.

.

.

I'm In Trouble

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

5-toubun no Hanayome by Negi Haruba

Pair : ?

Rate : T

Mark :

"Naruto." : Berbicara

Naruto : PoV Start / Flashback Start / Letter or Announcement Content

Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter

'Naruto.' : Pikiran atau Batin

["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon

Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy

Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.

.

.

Skip Time : Next Day, School Hallway, After School

"Uzumaki-san!"

Yotsuba berucap dengan ceria sembari menyenggol Naruto yang sedang membaca memo miliknya, membuat Naruto terkejut karena aksinya itu. Terlihat juga Miku yang menghampiri mereka dengan santai.

"Itu berbahaya, Yotsuba. Orang lain bisa saja jatuh karena itu ...," balas Naruto yang menatap Yotsuba dengan kesal.

"Maaf, maaf. Aku terlalu bersemangat …."

Kemudian Yotsuba melanjutkan, "Ngomong-ngomong, akhirnya besok dimulai juga."

"Untuk apa?"

Yotsuba menunduk dan dengan semangat menunjukkan sebuah buku yang ada di tangannya, "Bukannya sudah jelas seperti apa yang tertulis di selebaran ini? Tentu saja wisata sekolah! Apakah kau sudah membaca buku panduannya?"

Naruto menghela nafas. Ia kemudian berkata dengan ekspresi malas, "Tidak, aku belum membacanya. Lagipula, kegiatan seperti itu tidak terlalu cocok dengan diriku. Jika kegiatan ini tidak bersifat wajib untuk diikuti, aku sudah pasti tidak akan ikut."

"Padahal ada banyak kegiatan yang menyenangkan. Mulai dari memasak diluar, bermain ski, memancing, mendaki dan yang terakhir adalah acara yang ditunggu-tunggu. Apalagi kalau bukan acara api unggun! Tarian legenda!" ucap Yotsuba dengan semangat sembari memeragakan segala kegiatan yang ia ucapkan.

Sementara itu, Miku yang mendengar perkataan Yotsuba mengenai api unggun mulai mengingat legenda wisata sekolah yang Yotsuba ceritakan sehari sebelumnya. Sekarang, ia merasa memiliki satu tujuan baru. Matanya menatap Naruto dengan dalam, tidak melepaskan pandangannya.

"Kudengar banyak orang yang mulai berpacaran karena acara itu …," lanjut Yotsuba.

Naruto membalas, "Sudah kukatakan berkali-kali, berpacaran dalam posisi sebagai pelajar itu hanya membuang-buang waktu saja."

Yotsuba kemudian berpindah ke samping Miku, "T-tapi, kau pasti ingin bersama dengan orang yang kau sukai kan, Uzumaki-san?" ucapnya dengan ekspresi yang serius. Yotsuba kemudian melihat Miku, "Iya kan, Miku?"

"Miku?"

Naruto dan Yotsuba melihat Miku yang terdiam dan terlihat memikirkan sesuatu. Mereka yang melihat Miku seperti itu hanya bisa terlihat bingung. Naruto kemudian menghampiri Miku, "Miku, ada apa? Katakan saja."

"Mengapa kita harus berpacaran dengan orang yang kita sukai?"

Bukan Naruto ataupun Yotsuba yang menjawab pertanyaan Miku. Ichika yang baru saja datang dan menghampiri mereka menjawab pertanyaan Miku dengan santai, "Tentu saja karena kau menyukai ataupun mencintai orang itu dengan segenap dirimu."

"Lagipula, bukannya kau saat ini sedang menyukai seseorang?" tambah Ichika dengan senyuman menggoda yang ia tunjukkan.

Mendengar itu, membuat Miku merona dan menghadap ke arah lain. Mencoba menghindari dirinya untuk menatap Naruto, "T-tidak kok …."

"Daripada kalian membahas itu terus, bagaimana jika sekarang kita belajar?" ajak Naruto.

Yotsuba terkejut, "Hari ini juga?"

Ichika menjawab dengan santai, "Hari ini aku ada pemotretan, sepertinya aku tidak ikut. Aku juga sudah memberitahumu melalui pesan yang kukirimkan."

"Ya, aku sudah melihatnya."

Setelah itu, Yotsuba perlahan mundur ke belakang dan lari. Sebelum berlari, ia berkata, "Aku juga ada persiapan untuk besok juga!" ucapnya sebagai cara melarikan diri, membuat Naruto menghela nafas tanpa bisa menghentikannya.

"Miku, kelasku mengadakan rapat untuk membicarakan tentang wisata sekolah."

Ichika kemudian memberikan sebuah wig yang sama dengan warna rambutnya dan diterima oleh Miku. Kemudian, ia melanjutkan dengan gesture tangan yang disatukan, "Bisakah kau melakukannya seperti biasa?"

"Baiklah …."

Setelah itu, Ichika mulai pergi meninggalkan mereka. Naruto menatap Miku dan bertanya, "Apa ini tidak apa-apa, Miku? Aku punya firasat buruk, bisa saja itu kebohongan yang dibuat orang lain hanya karena legenda api unggun bodoh itu."

"Aku tidak apa-apa. Kau tidak perlu memikirkanku, Naruto."

"Baiklah, baiklah. Setidaknya, aku akan mengawasimu. Aku tidak terima penolakan, Miku."

"Baiklah jika kau memaksa."

Miku kemudian pergi ke toilet, sementara Naruto hanya mengikutinya saja. Setelah membuat penyamaran, Miku keluar dengan berpenampilan seperti Ichika. Naruto yang menunggu di depan toilet hanya bisa terkagum melihat itu.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Miku dengan suara yang sama seperti suara Ichika.

"Penyamaranmu sangat hebat, aku akui itu. Kau sangat bisa meniru suara saudarimu yang lain. Jika kau melakukannya dengan wig dan penampilan yang sama persis dengan saudarimu, mungkin aku tidak akan bisa mengenalimu, Miku."

"Arigatou atas pujiannya, Naruto."

"Douitashimashite, Miku. Kalau begitu, aku akan mengikutimu dari belakang. Bertindaklah seperti biasa."

"Baiklah, Naruto."

.

Tidak butuh waktu lama untuk Naruto membuntuti Miku dalam bentuk penyamarannya. Naruto dapat melihat gadis itu masuk ke dalam salah satu kelas. Ketika ia mengintip dari jendela, ia dapat melihat hanya ada satu orang laki-laki di sana.

'Sudah kuduga ini sebuah kebohongan …,' pikir Naruto.

Ia kemudian mendekat perlahan-lahan secara berhati-hati ke arah pintu kelas yang sedikit terbuka. Mencoba mendengarkan pembicaraan mereka. Beruntung, lorong sekolah sudah sepi dan tidak ada orang. Sehingga itu dapat memudahkan dirinya untuk mengawasi mereka.

"Nakano-san, terima kasih karena sudah mau datang ke sini."

"Umm … Maeda-kun, kan? Dimana yang lainnya?"

Lelaki bernama Maeda itu menatap lantai dan terlihat memasukkan tangan ke kantong celananya, "Maaf, aku berbohong supaya kau datang ke sini."

'Ichika' seketika terkejut, "Eh?"

Wajah Maeda memerah sedikit, ia kemudian mengatakan, "Tolong, m-menarilah bersamaku pada acara api unggun …."

"Denganku? Mengapa?"

"Ya, i-itu … karena aku menyukaimu, Nakano-san," jawab Maeda dengan wajah yang memerah.

'Ichika' yang mendengar itu memerah. Miku dalam bentuk penyamaran Ichika berpikir, 'Ichika itu imut, aku yakin dia sering mendapatkan ini.'

"Terima kasih, aku akan menjawabnya nanti," ucap 'Ichika' yang berbalik dan melangkah pergi. Akan tetapi, itu tidak bertahan lama ketika suara Maeda menghentikan dirinya untuk melangkah lebih jauh.

"Maaf, Nakano-san. Tapi, aku ingin mendengar jawabanmu sekarang juga!"

Naruto yang mendengar itu di dekat pintu kelas hanya bisa berpikir, 'Memang, berbohong demi sebuah alasan itu bisa jadi boomerang untuk diri sendiri. Mengingat Miku harus bisa menghadapi situasi ini secara langsung.'

"Nakano-san, kau terlihat berbeda hari ini."

Ucapan dari Maeda itu mulai membangunkan Naruto dari acara berpikirnya. Ia kemudian berfokus untuk mencari waktu yang pas untuk menginterupsi mereka. Naruto juga bisa melihat Maeda perlahan-lahan maju mendekati 'Ichika', sementara 'Ichika' mundur perlahan-lahan.

Tiba-tiba, sebuah pesan masuk ke handphone Naruto. Setelah membacanya, ia menyeringai penuh kemenangan.

"Apa itu rambutmu?" tanya Maeda.

"Umm …," Miku dalam penyamarannya tidak tahu harus berkata apa. Ia terlihat sangat bingung dan panik, karena harus menghadapi situasi seperti ini.

"Kau itu kembar lima, benar kan? Apa kau dan empat kembaranmu sedang bertukar tempat?"

SREGG!

Tepat setelah ucapan itu selesai, pintu geser kelas itu dibuka oleh Naruto. Ia terlihat memasang ekspresi malas, "Ichika, kau ada di sini ternyata."

Kedatangan Naruto membuat Maeda dan 'Ichika' terkejut. Miku membatin, 'Arigatou, Naruto. Kau tepat waktu ….'

Naruto melanjutkan dengan menunjukkan sebuah pesan di handphone miliknya, "Kembaranmu yang lain sudah menunggumu di bawah, mereka memintaku untuk mencarimu. Ayo kita temui mereka sekarang."

"N-Naruto …," gumam 'Ichika' dengan sedikit rona merah pada wajahnya.

Ia tidak menyangka jika Naruto akan membantu dirinya untuk keluar dari situasi bodoh seperti ini. Setidaknya, perkataan Naruto itu tidak ada yang salah dari awal. Beruntung sekali karena dirinya menerima bantuannya.

Maeda kemudian menghampiri dan menatap Naruto dengan tajam, ia kemudian mencengkram baju Naruto, "Hei, mengapa kau ikut campur? Jangan seenaknya kau memanggil nama Nakano-san seperti itu."

Naruto tidak menjawab. Ia justru menyeringai, ia membalas tatapan Maeda dengan sorot mata yang lebih tajam dan dingin. Akan tetapi, ia tidak tinggal diam. Dengan tangan kanannya, ia meremas pergelangan tangan Maeda dengan kuat dan penuh tenaga. Membuatnya melepaskan tangannya dengan ekspresi kesakitan.

'Apa itu? Tenaganya tidak main-main,' pikir Maeda yang menatap Naruto.

"Jika kau mau lebih dari ini, aku tidak masalah. Kebetulan sekali, kau yang menyentuhku duluan dan Ichika sudah melihatmu. Sayang sekali, padahal saat ini aku sangat ingin menghancurkan wajahmu yang seperti preman itu," ucap Naruto dengan dingin dan penuh penekanan.

Mendengar itu, membuat mental Maeda menjadi ciut. Ia sadar jika posisinya saat ini tidak menguntungkan, merasakan sedikit kekuatan Naruto juga membuat dirinya tidak berkutik. Sementara itu, Miku dalam bentuk penyamaran Ichika hanya bisa terkejut.

Ini bukanlah pertama kalinya dirinya melihat Naruto berubah menjadi seperti ini. Merasakan situasi memanas, ia mencoba menghentikan Naruto, "Sudahlah, Naruto-kun. Tidak perlu diperbesar masalahnya."

"Baiklah, Ichika …."

Kemudian, Naruto menatap Maeda kembali dengan tatapan yang sama, "Hei, kau. Gunakan otakmu sekarang juga. Setiap orang perlu waktu untuk memikirkan apa yang kau katakan kepada orang lain, apalagi itu menyangkut perasaan seseorang."

Naruto melanjutkan, "Pikirkan juga perasaan orang lain, bodoh. Menjawab sebuah perasaan yang disampaikan itu tidak semudah kau mengatakannya. Apalagi sekarang kau mencurigai dan menginterogasi dirinya, itu justru akan membuat kesan dirimu jadi tidak baik di pikirannya sekarang, idiot."

'Perkataan Naruto memang selalu tepat sasaran,' pikir Miku dalam penyamarannya yang mendengar segala penjelasan Naruto.

Perkataan Naruto membuat Maeda terkejut dengan mata yang membulat. Sekarang, ia menyadari kebodohan yang ia lakukan. Ia tidak berpikir jauh dan memilih untuk membiarkan ego dan emosi menguasai dirinya.

"A-aku minta maaf, Nakano-san. Karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak …," ucap Maeda dengan ekspresi menyesal.

"Tidak masalah, Maeda-kun. Untuk ajakanmu soal menari itu, kurasa aku bisa menjawabnya sekarang. Aku tidak bisa melakukannya denganmu, Maeda-kun."

"Apa kau sudah ada janji dengan orang lain? Jika iya, dengan siapa?"

'Ichika' kemudian dengan santai memeluk lengan Naruto, "I-itu benar, aku sudah ada janji untuk menari dengannya. Maaf ya, Maeda-kun …."

Naruto awalnya terkejut. Tapi itu tidak bertahan lama karena ia perlu bersikap sepositif mungkin untuk memperkuat apa yang dilakukan Miku terhadapnya saat ini, "Itu benar, kami sudah memiliki janji untuk melakukannya."

"Orang sepertinya tidak cocok untuk menari denganmu, Nakano-san!" ujar Maeda sembari menunjuk Naruto.

"Bilang saja kau iri, karena Ichika lebih memilihku dibanding kau. Dasar bodoh," balas Naruto dengan menyeringai.

"Urusai, aku tidak berbicara denganmu, sialan!"

"I-itu tidak benar …."

Ucapan 'Ichika' membuat Naruto dan Maeda menatap dirinya. Lalu, 'Ichika' melanjutkan, "N-Naruto-kun itu … keren, kok."

"A-apa kalian berpacaran?"

"I-itu benar, k-kami pasangan yang serasi, kan? Kalau begitu, ayo kita pulang sekarang, Naruto-kun." jawab 'Ichika' dengan mempererat pelukannya pada lengan Naruto, ia menyeret Naruto keluar kelas. Hal itu membuat mereka terlihat mencurigakan di mata Maeda.

"Tunggu dulu! Jika kalian berpacaran, setidaknya kalian seharusnya berpegangan tangan, kan!"

Naruto dan 'Ichika' yang mendengar itu kemudian berhenti melangkah dan berbalik menghadap Maeda di lorong sekolah.

"Apa kalian tidak bisa melakukannya? Kalian memang terlihat mencurigakan."

"Masih belum menyerah ternyata. Walaupun kami berpacaran, memangnya kami harus setiap saat melakukan itu, huh?"

'Ichika' terlihat kesal, ia dengan cepat langsung menggandeng tangan Naruto. Membuat Naruto dan Maeda terkejut karena aksinya itu.

Dengan wajah yang sangat memerah, 'Ichika' berkata, "S-seperti yang kau lihat, i-ini bukanlah yang pertama kalinya bagi kami."

"Sial! Baiklah, baiklah. Aku mengakuinya," ucap Maeda frustasi.

Setelah sedikit menetralkan dirinya, 'Ichika' bertanya kepada Maeda dengan ekspresi yang serius, "Um, rasanya memang aneh jika aku bertanya seperti ini. Aku hanya ingin tahu, mengapa kau menyatakan perasaanmu kepada orang yang kau sukai?"

"Singkatnya, aku hanya ingin orang itu mengetahui perasaanku. Itu aku lakukan dengan tujuan mengamankan orang yang kusukai agar tidak jatuh ke tangan orang lain, itu saja …."

'Mengamankan orang yang disukai …,' pikir Miku dalam penyamarannya dengan terkejut. 'Baiklah, sudah kuputuskan. Suatu saat, aku akan menyatakan perasaanku pada Naruto …,' lanjutnya dalam pikirannya.

"Hei, kau. Jangan membuat Nakano-san repot. Dan terima kasih karena sudah menyadarkanku, semoga kita bisa menjadi teman nantinya. Kalau begitu, aku pergi dulu," ucap Maeda yang pergi dari sana. Naruto yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

'Ya, aku tidak menyangka jika temanku bertambah satu hanya karena kejadian ini.'

.

Di daerah khusus loker yang berjejeran. Naruto terlihat bersama Miku yang sudah melepas penyamarannya.

"Bagaimana dengan Ichika, Miku? Apa dia akan ikut untuk melakukan wisata sekolah ini?"

"Aku tidak tahu, Naruto. Ichika selalu mengutamakan pekerjaannya. Kita lihat saja besok pagi …."

"Baiklah kalau begitu."

"Itu dia!"

Mendengar suara Yotsuba membuat Naruto dan Miku melihat ke arah suara. Disana, mereka berdua bisa melihat Nino, Yotsuba, dan Itsuki sudah ada di depan mereka. Mereka kemudian menghampiri Naruto dan Miku.

"Ayo kita pergi," ajak Nino.

"Hanya kalian saja, kan?"

"Tidak, kau juga harus ikut bersama kami, Uzumaki-kun," jawab Itsuki.

"Itu benar, kami tidak menerima penolakan," tambah Yotsuba.

Naruto sweatdrop, ia menjadi bingung, "Ada keperluan apa memangnya sehingga aku harus ikut bersama kalian?"

Miku menjelaskan dengan santai, "Kami sudah memiliki rencana untukmu. Kami akan memilihkan beberapa pakaian untuk kau pakai saat wisata sekolah nanti, Naruto …."

"Hahh, apa boleh buat jika kalian bersikeras. Aku ikut saja dengan kemauan kalian."

.

[0_0]

.

Skip Time : Mall

Saat ini di sebuah toko baju, terlihat Naruto sudah menggunakan sebuah T-shirt bergambar dinosaurus dengan sebuah topi berwarna merah. Itu adalah rekomendasi Yotsuba. Sementara itu, Nino dan Itsuki sudah tertawa karena melihat Naruto saat ini.

"Aku akan membuatmu terlihat mencolok dengan pakaian itu, Uzumaki-san."

"Oi, oi. Aku bukan anak-anak lagi, kau tahu?" balas Naruto dengan menatap Yotsuba dengan tatapan seolah mengatakan apa ini benar-benar serius.

Selanjutnya, Naruto menggunakan kinagashi berwarna biru dongker. Itu adalah rekomendasi Miku. Nino dan Itsuki yang melihat itu hanya saling memandang satu sama lain. Yotsuba hanya diam saja tanpa merespon apapun.

"Kurasa selera tradisional yang bagus akan cocok denganmu, Naruto …."

Rekomendasi Miku membuat Naruto sweatdrop. Selanjutnya, Naruto menggunakan satu set pakaian punk rock ala penyanyi metal. Itu adalah rekomendasi Itsuki, membuat Naruto menepuk dahinya sendiri karena itu.

"Aku sudah memilih pakaian yang terkesan lelaki untukmu, Uzumaki-kun."

'Terkesan lelaki kepalamu, ini sama saja bodohnya …,' ucap Naruto dalam pikirannya. Ia kemudian melanjutkan dalam batinnya, 'Kuharap, Nino memiliki rekomendasi yang lebih baik lagi.'

Kemudian, Naruto memakai sebuah jaket berwarna hitam dengan sebuah T-shirt berwarna hitam di dalamnya. Bersamaan dengan celana dan sepatu berwarna putih yang sesuai dengan apa yang Naruto gunakan. Itu adalah rekomendasi Nino.

"Nino sangat memilih dengan teliti," ucap Yotsuba yang ditambah dengan anggukan Miku dan Itsuki.

"Seharusnya kalian juga memilih dengan serius!"

"Sudahlah, Nino. Kuakui, pilihanmu sangat bagus. Kalau begitu … aku akan menggunakan ini, arigatou."

"Tentu saja pilihanku sangat bagus," ucap Nino dengan bangga. Memang, kalau soal fashion dirinya tidak bisa diragukan lagi.

Kemudian, Naruto berkata, "Sebelum itu, aku juga ingin membeli satu set pakaian formal untuk diriku sendiri. Kebetulan aku tidak memilikinya, untuk yang ini kalian tidak perlu membayarnya."

"Eh, tidak bisa begitu, Uzumaki-kun. Kami yang akan membayarnya. Anggap saja balas budi karena sudah mengajari kami," ujar Itsuki.

"Itu benar," ucap Miku dan Yotsuba bersamaan.

Nino menambahkan, "Kau pasti tahu kan, kami tidak terima penolakan?"

Menyadari situasi empat melawan satu, ia sadar bahwa dirinya tidak akan bisa menang. Naruto menjawab, "Baiklah, baiklah. Kalian menang. Kalau begitu, aku akan mencoba pakaian yang kupilih terlebih dahulu."

Tidak lama kemudian, Naruto keluar dari ruang ganti dengan memakai jas berwarna hitam dengan kemeja putih serta tambahan dasi berwarna hitam di dalamnya. Selain itu, Naruto juga menggunakan celana, kacamata, dan sepatu kets berwarna hitam yang sangat cocok dengan dirinya saat ini.

Hal itu membuat empat kembar Nakano memerah sempurna karena melihat penampilan Naruto sekarang. Tidak sampai di situ, para pengunjung dan staff toko perempuan yang ada di sana juga memerah ketika melihat Naruto. Naruto terlihat seperti bodyguard ala film sekarang, apalagi dengan rambut pirangnya. Ia terlihat seperti ikemen dalam bentuk blasteran.

"Aku rasa ini cukup, bagaimana menurut kalian?"

"I-itu k-keren, kok," jawab empat kembar Nakano bersamaan dengan wajah yang memerah. Mendengar respon positif dari mereka, membuat Naruto tersenyum.

"Baiklah. Kalau begitu, kuserahkan pada kalian …."

.

Time Skip : Overpass

"Apa ini tidak apa-apa? Padahal, aku juga bisa membayarnya dengan uangku sendiri."

"Itu tidak hanya untukmu saja. Aku hanya risih jika kau selalu memakai pakaian yang aneh saat bersama kami. Itu akan terlihat bodoh," jawab Nino yang membelakangi Naruto.

"Baiklah, aku ucapkan terima kasih kalau begitu. Aku janji akan menjaganya dengan baik."

Yotsuba berkata dengan ceria, "Kau tahu, Uzumaki-san? Memilihkan baju dan belanja dengan laki-laki itu rasanya seperti sedang melakukan kencan. Iya kan?"

Perkataan Yotsuba membuat tiga kembar lainnya menatapnya dengan terkejut. Sementara itu, Naruto dengan santai menjawab, "Tidak juga. Aku hanya menganggap ini sebagai kegiatanku bersama kalian sebagai temanku."

"Uzumaki-san benar, ini hanyalah belanja biasa," ujar Itsuki.

Itsuki melanjutkan, "Lagipula, murid tidak boleh berpacaran. Itu terdengar konyol."

"Setidaknya kau memikirkan hal yang sama denganku saat ini, Itsuki," ujar Naruto.

Yotsuba kemudian menunjuk Itsuki, "Sekarang, kau terlihat sama dengan Uzumaki-san dari cara memandang murid yang berpacaran. Apa ini sebuah kebetulan?"

Itsuki menjawab dengan rona merah di wajahnya, "J-jangan samakan aku dengan Uzumaki-kun! Bagiku, hubungan kita ini hanyalah sebatas guru dan murid! Hubungan kita tidak bisa lebih dari itu!"

Tidak lama kemudian, Naruto merasakan handphone miliknya berdering menandakan adanya panggilan. Ternyata, yang menghubunginya adalah Kakashi. Ia juga sadar bahwa Kakashi sudah menelepon dirinya berkali-kali sehingga log panggilannya menumpuk.

"Maaf, minna. Bisakah kalian diam sebentar? Aku ingin mengangkat ini."

"Tidak masalah, Naruto," balas Miku mewakili. Empat kembar Nakano hanya mendengarkan Naruto yang berbicara selama panggilan telepon itu. Mereka tiba-tiba terkejut karena mendengar teriakan Naruto.

"APA KATAMU?"

.

.

.

To Be Continued

.

.

Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 18 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.

Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.

Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!

Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!

FCI. Cursed-Eternal Out