Haiiii, chapter 2 udah update nih *ga nanya*. Oh ya bagi para reader aku mau promosi sebuah lagu yang aku sukaaa banget, judulnya "Spice" penyanyinya kagamine len dari vocaloids. Fufufu aku langsung kepincut sama Kagamine Len di video ya sekalian lagu kembarannya Kagamine Rin judulnya "I like you I love you". Mereka kawaiii sekali.

Tanpa banyak omong lagi saya akan mempersembahkan chapter 2.

Ohya warningnya semua hampir Naruto POV's

Happy reading

disclaimer : masashi kishimoto

Matahari dan Bulan

Chapter 2

Sinar matahari mulai menyusup ke sebuah pemilik kamar yang mempunyai rambut kuning bentuknya seperti nanas, Naruto.

"Mmhm...mmm.." gumam Naruto sambil menghalau sinar matahari menerpa wajahnya dengan tangan kanan miliknya. Naruto bangkit dari tidurnya lalu berposisi duduk, ia mengerjap-ngerjap matanya lalu merenggangkan badannya sambil mengulet. Itulah kebiasaan Naruto saat bangun tidur. Setelah selesai dengan kegiatan tersebut Naruto melirik ke arah jam yang menggantung di dinding kamarnya, dan alangkah kagetnya saat ia melihat jamnya menunjukan jam 7 kurang 10 menit.

Naruto POV's

Ku lirik alarm di sebelahku.
"Sial ! " rutuk ku kepada sang alarm yang tidak bersalah itu. "Kenapa bisa habis baterainya sih? ugh ! " kutukku kepada sang alarm. Tanpa pikir panjang aku beranjak dari tempat tidurku, ke kamar mandi untuk menggosok gigi, lalu memakai seragam sekolah dan mengambil tasku di atas meja belajar.

"AAARGH ! 5 menit lagi! " aku terus saja mengeluh saat melihat jam yang kelewat cepat. dengan secepat kilat aku keluar dari kamarku, terdengar derap kaki ku yang bergema di seluruh penjuru rumah ini. Tetapi saat melihat kamar ibuku aku memperlambat langkah kakiku mencari sosok ibuku disana. Namun tidak ada siapa-siapa didalamnya.

"Ibu kau kemana?" ucapku lirih. Aku menghela nafas panjang dan kembali berlari.

SMP KONOHA

Aku berlari sekuat tenaga menuju gerbang sekolah karena disana sudah ada makhluk menyeramkan yang disebut "satpam". Aku berkomat-kamit berdoa agar pintu gerbang itu tidak dikunci satpam seram itu. Aku pun mempercepat lari ku melihat satpam itu menyeringai pada ku. Aku mulai lega karena aku sudah berada di pertigaan jalan, tinggal sedikit lagi.

BRUK!

Tiba-tiba seseorang menubruk ku dari jalan sebelah kanan pertigaan. "sial! " rutuk ku dalam hati. Aku pun menatap kejam pelaku yang sudah menabrak ku tersebut. Namun saat ku lihat dia seorang wanita aku pun membatalkan niat ku untuk membentaknya. Dan lagi aku agak iba dia membawa banyak sekali buku tebal-tebal yang kini berserakan di jalan, aku pun membantunya memungutnya. "Ugh! Berat " seru ku pelan setelah mengangkat sebuah buku 6 centimeter tersebut. "Gila ! ini cewek bawa buku segede babon mau ngapain sih?" batin ku.

"T—Terimakasih…" Gadis itu menggantung kalimatnya. Aku pun bingung lalu ku tatap wajahnya. Ooooh! Hinata toh pantas saja bawa buku sebanyak ini dia kan kutu buku, wajar-wajar saja sih.

"Ya sama-s….."

Greeeeeeeeeeeeeek

Aku tidak sempat menyelesaikan kalimat ku karena mendengar bunyi gerbang ditutup. Aku pun melihat cepat kearah gerbang dan disana ada satpam dengan seringainya menatap kami.

"SIAAAAAL! " Aku kesal sekali, padahal seharusnya aku tidak terkunci kalau tidak ada kejadian ini. Aku mengutuk-ngutuk gadis itu dalam hati.

"Aahhhhh ! tidak !" pekik si kutu buku.

"Ma-maafkan aku Na-naruto-kun " Ucapnya dengan nada rasa bersalah. Tunggu? Dia bilang Naruto-kun? Aneh kedengarannya. Agak menggelitik di telingaku saat mendengar ia memanggilku seperti itu.

"Yasudah tidak apa-apa" balas ku lemas. Aku pun menggandeng tangannya mengajaknya menuju gerbang sekolah. Si kutu buku ini hanya menunduk saja saat ku gandeng, mungkin dia takut dihukum.

"Tidak usah takut hinata. Kita akan menjalani hukumannya bersama. Kau tidak sendiri" ucapku bermaksud untuk menghibur. "heh? Kok mukanya merah gitu ya?" batin ku saat melihat wajahnya.

Aku hanya diam saja saat sang satpam dan pengawas kedisiplinan siswa memarahi kami. Aku sih memang biasa di omeli seperti ini jadi aku menganggapnya biasa-biasa saja, entah kalau gadis ini menganggapnya seperti apa. Kami pun dihukum menyiram pot di halaman belakang, tidak sulit sih. Aku pun bergegas kehalaman belakang namun langkahku langsung terhenti saat mendengar isakan tangis dari gadis ini. Aku pun menyentuh pundaknya yang bergetar.

"Hinata? Kau tidak apa-apa? " tanyaku khawatir, namun tindakanku tersebut malah membuat isakan menjadi-jadi. Aaaah ! aku mengerti pasti dia takut saat dimarahi tadi, aku sih tidak heran kalau dia akan menangis seperti ini dia kan anak baik-baik pasti jarang di marahi- dibentak seperti tadi.

"cep-cep-cep. Tidak apa-apa mereka hanya menggertak saja kok, tidak usah dipikirin" hiburkku sambil mengacak-ngacak rambutnya. Isakannya pun berangsur-angsur menghilang. Ia menatapku dengan wajah yang masih dihiasi air mata. Aku hanya tertawa lepas melihat tampangnya yang aneh itu.

"Lihat deh tampangmu jelek sekali kalau menangis" ujar ku sambil mengelap air mata dipipinya. Ku lihat wajah merah setelah kusentuh pipinya lalu menyembunyikan wajahnya dengan menunduk lagi. "Hihihi ! lucu sekali gadis ini" batinku

Setelah menenangkannya aku pun pergi ke gudang mencari ember.

"Hinata ! aku ke gudang dulu ya !" ucapku seraya meninggalkannya. Setelah kupikir-pikir kenapa harus pakai ember padahal ka nada selang yang lebih mudah digunakan. Aku pun mengutuk kebodohanku, lalu kembali ke tempat si kutu buku berada

DEG !

Rasanya sesuatu menusuk hatiku.

Aku terkejut saat melihat si kutu buku melepaskan kacamata tebalnya dan membersihkannya dari air mata. Eeuhhhm bukan terkejut sih lebih tepatnya terkesima. Dia terlihat manis sekali saat tidak memakai kacamata itu. Aku mulai sadar dengan pikiran aneh ku tersebut.

"Hi-hinata ! Bantu aku ambilkan selang itu dong !" pinta ku agak nervous. Gadis itu terkejut lalu cepat-cepat memakai kacamatanya kembali.

"Ba-baik !" serunya.

Kami menjalankan hukuman kami selama 1 jam mata pelajaran. Setelah selesai aku pun mengajaknya mengambil tas ke ruang satpam.

"hmmmmm ! rasanya menyenangkan" batin ku dalam hati karena saat-saat bersamanya terasa begitu cepat.

-TBC-

Gomen ochibi merasa banyak yang salah di chapter ini mohon diberitau yang mana yang salah yaaa. oh ya jangan lupa di review yaaa