Fic ini adalah sequel dari fic 'ungkapan cnta Pein'. Sebenernya Sun ga ridho bikin konan kawin sama si otak mesum itu (Pein). Seharusnya kan jadiannya sama Sun *dihajar Konan FC *T.T. Tapi berhubung di fic sebelumnya Konan dah terlanjur jadian sama Pein maka Sun bakal menistakan Pein di fic ini, khu khu khu * tertawa laknat*. Baiklah, langsung saja Sun persembahkan fic terbaru ini...
Title : Syarat buat kawin
Dislaimer : Masashi Kishimoto Sensei
Author : Sun setsuna
Warning :Gaje, OOC, Typo
Don't like dont flame
Summary : Konan meminta Pein untuk melamarnya, tapi apakah rencananya akan berjalan dengan lancar?
-ooo000ooo-
Di malam hari yang cerah, di bawah pohon rambutan (?) terdapat dua sosok anak muda yang sedang menikmati malam minggu mereka. Mereka sedang duduk di bangku panjang yang ada di bawah pohon ramburtan tersebut.
"Konan!" panggil pria berpierching, Pein ke pacarnya, Konan.
"Iya" jawab wanita cantik berambut biru, Konan.
"Kamu seneng gak jadi pacar aku?" tanyanya sambil memandang leka-lekat gadis pujaannya tersebut.
"Enggak" Jawabnya.
"APA?" tanya Pein kaget dengan mata melotot.
"Enggak salah lagi maksudnya,he he he" cengirnya.
'Ni cewek demen banget sih bikin gue kaget. Lama-lama gue bisa kena serangan jantung nih' batin Pein.
"Pein!" panggil Konan pelan
"Hn"
"Kok pacarannya di bawah pohon rambutan sih?"
"Klo di markas banyak makluk-makluk gak jelas yang bakal gangguin kita. Lagian kan klo di bawah pohon rambutan kayak begini kita kan bisa sambil menikmati alam, bintang, bulan. Baguskan?". Pinter juga tuh Pein ngasih alasan. Ngedate yang murah meriah.
"Iya juga sih, tapi kan serem"
"Tenang, ada abang disini" Pein memegang tangan Konan.
"Siapa tuh yang di bilang makhluk gak jelas?" tanya makluk setengah ikan, Kisame ke teman sebelahnya. Saat ini Kisame dan yang lainnya sedang mengintip Pein dan Konan dari balik semak-semak.
"Yang jelas bukan bukan gue lah" sangkal orang yang di tanya, Itachi.
"Klo gitu Zetsu dong"
"Kenapa gue dibawa-bawa?" Zetsu gak terima
"Lu kan gak jelas. Taneman bukan. Orang juga bukan."
"Udah-udah, sesama makluk gak jelas dilarang saling menghina" lerai Hidan dengan kata-kata bijaknya(?)
""Huwee... Tobi an..hmph..." Omongan Tobi tertahan karena mulutnya keburu di bekap sama Sasori dan Itachi.
"Jangan berisik bodoh! Nanti ketahuan" kata Itachi pelan. Sebenernya tadi Tobi pengen bilang 'Tobi anak baek, tob gak bakalan gangguin mereka kok'. Akibat gerakan mereka barusan, semak-semak pun jadi tampak bergoyang
"Tuh kan serem Pein!" kata Konan yang bulu kuduknya mulai merinding
"Tenang aja" pein makin memegang erat tangan Konan. 'gue emang beruntung, hi hi hi' batin Pein.
"Konan, ayah kamu tukang ukir ya?" tanya Pein.
"Bukan, emangnya kenapa?" tanya Konan yang gak ngarti sama pertanyaan Pein barusan.
"Soalnya di hati aku ada ukiran nama kamu" jawab Pein.
"Ih gombal gombal gombal" Konan nyubit-nyubit wajah Pein
"Tapi suka kan?" Pein menunjukan cengiran khasnya dan membuat Konan blushing berat.
"Konan!" Pein memegang tangan Konan
"Hn?"
"Boleh minta Sun (cium) gak?" Pein menatap Konan dengan pupies eye.
"Lu manggil gue Pein?" tanya author ganteng yang tiba-tiba nongol di depan mereka.
"BUKAN SUN ELO!" teriak Pein sebal
"Oh.." Author pun menghilang dengan jurus hiraisin milik yondaime hokage.
"Siapa tuh yang barusan?" tanya Konan bingung.
"Orang gila, udah cuekin aja" *Pein di lempar sendal sama Author*
"Konan, mita Sun (cium) dong" ucap Pein sambil menutup mata dan memonyongkan bibirnya. Author mau muntah
Plak! Konan menampar pipi Pein
"Kok di tampar sih?" Pein mengusap-usap pipinya yang merah karena kena tamparan Konan.
"Anu, ada laler" kata Konan.
"Oh.., sekali lagi deh" Pein melanjutkan niat mesumnya yang sempat tertunda barusan.
Plak!
Lagi-lagi Pein kena gamparan Konan.
"Ada apaan lagi?" tanya Pein dengan muka cemberut.
"Ada kecoa."
'Muka gue kok jadi kayak tempat sampah sih?' batin Pein merengut.
Padahal tadi Konan Cuma pura-pura doang. Dia tahu klo cowok dikasih cium pasti minta lagi, lagi dan lagi. Apalagi Pein yang 90% otaknya isinya mesum. Yang 10% nya bo**p. Ternyata Konan adalah tipe cewek shalehah.
"Gak mau coba lagi?" tantang Konan.
"Kagak dah, ntar kena tampar lagi" Pein mengurungkan niatnya.
"Klo mau cium-cium mesti nikahin aku dulu" kata Konan.
"Ngomong dong dari tadi. Ya udah, besok aku kerumah kamu buat ngelamar" Pein kembali bersemangat.
"Bener nih? Besok ya, jam 9. aku tunggu di rumah"
"Baiklah" kata pein dengan semangat 45.
.
.
.
.
Ke esokan paginya.
"Tumben lu rapi Pein, mau kemana?" tanya Itachi ke Pein yang menggunakan kemeja putih yang di tutupi dengan jas hitam, dan dasi berwarna biru yang menggantung di kerah bajunya.
"Mau ngelamar Konan." Jawab Pein sambil membetulkan dasinya
"Jadi toh?" tanya Kisame
"Kok lu tau sih?"
"Tau lah, Tobi sama yang lainnya semalem kan- hmph..." mulut Tobi kembali dibekap sama Itachi dan Sasori sebelum membocorkan rahasia mereka.
"Hn?"
"Emang mau jalan jam berapa?" tanya Hidan pura-pura gak tau.
"Jam 9. Masih sau jam lagi."
Hidan melihat jam tangannya sebentar. Sejak kapan hidan pake jam tangan (?)
"Bukannya sekarang udah jam 9"
Pein melihat jamnya.
1 detik
2 detik
3 detik
Ternyata jarum jamnya tidak bergerak-bergerak.
"GYAAA!" Pein teriak kayak orang gila. "Gue lupa klo jam gue batre nya abis."
Karena merasa sudah terlambat, Pein langsung lari ketempat Konan dengan kecepatan penuh.
"Perimisi!" Sapa seorang berambut jabrik dengan baju yang sudah tidak karuan dan keringat bercucuran. Yup, dia adalah Pein.
"Masuk." Jawab seseorang dari dalam. Pein pun masuk kedalam ruang tamu.
"Kok kamu baru dateng sih?" tanya Konan sambil merapikan kemeja dan dasi Pein yang acak-acakan. Ce ileh.
"Maaf ya, jam ku mati tadi"
"Babeh udah nungguin tuh dari tadi. Aku panggilin dulu ya" Konan pun masuk ke dalam. Sebenernya tadi babehnya Konan udah nungu di ruang tamu. Tapi karena Pein gak dateng-dateng akhirnya dia masuk lagi ke dalem.
Tidak lama kemudian Konan kembali di ikuti sesosok pria tua berbadan besar, dengan rambut putih panjang, Jiraiya.
"HUWAA petapa mesum!" Teriak Pein sambil nunjuk-nunjuk babehnya Konan.
"Dasar bocah gak tau diri. Udah dateng telat! Gak cium tangan! Pake ngatain gue mesum segala lagi!" Bentak babehnya Konan.
"Di sini dia tuh jadi babeh aku" Konan berbisik ke Pein
"Bilang dong dari tadi.."
"Kamu sih datengnya telat. Tadiny aku pengenngasih tau dulu. Yau dah, minta maaf sana, cium tangan."
"Iya deh." Pein lalu cium tangan sama babehnya Konan. 'Buset dah, tangannya bau terasi' batin Pein.
"Maafin saya beh" kata Pein.
"Babeh babeh! Kapan gue punya anak kayak lo!" teriak Jiraiya alias babehnya Konan.
'Sensi banget sih nih orang sama gue'. Batin Pein. "Maafin saya, Om".
"Duduk lu!" Jiraiya 'mempersilahkan' Pein duduk. "Konan, lu masuk kekamar!" perintah Jiraiya. Konan langsung nurut dan masuk kekamarnya. Tapi dia masih bisa mengintip dari balik pintu kamarnya.
"Siapa nama lu?" tanya Jiraiya.
"Pe-Pein om" jawab Pein gemeteran.
"Nama panjang?"
"Peiiiiiiiiiiiiinnnnn" Pein menyebutkan 'nama panjangnya'"
"Yang serius jangan becanda" Jiraiya menggebrak meja di hadapannya.
"Cu-cuma Pein doang Om"
"Umur?"
"27 tahun"
"Udah lama kenal sama Konan?"
"Dah dari kecil Om." Jawab Pein.
"Permisi" tiba-tiba seorang pria berbaju hijau ketat dengan potongan rambut bob masuk.
"Oh iya, kenalin dulu nih" kata Jiraiya sambil memperkenalkan pria hijau tadi ke Pein
"Nama saya Maito Guy" ucap pria bernama Maito Guy tersebut sambil menjabat tangan Pein dan menunjukan senyuman berkilau kayak di iklan-iklan pasta gigi.
"Dia ini rekan bisnis gue. Calon suami nya Konan" kata Jiraiya ke Pein.
"APA!"
Pein terkejut, Konan terkejut, readers terkejut, nenek-nenek yang lagi lewat pun ikutan terkejut.
"La-lalu saya gimana om?" tanya Pein yang gak terima.
"Lu kan cuma pacarnya" kata Jiraiya.
"Dia juga cuma calon doang." Pein menatap Guy dengan tatapan membunuh. Guy pun juga menatap Pein dengan pandangan tidak suka. Terpancarlah aliran listrik diantara keduanya yang menyebabkan Jiraiya gosong. Lho, kok bisa? Karena Jiraiya ada di tengah-tengah.
"Ya udah. Klo emang lu bener mau nikah sama Konan, gue bakal ngijinin. Tapi ada syaratnya. Sanggup ga?"
"Syarat?" Pein berpikir sejenak. Tumben mikir. "Gue sanggup!" jawab Pein dengan tegas.
"Tuan Jiraiya, bagaimana dengan saya?" bisik Guy ke Jiraiya.
"Tenang aja, dia gak bakal sanggup buat ngejalanin syarat dari gue. Gue cuma pengen ngerjain dia doang, fu fu fu" Jiraiya tertawa nista.
"Anda memang hebat tuan jiraya." Guy mengacungkan jempol nya seperti biasa.
"Syarat yang pertama adalah...Lu harus... udah di sunat" kata Jiraiya.
"APA!" Pein kaget dengan syarat yang diajaukan Jiraiya barusan.
"Kenapa? Gak sanggup?" tanya wajah puas.
"Sialan, darimana dia tau klo gue belum di sunat" pikir Pein. Ya dari Autor lah, XD
"Sa-sanggup. Kasih gue waktu dua minggu gue bakal balik lagi nanti."
"kelamaan. Satu minggu!" kata Jiraiya.
"10 hari dah" Pein nawar
"5 hari"
"Gila aja. Mana ada Sunat 5 hari!" Pein protes
"Ya udah...3 hari"
'Sialan nih babehnya Konan. Pengen ngerjain gue nih kayaknya' batin Pein. "Ya udah 3 hari. Gue setuju." Dengan terpaksa Pein menerima waktu 3 hari sebagai syarat baginya untuk di Sunat.
Pein pun kembali kemarkas dengan wajah kesal.
"Gimana Pein? Di terima gak lamarannya? Tanya Kisame yang gak bisa baca sikon.
"Kagak!" jawab Pein sambil melepaskan bajunya dan membuangnya ke segala arah.
"Kok enggak?" tanya yang laen dengan wajah penasaran.
"Babeh nya Konan ngasih syarat ke gue buat sunat dalam waktu 3 hari. Gila gak tuh. Bilang aja gak mau ngawinin Konan sama gue." Jawab Pein dengan emosi.
"Mang nya lu belom sunat Pein?" tanya Itachi.
"..." hening
"Belom." jawab Pein malu-malu.
WAHAHAHAHAHAHA.. semua anggota akatsuki yang lain (minus Pein dan konan yang gak boleh keluar rumah) langsung ketawa mendengar pengakuan Pein barusan.
"Kenapa lu pada ketawa! Kayak udah pada Sunat aja lu pada!" bentak Pein ke yang lain.
"Ya udah lah. Keluarga Uchiha mah dari kecil dah di sunat. Waktu sasuke disunat gue juga ngeliat" kata Itachi *reader jangan ngebayangin ya*
"lu juga udah Tob?"
"Iya dong. Tobi kan anak baek, jadi Tobi udah di sunat"
"Klo lu Sasori?" Tanya Pein ke Sasori
"Udah, sama nenek chio waktu gue masih kecil"
"Lu kis?"
"Gue kan ikan, jadi gak pake sunat segala"
"Zetsu juga dong?" tebak Pein. Zetsu Cuma anguk-anguk kaya orang lagi mabuk (?)
"Lu Dan?"
"Sebagai pengikut setia aliran jashin, gue udah juga udah di sunat."
"Lu Kuz?"
"Udah juga."
"Masa sih? Kan sunat meti ngeluarin duit. Mana mau lu ngeluarin duit"
"Pas sunatan masal. Gratis kan?he he he" yang lain langsung sweatdrop mendengar jawaban Kakuzu barusan.
"Lu dei.. ah, sorry seharusnya gue gak nanya ke lu"
"Lho, mang kenapa un?" tanya Deidara bingung.
"Lu kan cewe"
"Gue cowok un!" teriak Deidara.
"Udah belom?" tanya Pein.
"Um..." Deidara berpikir sejenak. "Bentar un, gue liat dulu" Deidara berlari kekamar mandi buat mengeceknya.
"Gue penasaran, apa Deidara beneran cowok ya?" kata Kisame.
"Kita intip yuk." Usul Itahci. Ternyata Uchiha ini mesum juga.
Mereka pun mengikuti Deidara ke kamar mandi. Kecuali Tobi yang tidak mau sih karena dia anak baek (?)
"Geseran dong, gue gak keliatan nih." kata Itachi yang pandangannya tertupi oleh venus flytrap milik Zetsu.
Tidak lama kemudian Deidara keluar dari kamar mandi.
"Kalian lagi ngapain un?" tanya Deidara. Tapi yang lainnya pada gak berani jawab, sampai munculah Tobi dari belakang.
"Ngintip Deidara-senpainya dah selesai belum? Tobi kebelet pipis nih!" kata Tobi sambil megangin celananya. Gara-gara ucapan Tobi barusan, Deidara langsung mengaktifkan bom C4 nya.
"Katsu!"
Duar!
Setelah acara gosong-gosongan selesai, mereka pun kembali membahas masalah Pein.
"Pein, Tobi ada ide nih. Gimana klo kita aja yang nyunat Pein"
"APA!" Pein kaget mendengar ide konyol barusan
"Betul tuh kata Tobi. Mendingan kita aja yang sunatin, daripada gak jadi kawin" kata Hidan.
"Mang kalian bisa?"
"Sini biar gue aja" kata Itachi sambil mengaktifkan mangekyou sharinggannya
"Gila lu! Lu mau bikin 'burung' gue jadi burung panggang"
"Gue aja deh un" Deidara mulai membentuk bom tanah liat berukuran kecil.
"Lu mau ngeledakin burung gue Dei! Bisa abis gak ada sisanya nanti." Pein protes.
"Biar gue aja" kata Kisame sambil nodongin (?) samehada.
"Bisa acak-acakan nanti bentuknya kis klo pake samehada. Pedang lu ntu kan bukan buat motong, tapi ngoyak"
"Motong ya, klo gitu biarin gue aja deh" kata Hidan sambil nyiapin sabitnya.
"Motong sih motong! Tapi kolo alat potongnya segede gitu mah bisa kepotong semua!".
Akhirnya tidak ada yang berhasil menyunat Pein. Ya iyalah gak mau klo resikonya kayak gitu~
"Gue ada ide bagus." kata Kakuzu dengan lilin di atas kepalaanya. Pelit banget sih masang lampu nih kakek *di hajar Kakuzu*
"Apa?" tanya Pein dan yang lainnya penasaran.
TBC
Gimana romantiskah? Pasti banyakan humornya ya?ha ha ha *di hajar readers karena motong di adegan yang penting. Kira-kira idenya Kakuzu apa ya? Sun mau minta saran nih. Klo seandainya Pein lulus dari syarat ini, bakalan langsung dikawinin sama Konan, apa di kasih syarat lagi. Klo ngasih syarat lagi kira-kira apaan. Tolong di bantu ya...
Pein : "Dasar author sialan. Kenapa pake bongkar-bongkar rahasia gue segala. (belum di sunat maksudnya)
Sun : "kan gue dah bilang klo lu bakal gue bikin nista, fu fu fu"
Konan: "Sun, kok aku di jodohin nya sama makluk aneh kaya begitu sih* nunjuk ke guru Guy*
Guy : *Pundung di pojokan*
Konan : " kenapa gak di jodohin sama yang gantengan sih. Kayak Hatake Kakashi, atau... Sasuke juga boleh"
Itachi : "UAPAA! Kau mau di jodohkan dengan Sasuke. Tidak boleh! Dia itu masih kecil. Klo mau mendingan sama kakaknya.
Pein : "Dasar penghianat!"
Sun : "Tau nih Itachi. Mendingan sama gue aja ya Konan"
Pein : "Lu juga sama aja. Dasar kalian penghianat!" *Ngaktifin Rinnegan*
Itachi & Sun : "Ada yang marah. KABUR!"
All chara : "RIVIEW PLIISSSSS..."