUSH
Kobaran api langsung membakar tangan Bishamon ketika dia menyentuh sulur api di depannya. Tapi, dengan aura emasnya, Bishamon dengan mudah memadamkan api yang membakar telapak tangannya.
"SIAPA DI LUAR SANA?!"
Teriakan seorang wanita yang dikenal Bishamon membuat Dewi Perang itu terkejut.
"Suara ini… TSUKIYOMI! APA ITU KAU?" teriak Bishamon kencang.
"BISHAMON-CHAN, APAKAH ITU KAU?! BISAKAH KAU MENGELUARKANKU? SEPERTINYA AKU DISEGEL DARI LUAR." teriak Tsukiyomi dari dalam kuil yang di kelilingi oleh sulur-sulur api.
"TUNGGU SEBENTAR, TSUKIYOMI!" teriak Bishamon sebelum Dewi tersebut menciptakan sebuah pedang tipe great sword di tangan kanannya.
DUSH
Aura keemasan keluar dengan sangat kuatnya dari tubuh Bishamon mengalir cepat ke pedang besar yang ada di tangannya. Dengan perlahan Bishamon mengangkat pedang yang sudah berbalut dengan aura keemasan itu keatas menggunakan kedua tangannya lalu, menghunuskannya secara vertical menghantam sulur api yang ada di depannya.
"Ngeh… su-sulur api ini kuat juga ya. Tapi…" aura keemasan dari tubuh Bishamon semakin kuat. "Ini bukan tandinganku." lanjut Bishamon menghancurkan sulur-sulur api yang mengelilingi kuil Tsukiyomi.
Bishamon Flashback Off
"Sayang sekali, Kagutsuchi. Sepertinya rencanamu gagal." ujar Bishamon mengarahkan pedangnya kearah Kagutsuchi yang di kelilingi oleh kobaran api.
"Kuso… kalau seperti ini terus, aku bisa kalah." batin Kagutsuchi mengumpat. "Dimana tengkorak sialan itu? Bukankah rencananya dia akan datang setelah aku membakar istana utama Tamagahara?"
.
.
.
Hades Place
Sosok Dewa Hades sekarang sedang duduk di singgasananya sambil memegang secangkir wine di tangan kirinya.
"HAHAHA… pasti sekarang Dewa Api itu sedang memikirkan dimana keberadaanku dan bantuan yang aku janjikan. Tapi, sayang sekali. Aku memang sejak awal tidak ada niatan membantu, Si Bodoh itu. Dengan iming-iming diriku ini akan membantu Dewa-dewa bodoh yang mau mewujudkan keinginan terpendam mereka. Mereka tidak tau bahwa tujuanku yang sebenarnya adalah membuat mereka saling menghancurkan mitologi mereka satu sama lain, HAHAHA. Benar-benar mudah sekali menghasut mereka. Hanya dengan bermodalkan janji untuk mewujudkan keinginan mereka. Aku dengan gampangnya membuat mereka mengkhianati mitologi mereka sendiri." ujar Hades senang sambil beberapa kali tertawa senang. "Jika rencanaku ini terus berlanjut. Maka semua mitologi selain Olympus akan melemah atau bahkan musnah dengan sendirinya. Dengan begitu, Olympus akan menjadi satu-satunya Mitologi yang paling kuat di dunia ini. Kemudian, aku akan membunuh adikku, Zeus dan duduk di singgasana Olympus menggantikan adik bodohku yang hanya memikirkan hawa nafsu bejatnya itu. HAHAHAHA, pada akhirnya aku yang akan menjadi raja dari segala raja di dunia ini. AKU AKAN MENJADI MAHLUK TERKUAT DAN YANG PALING BERKUASA NANTI, HAHAHA." lanjut Hades melemparkan gelas wine yang ada di tangannya ke lantai. Sosok Dewa tengkorak itu kemudian berdiri dari singgananya sambil melebarkan kedua tangan belulangnya. "Apalagi dengan salah satu rencanaku yang baru saja aku selesaikan. Sekarang tinggal menunggu kabar dari adikku Zeus yang bodoh itu. Dia pasti marah besar sekarang, melihat salah satu anaknya tiba-tiba menghilang dari Olympus dan hanya meninggalkan jejak yang pasti akan membuatnya semakin murka. HAHAHA… THIS IS THE BEST PLAN."
Dewi Persefone yang merupakan satu-satunya istri dan pasangan hidup Hades hanya menatap suaminya itu diam, melihat dan mendengar semua perkataan yang diucapkan oleh Hades dengan lantang dan penuh senenangan membuat Persefone khawatir. "Apakah menjadi salah satu The Strongest Beings In The World masih belum cukup untukmu, Anata?"
.
.
.
Back To Tamagahara
Bishamon kemudian melesat kearah Kagutsuchi sambil mengarahkan pedangnya.
"Cih… jangan meremehkanku, Bisha." bola-bola hijau kecil keluar dari jari-jari Kagutsuchi terbang melayang kearah Bishamon.
[HOTARUBI]
Bishamon yang melihat itu lalu dengan cepat menghentikan terjangannya.
[BOFU]
Hembusan angin menghembuskan bola-bola hijau yang diarahkan Kagutsuchi kearah Bishamon.
"Nani?" gumam Kagutsuchi memundurkan kakinya selangkah kebelakang. "Cih… Kak Raijin dan Fujin-aniki." lanjut Kagutsuchi jengkel melihat dua Dewa dengan wajah monster yang terbang melayang di atas langit. "Aku harus pergi dari si— GUAH!" Kagutsuchi tiba-tiba jatuh berlutut sambil terikat oleh tali emas mengitari tubuhnya.
"Aku tidak bisa membiarkanmu kabur setelah apa yang kau lakukan, Kagutsuchi!" ujar Ebisu mengikat Kagutsuchi dengan pancingan saktinya. Lima Dewa yang mengapit Ebisu seperti mengarahkan tangan mereka kearah Kagutsuchi.
"Kuso… mereka mau menyegelku." batin Kagutsuchi berkeringat dingin. Mata Kagutsuchi melebar melihat Bishamon yang melesat lagi kearahnya. Kagutsuchi kemudian mengubah dirinya menjadi kobaran api sehingga dia dapat lepas dari kekuatan enam Dewa Keberuntungan yang mau menyegelnya, dan juga sosok Bishamon yang menembus melewati tubuhnya. "HAHAHA—"
"Jangan senang dulu." gumam Bishamon dapat di dengar oleh Kagutsuchi ketika Dewi perang itu menembus tubuhnya.
Ketika Kagutsuchi mengalihkan pandangannya kedepan, dia sangat terkejut melihat dua bola mata dengan pola aneh sedang melihat kearahnya. "SIALA—"
[MUGEN TSUKIYOMI]
Kagutsuchi langsung ambruk setelah bertatapan langsung dengan mata Tsukiyomi.
"Apa sudah selesai?" ujar Ebisu dengan mata terpejam menyuarakan pertanyaan semua Dewa Dewi yang saat ini sedang memejamkan mata mereka juga.
"Hai." mendengar suara pelan Tsukiyomi, semua Dewa Dewi kemudian membuka mata mereka perlahan.
"Satu masalah sudah selesai." ujar salah satu Dewa dibalas anggukan oleh Dewa Dewi Shinto lainnya.
"Tapi, aku sedikit terkejut melihat Kagutsuchi-sama melakukan semua ini."
"Ini bukan salah Kagutsuchi. Ini semua salahku karena a—"
"Apakah kalian sudah selesai?" suara mengerikan memotong perkataan Dewa Izanagi terdengar di setiap telinga Dewa Dewi Shinto yang sedang berkumpul di dekat istana Tamagahara. Sosok Dewi Izanami tampak sedang melayang dengan mode tengkoraknya lalu mendarat di depan para mahluk-mahluk Yomi.
"Dewi Izanami…"
"Oka-sama."
"Apa kita bisa bertahan?"
"Ini sungguh merepotkan."
"Kuso."
Semua Dewa Dewi bergumam melihat sosok Dewi Izanami berdiri di hadapan mereka.
"Dia membawa mahluk-mahluk Yomi bersamanya. Dua belas Dewa jahat, dua puluh empat Oni legendaris, dan kurang lebih seribu mahluk-mahluk Yomi… kalau kita tidak bisa menghentikan bibi Izanami, Tamagahara bisa runtuh." batin Amaterasu menggigit bibir bawahnya khawatir.
"IZANAMI!" teriak Dewa Izanagi berdiri paling depan sambil di topang oleh Amaterasu dan Tsukiyomi.
"BERSIAPLAH UNTUK MATI, IZANAGI!" teriakan Dewi Izanami lebih kencang dari mantan suaminya, Izanagi. Suara teriakan yang membawa hawa kematian, membuat semua mahluk yang mendengarnya bergetar takut.
.
.
.
INDONESIA MERDEKA
.
.
.
Other Tamagahara place with Susanowoo and Takemikazuchi before Kagutsuchi lose.
Di lain tempat, Dewa Susano sekarang sedang bertarung dengan Dewa Takemikazuchi. Tampak pertarungan itu berat sebelah. Dimana sosok Dewa Susano sedang terpojok dengan beberapa luka sabetan di tubuhnya. Beda halnya dengan Dewa Takemikazuchi, Dewa tersebut tampak baik-baik saja. Hanya saja, penutup kepala yang menutup kepala dan wajahnya sudah hilang, menampilkan wajah seorang pria berwajah Jepang dengan rambut hitam pendek yang menatap Dewa Susano dengan pandangan meremehkan.
"Kuso… Lingkaran petir di punggungnya itu terus-terusan menyerap semua serangan petirku." batin Susano menatap kesal sebuah lingkaran biru dengan ukuran 5 meter yang berada di punggung Takemikazuchi berputar pelan mengikuti arah jarum jam.
CRZZZ
Petir-petir biru mulai menyelimuti pedang Kusanagi yang ada di tangan kanan Susano. Susano kemudian menyabetkan pedangnya beberapa kali kearah Takemikazuchi yang hanya diam tak bergerak. Sebelum sabetan-sabetan petir yang diciptakan oleh Susano mengenai Takemikazuchi, petir-petir itu tiba-tiba terserap oleh lingkaran biru yang ada di punggung Dewa tersebut.
WUSH
Takemikazuchi langsung melesat cepat kearah Susano sambil menyabetkan katana yang ada di tangan kirinya.
TRANG TRING TRINZZZZ
Kedua Dewa yang memiliki gelar Dewa Badai tersebutpun saling membenturkan katana yang ada di tangan mereka. Namun, Susano melompatkan dirinya kebelakang, mencoba menjauh dari Takemikazuchi.
"Aku tidak bisa berdekatan dengannya. Kekuatanku terus-terusan diserap oleh lingkaran sialan itu." batin Susano menatap jengkel Takemikazuchi.
"Hebat bukan lingkaran ciptaanku ini?" ujar Takemikazuchi menunjuk lingkaran biru yang ada di belakangnya. "Alat ini sangat cocok untuk Dewa yang bisa menciptakan petir dari tubuhnya sepertimu, Susano. Bahkan, alat ini dapat menyerap kekuatan Thor dari Asgard."
"Kau sepertinya sangat membanggakan lingkaran itu, Take." ucap Susano lagi-lagi menciptakan aliran petir di Kusanaginya.
[SANDA DRAGON]
Susano melancarkan serangan petir berupa naga petir kearah Takemikazuchi.
"Percuma!" gumam Takemikazuchi tersenyum sombong melihat naga petir Susano terserap kedalam lingkaran birunya. "Lingkaran ini dapat menyerap dan menyimpan segala kekuatan petir di dalamnya. Kusanagi ataupun Mjolnir, bukanlah tandinganku sekarang."
"Ya, aku akui lingkaran biru itu sangat cocok untuk Dewa petir yang tidak bisa menciptakan petir dari dalam tubuhnya."
Mendengar perkataan Susano membuat Takemikazuchi yang tersenyum sombong melebarkan kedua matanya. "SUSANO!"
[DAI SANDA DRAGON]
Mata Susano melebar melihat naga petir yang jauh berkali lipat lebih besar dari naga petir ciptaanya, keluar dari lingkaran biru yang Takemikazuchi miliki.
"SHINEEE!"
WUSH
"Kuso… inikah akhir hidup—"
[DRAGON BLASTER]
Sebuah laser hitam menghantam naga petir berukuran raksasa yang sudah setengah jalan hampir mengenai Susano.
"Ap—" Susano ataupun Takemikazuchi terseret mundur akibat hembusan angin dari laser hitam raksasa yang menghancurkan naga petir di hadapan mereka.
"OIII… DAIJOBUKA?" Naruto terbang melayang menghampiri Susano yang menatapnya terkejut.
"Aura ini… kau manusia yang disuk—"
"Apa kau tidak apa-apa, Susanto?" ujar Naruto memotong perkataan Susano sambil menghilangkan armor yang menutupi kepalanya.
"NAMAKU SUSANO, BRENGSEK." teriak Susano marah sambil menyerang Naruto dengan kusanaginya.
"Hehehe… maafkan aku, Gendut." ujar Naruto tertawa pelan sambil menghindari setiap tebasan-tebasan Susano yang diarahkan padanya.
"AKU TIDAK GENDUT, PIRANG SIALAN!" teriakan Susano semakin kencang karena sosok manusia di depannya menyebut dia gendut.
[RAIRO]
Naruto dan Susano melompat untuk menghindari seriga petir yang melesat cepat kearah mereka.
"Berani-beraninya kalian mengabaikanku!" geram Takemikazuchi dengan petir-petir biru yang mengelilingi tubuhnya. Tampak lingkaran biru yang ada di belakangnya semakin melebar.
"Lingkaran itu semakin membesar." batin Susano setelah mendengar teriakan Takemikazuchi. "Dia menyerap ion negatif dari awan Tamagahara." lanjut Susano memperhatikan petir-petir yang tertarik dari atas langit. Susano kemudian mengalihkan pandangannya kearah Naruto. "APA YANG KAU LAKUKAN DISINI, NARUTO?"
"Hooo… sugei na, kau masih mengingat namaku ketika aku sudah melupakan namamu." bukannya menjawab, Naruto malah menatap Susano takjub sambil mengacungkan jempolnya.
Urat-urat di kepala Susano mulai tampak akibat mendengar perkataan Naruto. "KUSO YARO!" teriak Susano kesal langsung menyerang Naruto dengan kekuatan petirnya.
"WAHAHAHA." gelak tawa Naruto kencang sambil menangkis serangan petir Susano dengan tangan kanannya.
Mata Susano dan Takemikazuchi sedikit melebar melihat sosok Naruto yang tidak menggunakan armor kepala menangkis serangan Susano dengan mudahnya. "Senjutsu." batin keduanya bersamaan. Takemikazuchi kemudian mengarahkan katananya kearah Naruto.
[RAKURAI]
"Naruto, aw—"
[BOOST]
Perkataan Susano terhenti melihat Naruto dengan mudahnya menahan sambaran petir Takemikazuchi dengan telapak tangan kirinya yang diarahkan kesamping. "Aku punya ide." batin Susano melihat petir-petir hitam yang menari-nari di armor hitam Naruto.
"Naruto, apa kau bisa membantuku?"
"HAHAHA… apa ini? Susano meminta pertolongan?" Takemikazuchi tertawa setelah mendengar perkataan Susano. "Ini sangat langka."
"Itu memang tujuanku kesini. Walaupun aku tidak tau apa yang terjadi. Tapi, sepertinya pria yang di hadapan kita ini, punya maksud jahat. Aku dapat merasakannya." ujar Naruto terbang melayang mendekati Susano.
CRRZZZ
Sebelum Naruto berhasil mendekati Susano, sambaran petir biru lebih dulu membuat Naruto menghentikan tindakannya.
"Kalian pikir aku akan membiarkan kalian?" ujar Takemikazuchi dengan sarkasnya.
Susano dengan cepatnya menyentuh keningnya dengan telunjuk sambil memejamkan kedua matanya. "NARUTO!" teriak Susano mengarahkan telunjuknya yang mengeluarkan petir kecil mengarah kearah kepala Naruto.
Mata Naruto sedikit melebar setelah petir kecil tersebut mengenai kepalanya. "Lingkaran itu menyerap kekuatan berjenis petir. Serang dia dengan seluruh kekuatanmu. Aku akan mengalihkan perhatiannya, agar kau bisa menyiapkan seranganmu." pesan suara Susano menggema di kepala Naruto. "Dewa ini hebat juga dapat dengan cepatnya mengetahui salah satu jenis kekuatanku." batin Naruto melirikkan matanya kearah Susano.
Sring
"Oke, Susanto." ujar Naruto tersenyum maniak kearah Susano sambil menciptakan lagi armor kepalanya.
"SUDAH KU BILANG, NAMAKU SUSANO, BUKAN SUSANTO!"
WUSH
Dengan cepatnya Susano melesat cepat kearah Takemikazuchi yang tersenyum sombong kearahnya.
"Apa yang kau rencanakan, Susano?" ujar Takemikazuchi menahan tebasan Susano.
Susano hanya diam dan tetap melancarkan tebasan-tebasan katana kearah Takemikazuchi di depannya.
"Ini dia." batin Susano hendak menusukkan kusanaginya kearah Takemikazuchi.
"LAMBAT!" teriak Takemikazuchi lebih dulu menusuk perut Susano dengan katananya.
"Garhk." Susano memuntahkan darah segar setelah katana Takemikazuchi menembus perutnya. Kusagi yang ada di tangannya bahkan jatuh tertancap di bawah kakinya.
"Kena ka—"
Perkataan Takemikazuchi terhenti setelah tangan kiri yang memegang katananya di pukul Susano dengan kuat, sehingga tangan kiri yang memegang katana tersebut melepaskan pegangannya. Susano kemudian melompatkan dirinya kebelakang, walaupun katana Takemikazuchi masih bersarang di perutnya.
"Se-sekarang, NARUTOOOO!"
Mendengar teriakan Susano, Naruto yang sudah menciptakan dua buah meriam hitam di bahunyapun tersenyum maniak.
SRING
Melihat cahaya hitam yang mulai bersinar terang dari sosok manusia yang membantu Susano. Dengan sigapnya, Takemikazuchi memindahkan lingkaran biru yang ada di punggungnya keatas.
[BOOST BOOST BOOST BOOST BOOST] 35X
[BLACK THUNDER BLAST]
"MUDA, MUDA, MUDA, MUDADA!" teriak Kagutsuchi sambil menyerap serangan laser petir hitam Naruto.
WUSH
"Yo, Take."
Suara Susano dari arah belakangnya mengejutkan Takemikazuchi yang sedang menyerap kekuatan serangan Naruto. Di lirikan matanya, Takemikazuchi dapat melihat Susano dengan kimono yang sudah bersimbah darah, sudah siap menebasnya dengan kusanagi di tangannya.
[100 SURASSHU]
Dengan gerakan kilat, Susano menebas-nebas tubuh Takemikazuchi menggunakan kusanagi.
"HUARGH!" teriak Takemikazuchi menciptakan petir-petir hitam dari hasil dia menyerap serangan Naruto untuk menghempaskan Susano yang sedang menyerangnya.
"Argh…" Susano terpental jauh akibat terkena sambaran petir hitam Takemikazuchi.
"Rasakan it—"
KRACK KRECK KRACK
Perkataan Takemikazuchi terpotong karena lingkaran biru yang dia miliki mulai retak. "Sejak kapan lingkarannya menjadi sebesar ini?" batin Takemikazuchi terkejut melihat lingkaran kekuatannya menjadi sangatlah besar melebar.
[BOOST BOOST BOOST BOOST BOOST] 35X
"KAU SALAH BESAR KETIKA MELAWAN MAHLUK YANG DAPAT TERUS-TERUSAN MENGGANDAKAN KEKUATAN SEPERTIKU!" teriak Naruto terus-terusan menambah kekuatan lasernya. "Berisik, Naruto." umpat Igris terbangun dari tidurnya. "Are? Dia sedang bertarung dengan siapa?"batin Igris mengedipkan matanya berkali-kali. "Yasudah lah. Lebih baik aku tidur lagi. HOOOAAAMMM… lagi pula Naruto dapat menggunakan kekuatanku semaunya."
"Sialan. Kalau terus seperti ini, lingkara—"
KREK KRAK TASHHH BOOOMMMM DUARRRRRR
Lingkaran biru milik Takemikazuchi lalu retak dan akhirnya pecah menyebabkan ledakan petir yang menghantam Takemikazuchi. Dewa tersebut tampak terseret jauh akibat ledakan tersebut.
"K-kuso." Takemikazuchi mengumpat berusaha mendirikan tubuhnya. Namun, akibat luka yang di terimanya, Dewa tersebut hanya bisa menundukan dirinya dengan bertopang menggunakan kedua tangannya.
Tap tap tap
Mata Takemikazuchi melebar mendengar suara langkah kaki mendekat kearahnya.
"Terima kasih sudah mendatangkan dirimu padaku." ujar Susano pelan sudah berdiri di belakang Takemikazuchi yang terluka parah. "Ini sudah selasai, Take."
"Bunuh aku!"
Mendengar perkataan Takemikazuchi, Susano hanya memejamkan matanya.
"Haruskah aku yang—"
"Biar aku saja, Naruto." ujar Susano memotong perkataan Naruto yang sudah mendarat di sampingnya. "Maafkan aku, Kakak." gumam Susano pelan sebelum dia menebas kepala Takemikazuchi. Dengan ajaibnya, tubuh Takemikazuchi langsung berubah menjadi kunang-kunang berwarna biru yang terbang melayang kelangit.
"Apa kau tidak merasakan apa-apa setelah membunuh saudaramu?" tanya Naruto melirikkan matanya kearah Susano.
"Bagaimana kau tau kalau dia saudaraku?" ujar Susano menatap Naruto bingung.
"Begini-begini, aku juga penghuni Jepang. Tentu saja aku tau silsilah Dewa utama Shinto." jawab Naruto santai.
"Heee… " gumam Susano setelah mendengar perkataan Naruto sebelum sedetik kemudian mata Dewa Badai itu berkilat tajam. "KALAU KAU TAU SILSILAH KAMI, KENAPA KAU SALAH MENYEBUT NAMAKU, BRENGSEK!" teriak Susano mengejutkan Naruto.
"Hehehe…"
"HEHEHE NDASMU!"
Susano kemudian menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya. Lalu, menatap pria pirang keemasan disampingnya. "Kau tenang saja. Kami para Dewa Dewi Shinto, ketika mati akan terlahir kembali di kuil kebangkitan Tamagahara. Lagipula… Ini bukan pertama kalinya aku membunuh saudaraku sendiri." ujar Susano tersenyum tipis sambil menutup luka tusukan di perutnya. "Ini lebih sakit dari apa yang aku perkirakan."
Naruto hanya mengangguk-angguk kepalanya pelan setelah mendengar perkataan Susano.
"Sebaiknya kita cepat pergi ke istana Tamagahara. Ada satu masalah lagi yang jauh lebih berba— Argh." perkataan Susano terhenti karena Dewa tersebut merasakan sakit di tubuhnya sambil terhuyung kedepan. Naruto yang melihat Susano kesakitan hendak tersungkur kebawah dengan sigapnya menahan tubuh Dewa yang agak gempal tersebut.
"Kau tidak apa-apa?"
"A-aku tidak apa-apa. Yang lebih penting, kita harus pergi ke istana Tamagahara sekarang." ujar Susano berusaha menahan sakit.
Naruto hanya diam mendengar perkataan Susano. "Sebaiknya aku juga harus menghemat tenagaku. Aura gelap yang di sana bukan main-main." batin Naruto menghilangkan mode balance breakernya, meninggalkan gauntlet hitam dan sepasang sayap mekanik dipunggungnya. Pria pirang itu kemudian merangkul Susano sambil bersiap hendak menerbangkan dirinya.
WUSH
Naruto dan Susano kemudian terbang melesat kearah istana utama Tamagahara. Susano yang terbang sambil di rangkul oleh Naruto hanya menatap miris keadaan rumah-rumah para Dewa Dewi Shinto yang sudah hancur akibat perbuatan mahluk bawaan Dewi Izanami.
"Seberapa besar kerusakan akibat serangan bibi Izanami ini?" batin Susano khawatir. Mata Susano kemudian melebar melihat Dewi Izanami dalam mode tengkoraknya berdiri paling depan diantara para mahluk-mahluk Yomi yang dibawanya. Di depan Dewi Yomi tersebut terlihat para Dewa Dewi Shinto yang di pimpin oleh ayahnya, bersiap sudah hendak berperang. "Naruto! Di sana!" ujar Susano membuat Naruto yang sedang memperhatikan keadaan di bawahnya kemudian mengalihkan pandangannya kedepan.
"Izanami-nee?" ucap Naruto terkejut melihat sosok Dewi Izanami yang hendak menyerang Dewa Dewi Shinto di depannya.
Izanami yang memiliki pendengaran yang luar biasa dalam mode tengkoraknya tiba-tiba berhenti membuat semua mahluk Yomi yang di pimpinnya bingung. "Suara ini…" batin Izanami terkejut menolehkan kepala tengkoraknya kebelakang. "NARUTO-KUN!" teriak Izanami senang lalu dengan sekejap merubah menjadi wujud wanita berambut hitam. Dengan cepatnya Dewi tersebut terbang melesat kearah Naruto yang sudah melepaskan rangkulannya pada Susano. Lalu, memeluk pria pirang keemasan itu layaknya seperti baru saja berjumpa dengan kekasihnya.
"Lama tidak berjumpa, Izanami-nee." ujar Naruto tersenyum hangat membalas pelukan Izanami. Igris yang melihat kejadian tersebut melalui linknya dengan Naruto hanya menghembuskan nafasnya malas. "Sebentar lagi war akan terjadi." batin Igris malas sambil menutup kedua telinganya.
"Kau mengenal bibi Izanami?" tanya Susano terkejut melihat Dewi Izanami memeluk erat Naruto sambil melayang di samping pria pirang keemasan itu.
Mata Amaterasu dan Tsukiyomi berkedut melihat mantan istri ayah mereka tengah memeluk manusia yang mereka sukai dengan manja.
"BERHENTI MEMELUK NARUTOKU SEPERTI ITU!" teriak Bishamon marah melesat kearah Naruto yang sedang berpelukan dengan Izanami mengejutkan Amaterasu dan Tsukiyomi. Sedetik kemudian dua Dewi kembar itu lalu tersadar sambil ikut melesat mengikuti Bishamon.
"LEPASKAN NARUTO-SAMA, NENEK TUA!"
"NARUTO-SAN ITU KEKASIHKU!"
Izanami yang sedang memeluk Naruto sambil menghirup bau leher pria pirang itu kemudian mengalihkan matanya kebelakang untuk melihat tiga Dewi melesat kearahnya. "HAH?! JAGA MULUT KALIAN DEWI-DEWI KEMARIN SORE!"
"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Izanagi mengedipkan kedua matanya berkali-kali melihat mantan istrinya dan kedua putrinya serta salah satu Dewi keberuntungan sedang memperebutkan seorang manusia berambut pirang keemasan.
.
.
.
Asgard, tempatnya Para Dewa Norse
Di dalam ruangan singgasana Odin, beberapa orang sedang berkumpul seperti mengobrolkan sesuatu. Odin yang duduk di singgasanya sedang mendengarkan perkataan-perkataan dari kedua gagak kesayangannya. Frigga yang merupakan istri Odin, sedang duduk di sebelah singgasana suaminya tengah memijat bahu kekar Thor sambil membicarakan sesuatu kepada putranya itu.
Krettt
Pintu ruangan tersebut tiba-tiba terbuka membuat Thor yang sedang dipijat ibunya lalu mengalihkan pandangannya ke depan.
"Akhirnya kau datang juga, Vali." ujar Thor senang menatap tim Vali lengkap berjalan pelan memasuki ruangan singgasana Odin.
"Yo… Aniki." ucap Vali mengangkat tangan kanannya sambil berjalan mendahului anggota timnya. Thor langsung segera berdiri dan kemudian berjalan cepat kearah Vali lalu memeluk sang Hakuryuukou erat.
"Grrr… Thor-aniki lepaskan aku! Aku sudah bukan anak kecil lagi." ucap Vali kesal mencoba melepaskan pelukan sayang Thor dari tubuhnya. "Kuatnya." batin Vali tidak bisa melepaskan pelukan kuat Thor.
"Aku tidak pernah melihat Vali diperlakukan seperti ini-nyaa." ujar Kuroka sedikit terkejut. Dua saudari pirang yang di belakang Kuroka hanya menutup mulut berusaha untuk menahan tawa.
"KHA KHA KHA." Bikou tertawa keras melihat Vali yang di peluk oleh salah satu Dewa terkuat di dunia supranatural.
Cetakan perempatan tercipta di dahi Vali mendengar Bikou yang tertawa keras di belakangnya. Mata Vali sedikit melebar setelah dia mendapatkan sebuah ide. "Thor-aniki… monyet yang ada di belakangku ini adalah penggemarmu." ujar Vali kepada Thor. Bikou yang mendengar perkataan Vali langsung berhenti tertawa sambil menatap wajah Vali yang menengok padanya. "Dia sangat mengagumi kekuatanmu, Aniki." Thor yang mendengar itupun langsung melepaskan pelukannya pada tubuh Vali.
"Hah? Apa maksudmu, Va— GUAHHH."
Mata Bikou melebar karena Thor menerjang dan langsung memeluk erat cucu dari Sun Wukong tersebut.
"Souka… kau penggemarku ya? WAHAHA… sudah lama sekali aku tidak mempunyai penggemar semenjak para Viking di Midgard telah punah." ujar Thor senang sambil memeluk erat tubuh Bikou.
"Ku-kuso… kuatnya." batin Bikou terkejut merasakan pelukan kasih sayang dari Thor. "A-aku tidak bisa bernafas! B-brengsek kau, Vali." lanjut Bikou mengumpat karena melihat senyuman Vali yang ditujukan padanya.
"Rasakan itu. Siapa suruh kau menertawaiku tadi, Monyet Sialan." Vali membatin sambil tersenyum menghina kearah Bikou yang menatapnya tajam.
Odin dan Frigga tertawa pelan melihat interaksi Thor dan anggota cucu angkat mereka, Vali Lucifer.
Drap drap drap
Salah satu valkrye berlari kencang masuk mengejutkan semua orang yang ada di ruangan tersebut. Thor menghentikan pelukannya dari tubuh Bikou karena melihat seorang valkrye masuk kedalam ruangan singgasana ayahnya tanpa ijin. "Aku punya firasat buruk." Thor membatin melihat valkrye tersebut.
"Hei ada apa? Kenapa kau berlari seperti itu?" ujar Frigga menatap Valkrye yang sudah berlutut di depannya. Vali dan kelompoknya hanya menatap valkrye yang ada di dekat mereka bingung.
Arthuria yang sekilas sempat menatap apa yang ada di tangan valkrye di sampingnya membuat wanita pirang cantik itu melebarkan kedua matanya. "Serius?"
"Hosh hosh hosh… h-hamba membawa sebuah surat, Frigga-sama." ucap valkrye tersebut dengan nafas ngos-ngosan.
"Surat? Dari siapa?" tanya Odin menyipitkan matanya.
"Da-dari O-olympus, Yang Mulia."
"Olympus? Apa akhirnya Dewa petir bejat itu menerima surat perdamaian yang dibuat oleh para bocah dari mitologi Bible?" ujar Odin berdiri dari duduknya.
"Se-sepertinya bukan, Odin-sama." ujar Valkrye tersebut dengan nada seperti ketakutan sambil memperlihatkan surat yang di pegangnya.
Mata Odin, Thor, dan Frigga melebar melihat warna surat kertas yang ada di telapak tangan valkrye di depan mereka.
Hitam kemerahan.
Sebuah surat yang terbuat dari kulit hewan dengan warna hitam kemerahan.
Semua Dewa Dewi di dunia ini tentu tau dengan arti warna dari surat yang ada di tangan valkrye itu.
Sebuah warna surat yang menandakan sebuah tantangan dari pengirim surat tersebut.
Jalan terakhir sebuah mitologi untuk menyelesaikan masalah dengan mitologi lain melalui jalur kekerasan.
Jalur yang dapat menghilangkan salah satu mitologi dari dunia.
Perang.
Olympus mendeklerasikan perang kepada Asgard.
.
.
.
Rusia
Rusia, atau lebih tepatnya, Federasi Rusia. Sebuah negara berdaulat yang membentang dengan luas di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Luas negara Rusia mencakup seperdelapan luas daratan yang ada bumi, membuat negara tersebut menjadi negara terluas di dunia.
Putoranskiy Gosudarstvennyy P. Z. adalah salah satu kawasan di Rusia yang dimana terdapat pegunungan dengan hutan-hutan yang lebat. Namun, yang sekarang terlihat di sana, malah keadaan hutan yang sudah porak-poranda. Beberapa mahluk seperti manusia menggunakan jubah hitam yang berdiri membentuk lingkaran mengelilingi sesosok wanita berambut merah panjang yang duduk bersilang di atas tanah memegang sebuah cawan emas. Cawan tersebut mengeluarkan cahaya emas yang sangat menyilaukan namun, wanita berambut merah itu seperti tidak memperdulikannya dan tetap menatap cawan tersebut dengan mata telanjang.
Sring
Sebuah lingkaran sihir berwarna hijau tercipta di sebelah wanita berambut merah tersebut. Mengeluarkan sesosok wanita berambut pirang dengan gaya bob, pakaian yang dikenakan wanita tersebut berbeda dengan mahluk-mahluk yang ada disana. Dia malah menggunakan pakaian bertipe assassin sempit yang memperlihatkan bentuk lekuk tubuh gitar spanyolnya. Wanita berambut pirang tersebut kemudian berjalan pelan menghampiri wanita berambut merah lalu memegang bahu kirinya. "Semuanya sudah siap…,"
"Kushina-sama."
.
.
.
Continue
.
.
.
TBC
Nasgor/N : PULU PULU PULU PULUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
Yooo… apa kabar kalian? Semoga kalian semua baik-baik aje ye dan selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa, Amin.
Yup… seperti yang kalian lihat, Kang Nasgor kembali mengupdate fic BBG ini. Karena, masih banyak reader yang masih menyukai fic karangan ane nih dan menyuruh ane untuk tetap up. Kang Nasgor jadi terhura… eh, terharu maksudnya. :v
Ngomong-ngomong ane minta maaf soal AN ane di chapter 10 soal perkiraan chapter 11 yang sekarang sudah kalian baca. Ane ubah, soalnya… ya gitulah. wkwk
Oh iya. Kang nasgor juga ingin memberitahu kalian, atau bisa dibilang ini adalah promosi. Kang Nasgor sekarang adalah salah satu member dari grup WA yang beranggotakan author-author senior dan junior didunia fanfiction Indonesia. Jadi, jika kalian ingin kenal mereka dan belajar lebih banyak masalah penulisan, silahkan hubungi saya melalui PM. Kami sekarang sedang mencari member baru. Baik itu author ataupun reader. Kami menerima semua itu untuk memajukan grup tersebut. Tapi, mohon maaf jika kalian bergabung hanya ingin menjadi sider. Nope, kami tidak mencari anggota seperti itu. Kami hanya membutuhkan member yang selalu aktif dan bisa bersama-sama saling memajukan grup. Terutama saling sharing tentang perfanfiction Indonesia. Kalian juga bisa PM author kang harem aka 4kagiSetsu atau engga author anak sekolahan aka FCI. Cursed Eternal biar lebih cepat. Ane tunggu kedatangan kalian di grup ye.
Btw, hari ini tgl 17 Agustus. Hari dimana negara kita, Indonesia mendapat kemerdekaannya. Jadi, tolong sebelum review dimohon untuk mencantumkan kata 'INDONESIA MERDEKA'. Ane kasih contoh : 'INDONESIA MERDEKA, wih ganteng bgt lu kang nasgor.' :v makasih udah nyebut ane ganteng hahaha. Itu contohnya ya. kalo masih review tanpa mencantum yang ane contohin itu. Berarti kalian ENGGA MEMBACA NOTE YANG ANE TULIS INI. Mana jiwa 46 kalian oy? Nulis gituan aja malas. Bangsa kita ini sedang merayakan kemerdekaannya. Jadi, kita harus menunjukkan sedikit apresiasi kita sebagai warga Indonesia.
Next chapter 12 : Olympus vs. Nordik
5 Best Comment chapter 10 : Abidin Ren, Xianjing-PINK, Eunoia-san, aulshi, and stalone.
Thank buat kalian yang sudah memberikan review di fic BBG ini. Apalagi Dude Abidin dan Dude Xianjing yang juga merupakan member di grup yang ane tempati.
Maaf kalo AN ane panjang. Awokwowkwok
Bye-bye Salam Nas-Gor. Ingat… tetaplah kalian makan Nasgor. Karena Nasgor itu… Nasgor itu apaan?
.
.
.
Sekian.
.
.
.
Stay Safe and Peace ;)