"Nakano Miku! Aku menyukaimu! Tolong, jadilah kekasihku!"

Itulah yang diucapkan oleh Naruto Uzumaki saat dia menyatakan perasaannya pada seorang gadis, pemuda pirang itu harus membuang semua harga dirinya untuk menyatakan perasaannya pada Miku tetapi...

"Kau menyukai kembaranku."

"Eh?" Naruto terdiam dengan wajah bodohnya, ia mengerjapkan kedua matanya beberapa kali saat mendengarnya. "Tunggu dulu? Jadi kau..."

Gadis di depannya itu tersenyum ceria dan menampilkan deretan gigi putihnya. "Aku Nakano Yotsuba!"

Wajah Naruto langsung pucat saat itu juga, dia menepuk jidatnya saat tahu jika gadis di depannya itu bukanlah Miku. "Astaga, maafkan aku Nakano. Aku tak tahu jika kau bukan Nakano Miku."

"Kan Miku punya kembaran dan itu adalah aku. Umm, bagaimana jika kita membuat kesepakatan?"

Naruto mendongak menatap sosok gadis dengan oita hijau di kepalanya itu. "Kesepakatan?" Yotsuba mengangguk kecil. "Kesepakatan apa yang kau mau, Nakano?"

"Umm, mungkin aku bisa mendekatkanmu pada Miku, tapi dengan syarat."

"Syarat?"

"Um! Kau harus mengatakan apa yang disukai oleh kembaranmu, Uzumaki Menma."

Naruto mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. "Baiklah jika itu maumu."

Mereka berdua pun berjabat tangan.

...

..

.

Naruto by Masashi Kishimoto & The Quintessential Quintuplets by Haruba Negi masuk neraka paling- nggak deh.

Warning: Vanilla Content, OOC, AU, Typo(s) etc

A/N: sebagian besar adegan akan mengambil dari one-shoot Parasol Alliance by Amami, serta akan ada beberapa perbedaan.

...

..

.

Nakano Miku.

...

Enjoy it!

Naruto meletakkan kepalanya di atas mejanya, wajahnya begitu memelas saat dia memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu. Dia mengadakan kesepakatan dengan Nakano Yotsuba yang notabenya adalah kembaran dari Nakano Miku, pemuda itu menyukai gadis pendiam dengan rambut panjang itu, dia memandang gadis itu seolah bidadari yang jatuh dari langit.

Gadis itu masih satu kelas dengan dirinya, ia begitu senang saat tahu kalau dirinya masih satu kelas dengan Miku, dia sendiri berjuang sekuat mungkin agar bisa sekelas dengan Miku.

"Ahh, aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari dirinya," gumam Naruto. Ia terus bermalas-malasan di atas kursinya hungga sosok lain berdiri disamping mejanya. "Nakano?"

"Uzumaki, ikut aku sebentar!"

Naruto hanya menuruti perkataan dari Yotsuba, dia berjalan mengekor gadis itu dibelakang. Langkah kaki Yotsuba membawa mereka ke sebuah tempat yang jarang dikunjungi oleh murid serta guru-guru lainnya, tempat paling atas sendiri dan dekat dengan pintu yang menghubungkan atap sekolah serta bagian dalam sekolah.

Naruto mengangkat sebelah alisnya melihat Nakano Yotsuba yang sedang duduk di sebuah anak tangga, dia pun ikut duduk di sana. "Ada apa?"

Yotsuba mengambil ponselnya dan menunjukkan beberapa foto serta hal yang disukai oleh Miku. "Miku disini suka sekali dengan pelajaran sejarah. Dia agak freak di pelajaran tersebut daripada aku."

"Eh, benarkah?"

Yotsuba mengangguk kecil mengiyakan perkataan Naruto, dia juga menjelaskan beberapa hal yang tidak diketahui oleh si pirang itu. Naruto sendiri hanya manggut-manggut seolah mengerti akan penjelasan yang diberikan oleh Yotsuba.

"Kau mengerti sekarang?"

"Ya, aku akan mencoba untuk belajar sejarah mungkin, terlebih lagi aku sudah berusaha keras untuk masuk di kelas yang sama dengan Miku." Naruto tersenyum setelah mengatakannya, di kedua matanya seolah ada api yang sangat membara, dia mulai bersemangat untuk mengejar Miku. "Baiklah, bolehkah kita bertukar nomor ponsel? Jika ada apa-apa aku bisa menghubungimu."

Yotsuba terdiam sebentar, ia pun menggangguk sambil bertukar nomor ponsel dengan Naruto. Keduanya mengangguk secara bersamaan setelah selesai bertukar nomor ponsel. "Oke, begini lebih enak, kita bisa bertukar pendapat, kau bisa memberikanku penjelasan tentang Menma, dan aku bisa memberikan penjelasan tentang Miku."

"Okay!"

Keduanya langsung tersenyum, sambil berjabat tangan untuk kedua kalianya setelah kesepakatan mereka beberapa hari yang lalu.

...

..

...

Hari demi hari Naruto coba untuk mendekati Miku, gadis itu agak susah memang untuk didekati karena sifatnya yang pendiam dan tak banyak berinteraksi dengan orang-orang, Naruto terus mencoba untuk berdekatan serta membantu Miku akan beberapa hal. Dia cukup senang saat Miku beberapa kali membalas perlakuannya, mereka cukup sering berinteraksi

Naruto tak lupa untuk memberikan beberapa informasi tentang Menma Uzumaki.

Untuk masalah Menma, Naruto mengatakan jika kembarannya itu adalah sosok yang humble pada semua orang, dia juga mengatakan kalau Menma sedikit susah untuk didekati oleh gadis seperti Yotsuba, karena pemuda itu terkenal di sekolahnya. Bahkan beberapa kali kembarannya itu mendapatkan surat cinta dari penggemar.

"Bagaimana?"

Naruto mengusap rambut kuningnya. "Susah. Miku sangat susah untuk didekati." Naruto mengeluh pada Yotsuba, pemuda itu kesusahan untuk mendekati gadis berambut panjang itu, walaupun beberapa kali mereka berdua nampak akrab satu sama lain. "Bagaimana dengan dirimu Nakano?"

"Sama sih, Menma juga agak susah karena penggemarnya yang banyak."

"Kita sama-sama mendapatkan kesusahan ya dalam mendekati seseorang." Naruto mencubit dagunya, dia berpikir cara paling cepat untuk mendekati sosom Miku ini. "Coba kau ajak dia makan Ramen. Dia pasti akan senang!"

Yotsuba tersenyum tipis menatap Naruto. "Kau benar! Mungkin aku akan mentraktir dia Ramen!" Naruto mengangguk menyetujui perkataan Yotsuba, gadis itu lalu berlari meninggalkan Naruto sendirian di sebelah pintu atap. "Terima kasih Uzumaki-san!"

"Um, sama-sama Nakano!"

Mereka berdua pun berpisah, Naruto duduk dengan kepalanya yang sudah menunduk, dia seolah menyesali sesuatu, helaan napas keluar dari mulutnya. "Yosh! Aku harus bisa!"

...

..

...

Naruto mendapatkan pesan dari Yostuba untuk pergi ke atap, dia mengerjapkan kedua matanya bingung saat ingin menuruti pesan yang diberikan Yostuba itu. Mungkij ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh gadis itu dan ia disuruh ke atap untuk berbicara dengan gadis itu.

Naruto pun bergegas ke atap sekolah, untung saja pelajaran masih belum dimulai dan ia bisa ke atas untuk membicarakan sesuatu sekalian makan siang di sana.

Setelah beberapa saat, Naruto sampai di pintu keluar menuju atap sekolah, dia menghela napas untuk kesekian kalinya lalu membuka pintu tersebut. Di sana ada sosok Yotsuba yang tengah menunggu di pagar besi atap sekolah, gadis itu menikmati semilir angin yang menerpa dirinya.

"Nakano?"

Yotsuba membuka kedua matanya, dia tersenyum menatap Naruto yang baru saja datang. "Uzumaki-san." Naruto segera berjalan mendekati Yotsuba. "Aku sudah mengutarakan perasaanku saat berada di kedai Ramen."

Kedua mata Naruto melebar mendengarnya, dia sungguh terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Yotsuba. "Lalu, bagaimana dia?"

Yostuba tak menampakkan wajah senang sama sekali, dia malah menundukkan kepalanya dan memasang wajah sedih. "Maafkan aku dia..."

"Tak apa, mungkin dia bukan yang terbaik untukmu. Aku sebenarnya ingin menyatakan perasaanku pada Miku, tapi... Aku agak gugup."

Yotsuba terdiam, dia pun menampilkan sebuah senyuman tipis di wajah cantiknya. "Semoga kau berhasil, Uzumaki-san." Tiba-tiba Yotsuba meremas rambutnya, dia menarik rambut berwarna orange itu dan menampilkan rambut merah kecoklatan. Wajah cantiknya menampilkan sebuah senyuman tipis yang begitu menawan. "Mungkin kalau kau mengutarakannya padaku, pasti akan kuterima, Uzumaki Naruto-san."

Kedua mata Naruto melebar melihat sosok yang ada di depannya itu, dia tak menyangka jika Miku akan menyamar jadi Adik kembarnya untuk mendekati dirinya. "Ka-kau..."

"Miku Nakano yang menyamar menjadi Yotsuna Nakano."

"..." Naruto mwnggigit bibir bawahnya, dia juga menundukkan kepalanya. "Kenapa?"

"..."

"Kenapa kau tak bilang?"

Kedua pipi Miku merona saat itu juga. "A-aku malu padamu, Uzumaki-san."

Naruto mendongak, dia melihat wajah Miku yang sudah sangat merah. "Ma-malu?" Miku mengangguk kecil, dan Naruto mulai mengingat bagaimana perangai yang dikeluarkan oleh Miku yang menyamar menjadi Yotsuba saat itu. "Ja-jadi..."

"Aku menyamar menjadi kakakku, maafkan aku Uzumaki-san." Miku membungkukkan badannya meminta maaf pada Naruto.

Sementara itu Naruto malah berjalan mendekati Miku, dia mengangkat tangannya dan mengelus kepala merah kecoklatan itu. "Tak apa Nakano. Aku suka dengan tekadmu."

Miku merasakan hal yang berbeda saat dia di elus oleh orang yang disukainya, ada sebuah perasaan aneh di dalam hatinya saat ini, dia tak kuasa untuk tersenyum saat itu juga. "Terima kasih." Hatinya menghangat, serta dia menikmati elusan itu.

"Jadi sekarang?"

Miku mendongak lalu memeluk Naruto dengan erat, dia mulai berani untuk mengungkapkan perasaannya pada Naruto. "Kita sepasang kekasih."

Naruto membalas pelukan Miku sembari menciumi kepala merah kecoklatan milim Miku. "Ya, kita sepasang kekasih."

...

..

.

End

Iseng.

Mulai: 18 - Juli - 2020, 12.00

Selesai: 18 - Juli - 2020, 16.10