"Aku ... tidak mengizinkanmu."
"Apa? Kau—" Sakura menghentikan ucapannya sendiri. Perasaannya bercampur antara syok dan kesal.
"..."
"..."
"..."
"Hahh, kau benar-benar! Yak, Sasuke Uchiha, berhenti membuatku berpikir macam-macam seperti ini. Kita sudah berakhir, kau tak bisa mengaturku dan aku juga tak bisa mengaturmu."
"Hn, aku tak mengatakan ya saat itu."
"Ah, sialan, kenapa kau bertingkah seperti ini sih? Kalau kau memang menganggap serius hubungan kita saat itu, kau tak akan bertingkah seperti bajingan brengsek yang selalu melanggar janjinya!" seru Sakura dengan wajah merah padam karena menahan kesal dan marah.
"Aku sibuk, Sakura."
"Sial, aku benci kata itu. Sudahlah, jangan urusi urusanku lagi. Kau masih sangat tampan dan amat kaya. Kau bisa ... um, bisa ... bisa mengencani siapapun yang kau mau. Argh, jadi berganti menggagalkan usahaku untuk bisa move on darimu!" Sakura kembali menyeru dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Tiba-tiba saja wanita bak jelmaan gulali itu berdiri dari duduknya dan berbalik ke kamar mandi untuk mengambil pakaiannya yang tadi ia tanggalkan saat akan mandi. Sebelum kemudian kembali keluar —masih dengan bathrobe, melangkah ke meja untuk mengambil ponselnya yang sudah terisi sekitar seperempatnya.
"Terimakasih atas bantuanmu, semoga kita tidak bertemu lagi, setidaknya sampai aku bisa move on," ujar Sakura berlalu ke arah pintu untuk keluar. Biarlah ia dibilang gila karena berdiam di depan pintu dengan hanya mengenakan bathrobe. Setidaknya, ia tidak akan terusik oleh sikap Sasuke yang menurutnya menjadi aneh.
.
.
Sial, Sakura sangat ingin menyumpahi Ino yang tak kunjung mengangkat panggilan teleponnya. Dan jadilah ia berdiri tak ada kerjaan di depan pintu kamar hotelnya sendiri hanya dengan menggunakan bathrobe. Ingin turun mengambil kunci cadangan di meja resepsionis, tapi pasti orang-orang akan menganggapnya aneh. Belum lagi jika ada paparazzi yang diam-diam memotretnya dan menyebarkannya ke sosial media. Hell no!
Tap!
Tap!
Tap!
Suara langkah kaki terdengar dari arah pintu lift. Sakura menoleh dan berharap itu adalah sosok Ino Yamanaka. Akan tetapi, harapannya pupus seketika. Bukan Ino, melainkan pria bersurai merah yang tadi menolongnya, Sabaku no Gaara.
"Kau ... tak apa?" tanya Gaara berjalan mendekat. Pandangannya terasa bingung mendapati sesosok wanita dengan rambut masih setengah basah dah hanya mengenakan bathrobe, tengah berdiri diam sambil bersandar di sebuah pintu kamar hotel.
Sakura meringis pelan. Yah, itu tentu reaksi dan ekspresi yang normal untuk diberikan. "Ah, aku tak apa, hahaha."
"Apa ada masalah? Maksudku, apa yang terjadi?" Pria Sabaku itu masih mencecarnya dengan pertanyaan untuk menjawab kebingungannya.
"Hum, yah, ceritanya sedikit rumit dan panjang, haha. Mungkin lain waktu," balas Sakura yang secara tak langsung menolak untuk menjelaskan. Bukan tak ingin, hanya saja ia sendiri bingung harus mengatakan apa.
Gaara untungnya pria yang mau mengerti. Ia mengangguk pelan sebelum kemudian berujar, "Sepertinya kau terkunci, hum?"
"Kurang lebih begitu, haha."
"Aa, mau menunggu di kamarku? Ada di sebelah sini," ujar Gaara menunjuk sebuah pintu yang berada tepat di samping kamarnya dan Ino.
Sakura terkesiap. Bingung, jujur ia sangat bingung harus bereaksi bagaimana. Mengunjungi kamar hotel mantan yang sedang kau hindari memang terdengar aneh dan mungkin tak masuk akal. Tapi mengunjungi kamar hotel pria asing yang bahkan baru dikenalnya hari ini terasa lebih tak masuk akal lagi. Jika ada orang yang melihat ini, bisa saja langsung salah paham dengan apa yang terjadi.
Mendapati reaksi Sakura yang terlihat diam dan linglung, Gaara langsung mendesis sadar. Sepertinya kalimat tawarannya terdengar ambigu dan semacamnya. Sehingga wanita cantik itu nampak tak nyaman. "Aa, maksudku aku hanya menawari. Aku tentu tidak akan macam-macam. Daripada kau berdiam menunggu seperti itu, kau bisa gunakan sofa tamu di kamarku."
Gaara mengakhiri penjelasan panjangnya. Entah ini hanya perasaan Sakura atau apa, nada bicara pria Sabaku itu terdengar sedikit gugup dan juga bingung. "Ah, uhm, sepertinya a—"
Cklek!
"Sakura."
"Aa, Sasuke-san?"
Sial, apa-apaan lagi ini?! - [ tbc ]
fict yang kemarin gua ceritain sebagai pengganti rated M di fict ini udah gua publish. Judulnya: Relationshit.
Btw anyone, ada yang mau bantu jadi temen diskusi author ga? Please, hit me up on PM via ffn app kalau ada :(
Wanna see the next chap? Review :)
—2020.08.11—