"Nakano-san selalu ke ruang guru," ujar gadis yang sedang duduk di kursinya.
"Iya, entah kenapa dia selalu ke ruang guru," sahut salah satu gadis lainnya.
"Pasti dia ingin mencari muka," kali ini gadis lain menyahut memberikan pendapatnya. "Tapi ya para guru tak akan memberikan perhatiannya pada Nakano-san itu"
Sayup-sayup orang yang sedang dibicarakan itu mendengar gosip yang sedang dibicarakan oleh teman sekelasnya, Itsuki Nakano. Dia gadis pendiam yang memang ingin belajar di sekolah, serta ada sebuah tujuan lain dia bersekolah disini.
"Baiklah anak-anak, kita mulai pelajarannya!"
Itsuki tersenyum tipis melihat sosok pria berambut pirang jabrik dengan kacamata tipis yang membingkai kedua mata biru miliknya, dia memakai setelan kemeja berwarna biru serta dasi biru tua, lalu bagian bawahnya dia memakai celana khas seorang pekerja kantoran. Pria itu adalah orang yang menjadi tujuan Itsuki bersekolah di Konoha gakuen.
"Buka buku paket halaman dua puluh lima..."
Itsuki mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru tersebut.
Pria yang menjadi guru itu bernama Naruto Uzumaki, pria seperempat baya yang tinggal sendirian di sebuah apartemen sederhana, dia bekerja sebagai guru untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, karena dia sebatang kara sejak dirinya bersekolah di sekolah menengah.
Itsuki sendiri kagum akan Naruto yang bisa bertahan hingga dia menjadi seorang guru, Itsuki mulai menyukai Naruto sejak masuk di bangku sekolah menengah atas ini.
Dia berencana untuk mengungkapkan perasaannya.
"Nakano-kun, kenapa kau melamun? Apa ada masalah?"
Itsuki terkejut. "A-ah, tidak ada masalah Uzumaki-sensei."
"Bagus, sekarang kau coba jawab pertanyaanku barusan!"
Itsuki berdecak kesal, dia pun mengambil buku paketnya dan menjawab semua pertanyaan yang di ajukan oleh gurunya itu.
"Benar, lain kali perhatikan pelajaranku ya."
"Baik sensei."
Keduanya pun kembali sibuk dengan urusan masing-masing, Naruto dengan mengajarnya, dan Itsuki dengan mencatat semua pelajaran yang dijelaskan oleh Naruto.
...
..
.
Naruto by Masashi Kishimoto.
Goutubun by Haruba Negi.
Warning: OOC, AU, Typo, etc
Nakano Itsuki x Naruto Uzumaki.
...
..
.
Enjoy it!
Hampir setiap hari Itsuki datang ke ruang guru untuk bertanya beberapa hal pada guru pirangnya itu. Naruto sendiri tak mempermasalahkannya, dia menyambut Itsuki dengan ramah.
Kedekatan itu terus berlanjut hingga sekarang, Itsuki senang bisa dekat dengan gurunya yang satu ini.
"Sensei..."
Naruto menoleh. "Ada apa? Kamu ada masalah tentang soal itu?"
Itsuki menggelengkan kepalanya, wajahnya merona saat dia di tatap oleh Naruto. "Anu."
"Hm?"
"Aku menyukaimu!"
Keduanya terdiam sesaat, Naruto sendiri masih menutup mulutnya sebelum sudut bibirnya naik ke atas. Dia mengelus kepala merah Itsuki dengan lembut. "Kamu tahu jika guru dan murid tak boleh menjadi hubungan?" Itsuki menundukkan kepalanya sedih. "Jangan sedih seperti itu Nakano-kun, masa depanmu masih panjang."
"Ya sensei."
"Maafkan aku ya, aku akan menjawab tidak untuk pernyataan cintamu itu." Itsuki mengangguk kecil.
"Aku pamit dulu sensei, permisi!"
Naruto mengangguk, dia menatap Itsuki yang berangsur pergi dari hadapannya, pria itu langsung menutup wajahnya. Tubuhnya terasa panas setelah Itsuki menyatakan perasaannya.
"Si-sial, jika aku tak menahan ini, aku akan ketahuan."
Jujur saja, Naruto sendiri juga menyukai Itsuki Nakano ini, dia memendam perasaannya setelah pertama kali Naruto melihatnya di kelasnya.
Pria itu kembali berurusan dengan kertas-kertas dokumen para siswa di sekolah itu, namun pikirannya masih terbang ke Itsuki, dia terus memikirkan bagaimana cantiknya gadis itu, atau yang lebih memungkinkan adalah. Itsuki menjadi istrinya dan menyambutnya saat pulang.
Dia akan sangat bahagia.
"Sensei, sepertinya hatimu sedang berbunga-bunga?"
Naruto terkejut, dia menatap sosok guru pria yang tengah berdiri dibelakangnya. "Hatake-sensei, kau mengejutkanku saja."
Hatake Kakashi hanya tersenyum lewat matanya saja, mulutnya tertutupi oleh masker. "Apakah kau suka terhadap muridmu sendiri?"
Naruto terdiam sebentar. "Kau tahu aturan di sekolah bahwa murid dan guru tak boleh berpacaran?" Kakashi mengangguk kecil, mengiyakan ucapan Naruto. "Mungkin aku akan menunggu hingga dia lulus."
"Kau orang yang sabar Uzumaki-sensei."
Naruto hanya tersenyum, dia pun kembali mengecek beberapa dokumen dari siswa-siswi di sekolah itu.
"Baiklah kalau begitu, silahkan lanjutkan pekerjaanmu, aku akan makan siang."
"Tentu, sampai nanti!"
Kakashi mengangguk, dia pun pergi dari hadapan Naruto, pria itu menghembuskan napas leganya. Dia tak menyangka jika Kakasih akan tahu kalau dirinya mempunyai perasaan suka kepada salah satu murid di sekolah ini.
Pria pirang itu bersandar di kursi kebesarannya, merenggangkan tubuhnya yang pegal akibat duduk terlalu lama.
"Jika dia seorang guru, maka aku akan langsung melamarnya saat itu juga."
Gumam Naruto entah pada siapa.
-o0o-
Jam pelajaran olahraga, Naruto yang kebetulan punya waktu kosong pun keluar dari sekolah untuk pergi ke lapangan, dia melihat para murid dari kelasnya Itsuki mulai pemanasan.
Kedua mata biru itu menatap intens sosok Itsuki yang sedang merenggangkan tubuhnya, banyak dari para murid lelaki yang menatap Itsuki, karena gadis itu mempunyai bentuk tubuh yang proporsional serta enak di pandang.
Naruto sendiri mengeluarkan aura intimidasi pada murid lelaki yang menatap gadis itu, mereka semua sadar karena tatapan yang menakutkan itu.
"Mengawasi anak-anak olahraga?"
Naruto pun dikejutkan oleh Kakashi yang berdiri disebelahnya, pria berambut putih itu benar-benar misterius, seperti datang tak dijemput pulang pun tak di antar. "Begitulah."
"Atau kau sedang mengawasi Itsuki Nakano?"
Wajah Naruto merona hebat saat dia tertangkap basah oleh Kakashi. "Be-begitulah..."
Kakashi tertawa mendengar balasan gugup dari Naruto. "Jangan gugup seperti itu Uzumaki-sensei, sebentar lagi dia akan lulus, dan kau bisa melamarnya setelah lulus."
"Hatake-sensei, idemu memang bagus, tapi aku takut jika dia tak akan bisa melanjutkan kuliahnya setelah aku lamar."
"Tentu bisa Uzumaki-sensei."
"Memang sih, tapi itu akan bertabrakan dengan pelajarannya."
"Kau benar, tapi jika dia bisa mengaturnya, semua akan menjadi lebih mudah."
Perkataan dari Kakashi ada benarnya, Naruto menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Naruto kemudian terkejut saat Itsuki melambaikan tangannya pada dia, Naruto mau tak mau membalas lambaian tangan dari gadis itu.
"Dia seperti benar-benar menyukaimu Uzumaki-sensei."
"Kita lihat saja esok hari Hatake-sensei."
Di lain sisi, Itsuki hanya tersenyum saat Naruto membalas lambaian tangannya, dia melihat pria itu bersama dengan guru misterius yang bernama Hatake Kakashi.
"Itsuki sepertinya kau menyukai Uzumaki-sensei?" Celetuk Ichika yang berdiri tepat dibelakang Itsuki. "Dia memang tampan sih."
Itsuki langsung menatap tajam saudarinya itu. "Jangan sampai aku memukulmu karena merebut Uzumaki-sensei."
"Wah seram, aku hanya bercanda."
Itsuki berdecih, dia agak kurang suka terhadap kelakuan Ichika, saudarinya ini sedikit centil pada lelaki, termasuk beberapa lelaki tampan yang ada di sekolah.
"Ngomong-ngomong soal Uzumaki-sensei, dia sepertinya menyukaimu. Hanya saja dia tak ingin melanggar aturan sekolah."
"Mungkin kau benar, tapi aku tak melihat tanda-tanda jika dia suka padaku. Terlebih, banyak dari guru perempuan yang mencoba untuk mendekatinya."
"Jangan khawatir, kau pasti mendapatkannya, adik."
Itsuki mengangguk kecil, dia tersenyum tipis sebelum akhirnya kembali ke kegiatan olahraganya.
-o0o-
Hari kelulusan, Itsuki menjadi siswi terbaik di sekolah, dia seolah tak bisa tergantikan semenjak kelas satu, itu membuat Naruto bangga sebagai gurunya.
Saat ini, Itsuki meminta Naruto untuk datang ke sebuah kelas kosong setelah upacara kelulusan, Naruto menyanggupi permintaan tersebut, dia langsung pergi ke kelas yang dia tuju untuk menemui sosok gadis yang terus menyita perhatiannya.
Naruto melihat pintu kelas itu terbuka, dia segera berdiri di depan pintu masuk itu, kedua mata birunya melihat sosok gadis berambut merah panjang yang sedang berdiri menghadap jendela kelas.
Angin semilir menerpa wajah cantik Itsuki, rambut merahnya itu terbang mengikuti arah angin. Gadis itu menikmati bagaimana angin menerpa dirinya.
"Nakano-kun."
Itsuki berbalik, dia menatap sosok guru yang telah mengajar dirinya mulai dari kelas satu hingga lulus sekolah ini, senyuman tipis dia berikan pada pria pirang itu.
"Uzumaki-sensei."
Naruto segera berjalan mendekati gadis itu, dia juga membalas senyuman yang diberikan Itsuki. "Selamat atas kelulusanmu, kau lulus dengan nilai yang sempurna."
"Terima kasih, itu semua berkat sensei."
Naruto mengelus kepala merah itu, membuat sang empunya menikmati elusan itu. "Lalu, kau akan melanjutkan kemana?"
"Tidak tahu, aku sudah diberikan pilihan oleh orang tuaku, tapi aku belum memutuskan."
"Kenapa belum memutuskan, perjalananmu masih panjang Nakano-kun."
Itsuki tersenyum mendengarnya. "Aku ingin memutuskan kemana arah hidupku ini, sensei. Bukan kedua orang tuaku."
"Kau ada benarnya."
"Jadi sensei, bagaimana jawabanmu?"
"Entahlah, sensei juga belum memutuskan, sensei sendiri masih banyak pekerjaan nantinya."
Itsuki hanya tersenyum, dia untuk kedua kalinya di tolak oleh Naruto. "Baiklah kalau begitu, jangan lupakan aku ya?"
"Tentu!"
Itsuki menarik kerah kemeja Naruto, lalu mencium bibir pria itu, dia memberikan sebuah ciuman pertama dan terakhirnya pada orang yang dia sukai itu, lalu beranjak pergi dari hadapan Naruto.
"Sensei, kalau kau berubah pikiran, kau bisa memanggilku." Itsuki pun menghilang dari pandangan Naruto.
"..."
Suasana hening menyelimuti ruang kelas itu, pria pirang itu tersenyum tipis dan memegangi bibirnya. "Sialan, dia mencuri ciuman pertamaku."
Naruto hanya menggaruk tengkuknya, dia pun beranjak dari tempatnya untuk pulang ke apartemennya.
Di perjalanan, Naruto berpikir jika dia berubah pikiran dan menerima pernyataan cinta dari Itsuki, dia masih punya kesempatan untuk memberikan jawaban pada gadis itu, sebelum dia di embat oleh lelaki lain.
Jujur saja, Itsuki banyak yang mengincarnya, beberapa guru juga mengincar gadis itu. Walaupun begitu, ada rasa bangga saat Itsuki menyukai dirinya.
"Nakano-kun?"
Naruto mengerjapkan kedua matanya, dia melihat sosok gadis berambut merah yang menjadi muridnya itu berada di depan pintu apartemennya.
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana gadis itu tahu letak tempat tinggalnya? Naruto pun segera ke apartemennya.
"Nakano-kun?"
"Ah, sensei." Naruto juga melihat tas koper besar yang dibawa oleh gadis itu, dia mengerutkan dahinya melihat koper besar itu. "Aku sebenarnya ingin pindah."
"Kemana?"
"Nanti saja dulu, aku masih mencari-cari tempat tinggal."
"O-oke, aku akan membuatkan camilan dan teh." Naruto membuka kunci apartemennya, dia masuk bersama dengan Itsuki serta kopernya.
"Permisi."
Naruto kembali dibuat terdiam, dia menatap Itsuki yang masuk ke dalam apartemennya.
"Tunggu disini, lalu taruh kopermu itu di sana!" Naruto mengarahkan jari telunjukknya ke sudut ruangan, sementara dia membuat camilan serta teh hangat.
"Wahh, apartemen sensei luas ya? Cukup untuk dua atau tiga orang."
"Begitulah, entah kenapa aku malah dapat apartemen seperti ini, dikasih murah juga." Naruto menanggapi pertanyaan dari Itsuki. "Lalu, kenapa kau kemari?"
"Panggil aku Itsuki, sensei."
"Ah ya Itsuki... Ada apa kau kemari? Kau mau mencari apartemen untuk kuliah?"
Naruto yang masih berada di dapur pun terkejut saat tubuhnya dipeluk oleh gadis itu, dia menoleh kebelakang untuk melihat sosok yang memeluknya itu.
"Itsuki? Bi-biarkan aku berbalik dulu."
Itsuki melonggarkan pelukannya, dia membiarkan Naruto berbalik dan menatapnya.
"Ke-kenapa kau memelukku?"
"Aku benar-benar mencintaimu sensei."
"Ta-tapi ki--"
"Aku sudah lulus baka!"
Mau tak mau, Naruto memeluk pinggul ramping gadis itu, dia masih gugup saat Itsuki dengan beraninya memeluk dirinya.
Naruto menggaruk pipinya yang tak gatal. "Se-sebenarnya aku juga menyukaimu sih, tapi aku hanya takut kau akan berpaling dariku."
Wajah cantik Itsuki merona, kemudian tersenyum tipis. "Aku tak akan berpaling darimu sensei."
"Uuhhh..."
"Apa lebih baik kita menikah saja? Aku membawa kertas formulir pernikahan kita."
Naruto mengerutkan dahinya mendengar perkataan Itsuki. "O-oi, kau agresif sekali."
"Agresif hanya padamu saja kok sensei, ah Naruto-kun."
Itsuki pun mendekatkan wajahnya pada Naruto, dia mencium bibir pria itu dan mendapat balasan ciuman yang sama dari si pirang.
-o0o-
Beberapa tahun berselang, di sekolah yang menjadi tempat Naruto mengajar.
"Uzumaki-sensei!"
Wanita berambut merah dengan kacamata tipis itu menoleh kebelakang, dia melihat para muridnya yang berlari ke arah dirinya. "Jangan berlari di koridor!"
"Maafkan kami! Anu, kami mau bertanya beberapa pelajaran yang tadi sensei ajarkan."
Itsuki pun memberikan pelajaran ulang pada muridnya itu, sampai mereka semua mengerti.
"Entah kenapa, aku malah menoleh saat ada yang memanggil margaku."
Tiba-tiba dibelakang Itsuki ada sosok pria pirang yang berdiri dengan wajah kusutnya.
"Naruto sensei! Mau menjemput istrinya?"
"Eh sensei, aku dengar jika Uzumaki sensei adalah muridmu?"
"Wah iya, aku juga mendengar itu."
Naruto menghela napas pasrah, dia menatap istrinya yang tengah tersenyum menatap dirinya. "Well, bisa dibilang begitu." Pria itu memeluk bahu Itsuki. "Kami guru dan murid dulunya, dan Itsuki-sensei itu sangat agresif loh dulunya."
"Naruto!"
Mereka semua pun tertawa keras mendengar perkataan Naruto barusan.
...
..
.
End