Gadis kecil berambut merah jambu itu sedang berlari mendekati bocah laki-laki berambut pirang, gadis itu pergi meninggalkan kembarannya yang lain untuk menemui sosok bocah laki-laki yang selalu menemaninya bermain. "Nee, Naruto..."
Bocah laki-laki itu menoleh, "Ichika? Nino? Itsuki? Miku? Atau Yotsuba? Aku bingung," ujar bocah itu, dia mengerutkan dahinya bingung karena ada lima orang gadis dengan wajah sama rambut sama, serta pakaian yang sama. "Kau Ichika?"
"Tentunya! Aku kan yang selalu bermain denganmu tiap saat, bagaimana bisa kau lupa akan hal itu?"
Bocah itu memijit pangkal hidungnya. "Ah, maaf, aku hanya bingung melihat kembar lima Nakano. Aku hanya tahu akan kembar dua saja."
Ichika kecil menertawakan Naruto. "Kau lucu Naruto," ujar Ichika, dia tak bisa menahan tawanya pada Naruto.
"Yah, terus saja tertawa, dan aku tak akan mau bermain denganmu lagi."
Ichika langsung terdiam, dia terus menahan tawanya yang akan meledak itu. Gadis kecil itu mendekati Naruto yang saat ini tengah duduk santai di kursi taman. "Apa kau kesepian?"
"Tidak, aku hanya suka dengan ketenangan saja."
"Lalu jika kau suka ketenangan, kau tak akan suka bermain denganku."
Naruto menoleh kesamping, dia kembali mengalihkan pandangannya ke taman bermain yang ada di depannya. "Bukan itu maksudku, ada kalanya aku akan menyendiri seperti ini, dan ada kalanya pula aku akan bermain bersamamu."
Ichika mau tak mau harus menganga saat dia mendengar sebuah pernyataan bijak yang keluar dari mulut bocah laki-laki yang seumuran dengannya. "Ka-kau reinkarnasi dari siapa?! Katakan!?"
Naruto menyipitkan kedua matanya, dia lalu mengela napas pasrah. "Aku bukan reinkarnasi dari siapa-siapa Ichika, jangan mengada-ngada!"
"Tapi kata-katamu barusan sungguh bijaksana kau tahu." Ichika kembali tertawa saat mengingat bagaimana perkataan Naruto tadi.
"Terserahlah!"
"Hey Naruto, kau punya impian?"
Naruto mengangkat sebelah alisnya, dia menggeser tubuhnya supaya Ichika bisa duduk disampingnya. "Impian? Ada beberapa impian yang mungkin bisa kucapai, menjadi guru atau dosen."
"Huh, mulia sekali impianmu! Kalau aku ingin menjadi pengantin wanita."
"Hah?! Mana ada?!"
"Ada kok, banyak gadis yang ingin menjadi pengantin wanita, menikah hanya terjadi sekali dalam seumur hidupmu Naruto."
"Lalu jika kau menjadi pengantin wanita, siapa yang akan menjadi pengantin pria?"
"Kau! Kau akan menjadi pengantin pria!"
"Mana bisa gitu woi! Jangan seenaknya dong!"
Ichika tertawa keras mendengar protes dari Naruto. Keduanya seolah mengikat janji di taman tersebut untuk menikah suatu saat nanti.
...
..
.
Naruto by Masashi Kishimoto
5toubun Hanayome by Haruba Negi
Warning: OOC, AR, Typo, dan lainnya.
...
..
...
Ichika Nakano, seorang gadis berambut merah jambu serta mempunyai wajah cantik rupawan. Dia seorang siswi yang berbakat dalam berakting, namun tak berbakat dalam beberapa pelajaran sehingga dia selalu meminta bantuan pada teman masa kecilnya yang bernama Naruto Uzumaki. Walaupun begitu, Ichika sangat berterima kasih pada Naruto yang rela membantunya dalam beberapa pelajaran di sekolahnya.
Kesibukan Ichika yang lain adalah, dia menjadi seorang aktris muda yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
"Jadi nilaimu kembali jeblok? Lalu kau keasyikan berakting?"
Ichika hanya tertawa kaku saat dia ketahuan oleh temannya itu. "Ta-tapi Naruto, akting itu ba—"
"Kau tak akan lulus setelah ini Ichika."
Wajah Ichika langsung cemberut, dia memanyunkan bibirnya saat Naruto mengatakan bahwa dirinya tak akan bisa lulus setelah ini. Memang benar, saat ini keduanya berada di kelas tiga yang mana mereka akan menghadapi sebuah ujian yang akan meluluskan mereka berdua. Namun, Ichika sendiri kurang serius dengan pelajarannya dan terfokus pada aktingnya yang saat ini tengah naik daun.
Gadis itu langsung meletakkan kepalanya di atas meja belajar milik Naruto, saat ini keduanya berada di apartemen milik pemuda pirang itu untuk belajar bersama setelah Ichika menyelesaikan syutingnya. "Aku capek Naruto, bisakah kita tidur saja?"
"Dan membiarkan dirimu tak masuk ke universitas yang kau inginkan?"
Ichika mencubit dagunya, tatapannya menerawang ke langit-langit ruangan tersebut. "Tentu aku tak akan memikirkan universitas, karena aku sudah ada pekerjaan hehe."
Pluk!
Kepala Ichika langsung di pukul Naruto menggunakan buku pelajaran. "Dasar bodoh!"
"Sakit tahu! Geez!"
"Salahmu sendiri," ujar Naruto, dia pun beranjak dari tempat duduknya. "Kerjakan beberapa soal itu, dan aku akan mengkoreksinya setelah membuat minuman!"
"Iya iya! Menyebalkan!"
Ichika mulai mengerjakan soal yang diberikan Naruto, dia berusaha keras untuk menyelesaikan semua soal tersebut walaupun beberapa soal agak susah baginya. Namun, dia tak mau mengecewakan teman masa kecilnya itu, dan dia akhirnya menyelesaikan semua soal yang diberikan Naruto barusan. Helaan napas lega dia keluarkan setelah menyelesaikan semua soal yang Naruto buat, dia mengecek beberapa soal jika ada kesalahan dalam menjawab.
"Oke, sudah selesai!"
"Hoo, cepat juga ya."
Ichika tersenyum angkuh. "Tentu saja dong!"
Naruto pun mengecek soal yang dia berikan pada Ichika, dahinya berkerut tajam saat melihat satu persatu soal yang dijawab oleh gadis itu. "Tolong, menyerah saja Ichika."
"Eh! Kenapa?!"
"Jawabanmu salah semua, idiot!"
-o0o-
Beberapa minggu sebelum ujian akhir, Ichika terus saja belajar dengan atau tanpa Naruto. Dia juga membatalkan beberapa syuting serta meminta manejernya untuk mencarikan pengganti untuk pemain yang bermain di drama televisi yang dia bintangi saat ini, dia terpaksa melakukannya karena dorongan dari Naruto itu sendiri.
"Uhhh, beberapa minggu lagi ujian. Aku harus bisa!"
Pintu kamarnya pun terbuka, menampilkan sosok gadis lain yang berdiri tepat di pintu kamar Ichika. "Ichika? Tumben?"
"Huh? Nino? Ada apa?"
"Tidak, aku hanya memintamu untuk turun, makan malam sudah siap!"
"Oke, nanti aku akan turun, aku harus menyelesaikan ini."
Nino mengangkat kedua bahunya tak peduli, dia pun keluar dari kamar Ichika, meninggalkan gadis berambut pendek itu belajar di dalam kamar. Tiba-tiba ponsel pintar Ichika bergetar, dia baru saja mendapatkan sebuah pesan dari seseorang.
From: Naruto
To: Ichika
Subjek: Belajar.
Bagaimana? Sudah bisa?
Ichika menghela napas pasrah, dia mengetik beberapa pesan lalu mengirimkannya pada pemuda pirang itu.
From: Ichika
To: Naruto
Subjek: Belajar.
Aku sedang berusaha! Jangan ganggu!
Gadis itu langsung meletakkan ponselnya, dia kembali fokus ke buku pejalarannya. Namun, pintu kamarnya kembali terbuka menampilkan seorang pemuda pirang yang seenak jidatnya masuk ke dalam kamar pribadinya. "Sudah kubilang Nino aku aka...n Naruto?!"
Naruto tersenyum, lalu berjalan mendekati Ichika yang saat ini tengah terkejut dengan wajah cantiknya yang sudah merah padamu. "Aku kemari hanya untuk mengecek dirimu saja. Saudarimu yang lain sedang makan malam, dan aku tak sengaja mengganggu mereka." Dia mendekatkan dirinya pada Ichika. "Hey, Fuutarou itu punya harem sepertinya."
"Huh!?" Ichika menahan tawanya, dia ingat jika saudarinya yang lain tengah memperebutkan Fuutarou, dan dirinya hanya bersama Naruto, selalu. "Kau cemburu?"
"Mana mungkin?" Naruto mengambil sebuah kursi, lalu dia duduk disebelah Ichika. "Mana mungkin aku cemburu dengan hal semacam itu? Kan disini sudah ada calon istriku di masa depan?" Wajah Ichika langsung meledak saat itu juga, membuat Naruto tertawa melihatnya.
"Jangan tertawa!"
"Tapi wajahmu lucu Ichika," balas Naruto. "Artis kah?" Naruto menatap dengna kedua matanya yang mulai sayu pada Ichika, dia mengangkat tangannya lalu mengelus kepala Ichika dengan lembut, membuat sang gadis kembali merona hebat. Namun, elusan itu bertambah keras. "Ayo belajar!"
"Arggh! Naruto bego! Sakit!" Ichika memberontak ingin dilepaskan. "Bego! Kalau kau kemari hanya untuk menggangguku, pergilah!"
Naruto menghentikan elusannya, dia hanya tersenyum kecil sembari menatap wajah merah Ichika. "Oke, oke, aku akan diam sambil mengawasimu." Namun, kejailan Naruto tak berhenti sampai disitu saja, dia mencubit hidung Ichika dengan gemas.
"Naruto!"
Pemuda itu kembali tertawa kecil melihat tingkah Ichika yang ingin melepaskan tangan Naruto.
-o0o-
Ujian akhir telah selesai, Ichika berjalan santai di lorong sekolahnya, gadis itu tak peduli dengan hasil ujian ataupun tes masuk ke universitas. Dia hanya ingin bertemu dengan Naruto, setelah kejadian itu dia sangat ingin sekali berdekatan dengan pemuda pirang yang telah mencuri hatinya itu. Gadis itu terus melangkahkan kakinya hingga sampai pada sebuah kelas yang biasa Naruto gunakan untuk menenangkan dirinya.
Kedua mata Ichika melihat Naruto yang sedang duduk di meja paling depan yang berada di dekat jendela, kedua mata pemuda itu menatap ke arah luar jendela yang terbuka.
Ichika pun masuk ke dalam kelas kosong tersebut, dia berjalan mendekati Naruto yang sedang melamun. "Ichika." Gadis itu tersenyum tipis, dia terus berjalan mendekati Naruto. "Kau tahu, aku terus belajar hingga sekarang hanya untuk mengajar anak-anak di sekolah dasar. Semua murid di sana sangatlah lucu, terlebih aku senang dengan anak-anak."
"Kenapa tak ke taman kanak-kanak? Di sana lebih banyak anak kecil."
"Sekolah Dasar lebih kompleks daripada merawat anak kecil."
Jawaban yang sangat simple dari Naruto, dia masih tak mengalihkan pandangannya keluar jendela. Ichika sendiri sudah berada di depan Naruto, dia duduk di meja tepat di depan Naruto. "Lihatlah aku Naruto!" pemuda itu mengalihkan pandangannya, dia melihat wajah cantik Ichika yang sedang tersenyum lebar padanya. "Aku sangat senang dengan keinginan muliamu itu."
Naruto tersenyum, dia kemudian meletakkan kedua tangannya pada paha putih Ichika. "Aku juga sangat senang saat kau berada tepat di depanku sembari memberikan kedua paha thicc ini padaku Ichika," ujar Naruto, gadis itu refleks menepis tangan Naruto lalu menatap nyalang pada pemuda itu, membuatnya tertawa kecil saat melihat wajah merona dari Ichika. "Menjahilimu adalah sesuatu yang menyenangkan Ichika."
"Tapi itu tak lucu baka!"
Naruto menghentikan tawanya, dia beranjak dari tempat duduknya. Pemuda pirang itu mendekatkan dirinya pada tubuh Ichika, dia merasakan deru napas Ichika yang menerpa wajahnya, keduanya saling tatap satu sama lain, Naruto bertumpu di meja tersebut agar dia tak mendorong Ichika hingga jatuh ke belakang. "Kau cantik Ichika."
"Naruto..."
Kedua bibir mereka saling bertemu satu sama lain, Ichika begitu menikmati ciuman yang diberikan Naruto saat ini, dia secara reflek mengalungkan kedua tangannya pada leher Naruto untuk memperdalam ciuman mereka. Pemuda itu pun menyudahi ciuman mereka, ia menatap Ichika dengan lembut disertai dengan sebuah senyuman tipis yang menghiasi wajahnya. "Kau cantik Ichika."
Gadis itu tersenyum kecil dengan rona merah yang hinggap di kedua pipinya. "Terima kasih." Ichika memberikan kecupan sekilas pada bibir Naruto, dia tertawa kecil melihat Naruto yang sedikit terkejut akan kelakuannya barusannya.
"Mau menggodaku kah?"
"Tentu, tapi kau tak bisa melakukannya di kelas ini, karena bisa saja ada yang masuk ke dalam kelas ini." Ichika menyeringai kecil setelah mengatakannya, membuat Naruto menghela napas. Namun niatnya untuk menjahili Ichika tak pudar, dia mengangkat kedua tangannya lalu membuka kancing seragam yang dikenakan Ichika.
Gadis itu terkejut saat Naruto mulai membuka kancing seragamnya. "Ka-kau bercanda kan?" Naruto menatap Ichika serius, gadis itu berpikir jika pemuda di depannya itu serius ingin melakukannya. "Bi-bisakah kita lakukan nanti?"
Naruto mendekatkan bibirnya pada telinga Ichika. "Aku menginginkanmu Ichika," bisik Naruto, membuat Ichika menutup kedua matanya, dia pasrah saat Naruto mulai membuka kancing seragamnya.
Namun, Ichika seolah tak merasakan apapun setelah Naruto berbisik, dia malah mendengar suara tertawa yang di tahan oleh Naruto, Ichika dengan pelan membuka matanya, dia melihat Naruto yang sedang menahan tawanya. "Naruto! Kau menjahiliku lagi!"
"Tapi kau lucu saat malu begitu Ichika."
"Tidak lucu, baka!"
-o0o-
Malam sudah tiba, Naruto saat ini sedang memakan mie instant yang dia buat tadi. Namun, kegiatannya makan tiba-tiba dihentikan karena sebuah bunyi bel dari apartemennya itu. Dia segera pergi ke pintu apartemennya lalu membuka pintu tersebut.
Kedua mata Naruto menatap sosok gadis berambut pink tua pendek yang sedang berdiri di depannya, dia membawa sebuah koper serta tas besar seolah ingin berpergian jauh, dahi Naruto bertaut saat melihat sosok gadis itu sedang tersenyum padanya.
"Ichika?"
"Hai, selamat malam Naruto."
"A-ada apa?"
Ichika tak menjawab, dia langsung masuk ke dalam apartemen tersebut dengan koper serta tas yang dibawanya. Gadis itu langsung nyelonong pergi ke kamar Naruto, lalu meletakkan semua barangnya pada lemari yang tersedia. Kebetulan ada tempat kosong di sana, dan Ichika langsung meletakkan semua pakaiannya di tempat tersebut.
"O-oi!"
"Memangnya tak boleh?"
Naruto hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia bingung harus berkata apa. "Ta-tapi kenapa?" Ichika menyelesaikan kegiatannya, dia pun mengambil sebuah kertas yang ada di dalam tas miliknya, dia memberikan kertas tersebut pada Naruto. "Tu-tunggu dulu!? Ini formulir pernikahan, kan?!"
"Iya, memang kenapa?"
"Ke-kenapa!?"
Ichika menghela napas. "Sudahlah! Isi formulir tersebut, dan kita tinggal bersama sekarang!"
"Hah!?"
"Mohon bantuannya ya, danna-sama." Naruto hanya bisa pasrah, lalu tersenyum saat Ichika tersenyum pada dirinya.
"Baiklah, aku akan menjagamu sepenuh hati."
...
..
.