Title : Syarat buat kawin

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Author : Sun Setsuna

Warning : Gaje, OOC, Semi AU, Typo(s) yang sulit di basmi

Don't like dont flame

Summary : Konan meminta Pein untuk melamarnya, tapi apakah rencananya akan berjalan dengan lancar?

Makasih buat yang udah pada riview chapter 3 :Uchiha yoshie Nesia, Yuuchan no Haru999, Ren-Mi3 novanta, Yui-Amu 'Yuri Lovers', Ritsu ken, Fi suki suki, Uzumaki Andin, The Portal Transmission-19, lavengakatsu, elric. Reza, Risuki Taka, L-the-Mysterious, Hakuzuka, PortgasArchuleta D. Chell4, Tsu No Kimi, Ino, Kazekage 23, Sakura, Akasuna Aya-chan, ChiAsaTsuki Kagayaku, Muku Hinata Hatsune Hyuga.

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan nama, dan gak bisa di bales satu-persatu, ^.^

Wokeh! Kita lanjutin aja ke chapter 4 (End)

Happy reading minna san!

Malam hari disalah satu kamar di markas Akatsuki, tepatnya di kamar sang ketua alias si Pein.

"Konan... oh Konan... wanita biru yang sangat kucinta. Teganya kau melakukan ini padaku," Pein mulai bergaya kaya Chairil Anwar. Prett ..

"Konan, Kenapa kau memberiku syarat seperti itu? Kenapa aku harus menghilangkan kebiasaan nonton bo**p, dan gak boleh ngeliatain atau ngegodain cewek-cewek, apalagi yang seksi-seksi. Kan mubadzir klo gak diliat." Ucap nya berkilah. Mukanya yang udah jelek kini jadi tambah ancur *author dibantai*.

Yup, itulah syarat terakhir dari Konan. Minimal Pein harus melakukannya selama sepuluh hari dan gak boleh minta bantuan sama anggota Akatsuki yang lain.

"Konan, Padahal kan kamu tau klo aku gak bisa lepas dari ini." Ucap Pein sambil mengambil salah satu DVD bo**p di sampingnya, di elus-elus, di cium-cium, di timang-timang (?). Lalu di letakkan lagi. Apakah bisa, seorang pria dengan motto 'Tiada Hari tanpa ngebokep' yang selalu di pegang teguh selama hidupnya ini bisa merubah kebiasaan nya?. *NB: Jangan ditiru motto hidup si Pein.*

Dari luar kamar, tampak segerombolan makhluk-makhluk ajaib yang merupakan teman-teman Pein sedang menguping dari balik pintu.

"Eh temen-temen, kayaknya Pein udah gila tuh, masa ngomong sendiri " Bisik Hidan ke yang lainnya di depan pintu kamar Pein. Mereka sedang mencoba mencari tau syarat apa yang di berikan ke Konan. Tapi suara Pein gak jelas. Sama kayak mukanya.

"Mungkin syarat dari Konan terlalu susah kali." Ucap Deidara.

"Jangan-jangan, Pein disuruh bunuh diri?" tebak Kisame sambil memberi efek suram di wajahnya.

"Hush! Jangan ngomong yang aneh-aneh ah, mentang-mentang muka lu aneh." tanggap Zetsu.

"Muka lu tuh yang aneh!" Balas Kisame dengan wajah kesal.

"Udah-udah senpai jangan pada berantem," lerai Tobi (yang ngakunya) si anak baik. "Sesama muka aneh dilarang berantem." Ucapnya dengan muka innocent dan langsung mendapat jitakan dari kedua senpainya tersebut.

"Oi temen-temen. Ada telpon nih dari Konan," ucap Kakuzu sambil memegang handpone merek sumsang miliknya.

"Buat siapa? Buat Pein?" tanya Itachi.

"Bukan, ini buat kita."

"Hah?" muncul tanda tanya di otak anggota Akatsuki yang lagi pada nguping tadi.

Dini hari.

Tampak seseorang tengah keluar dari sebuah kamar sambil membawa sebuah kardus besar. Maling? Bukan, dia ini Pein si tokoh utama kita.

Dibawa nya kardus besar tersebut kebelakang markas secara diam-diam.

Di belakang markas, dia kembali merenung. Mukanya tampak kusut karena dari tadi dia susah tidur. Alesannya Cuma satu, bingung mau milih Konan apa bokep, Konan-bokep-Konan-bokep-Konan-bokep-Konan-bokep. Pilihan yang sangat sulit bagi seorang maniak kayak Pein.

Tapi, setelah dilihat, diraba dan diterawang (?), dan meminta pentunjuk dengan sholat istikharah *sejak kapan Pein tobat*, akhirnya Pein memutuskan untuk memilih Konan. Dan itu berarti dia harus memenuhi syarat dari Konan untuk tidak lagi menonton bo**p dan gak ngegodain cewek-cewek lagi.

Sesampainya di belakang markas Dia pun mulai menyalakan api dan membuka kardusnya. Diambilnya isi kardus tersebut yang ternyata berisi puluhan atau bahkan ratusan kepingan dvd bo**p yang selama ini menemani hidupnya (?).

"Kau, adalah dvd bo**p pertamaku." Ucapnya lirih.

Bwerr!

Pein ngelempar dvd tersebut ke dalam api dengan berat hati.

"Kau, yang kedua,"

Bwerr!

"Ketiga"

"Ke empat."

.

.

.

.

"Ini yang terakhir, Ke 145,"

Gila! Banyak amat!

-Sun Setsuna-

Hari pertama.

Tampak Pein baru keluar dari kamarnya.

"Ini hari pertama gue ngelakuin janji gue ke Konan. Gue harus bisa!" ucapnya dengan penuh semangat. "Nonton tv aja deh daripada iseng." Ucapnya dengan muka yang masih nampak kusut karena belum mandi. jorok.

Dia pun mulai mengambil remot tv dan mencari-cari acara yang menarik, dan akhirnya berhenti pada salah satu acara yang di anggapnya menarik.

"Kembali lagi dalam acara masak memasak bersama saya, Farah Queen," ucap koki wanita yang mengenakan pakaian yang seksi abis.

"Ow ow ow!" Pein yang tadinya bermuka kusut langsung ceria kayak anak kecil yang baru di kasih permen. "Gue suka nih acara, hehehe." Ucapnya dengan riang. Padahal tadi dia udah milih Konan, dasar payah!

BRAK!

Baru sebentar dia nonton tiba-tiba Itachi masuk kedalam dengan menendang pintu.

"Eh copot-copot. Listrik gak bayar sama Kakuzu jadi di copot." Ucap Pein latah. '-.-

Pein yang takut klo Itachi mengadukan perbuatannya ke Konan langsung menukar acara masak memasak tersebut secara asal dan memasang muka datar.

"Ehem, Darimana lu chi?" tanya Pein santai sambil ngeliat Itachi.

"Abis jalan-jalan dan beli ini." Jawab Itachi sambil nunjukin bungkusan hitam yang di pegangnya.

"Apaan tuh isinya?" tanya Pein basa-basi sambil menunjuk bungkusan milik Itachi.

"Mau tau aja, hehe.." jawab Itachi dan bikin Pein gondok setengah idup.

'Sok banget sih tuh anak.' batinnya kesel.

"Lu lagi ngapain?" tanya Itachi.

"Lagi Boker! Ya nonton tv lah, gak liat apa gue lagi di depan tv." Ucap Pein sambil matanya tetep berfokus pada bungkusan Itachi. 'Apaan sih isinya?' batinnya yang masih penasaran.

"Wah, Gue gak nyangka klo lu suka tuh acara, kayaknya Konan bakalan seneng nih dengernya." tampak Itachi menyeringai dan bikin Pein bingung.

'Waduh, Jangan-jangan ketauan nih gue,' batinnya. Dia lalu melihat ke tv dan tampak seseorang sedang membawakan acara lalu berkata dengan semangat,

"JAMA'AHHH!"

"YEE!"

"OH JAMA'AH!"

"YEE!"

"ALHAMDU-"

"LILLAH" Jawab para penonton yang hadir dan bikin Pein langsung cengo.

"Ternyata, lu suka nonton ceramah juga ya, gue kira lu cuma suka nonton bo**p doang. Pasti Konan seneng klo dia tau lu kayak begini," ledek Itachi.

"Ya iyalah, gue ini kan sebentar lagi bakal jadi seorang kepala rumah tangga, jadi gue harus memperdalam ilmu agama gue supaya bisa ngedidik Konan ke jalan yang benar," ucapnya sok alim. 'Fiuh, gue kira gue bakal ketauan,' batin Pein lega.

"Oh..." Itachi ber oh ria ngedenger jawaban Pein. 'Kayaknya besok bakalan kiamat nih.' batin Itachi, dan kemudian pergi ke belakang.

Setelah dirasa cukup aman, Pein pun menukar acara ceramah tadi dengan acara masak-masak nya neng Farah Queen.

"Baiklah pemirsa, itulah tadi menu kita pada hari ini. Sampai jumpa minggu depan, dah!" neng Farah pun menutp acara tersebut dengan lambaian tangannya.

"ITACHI BAKA!" teriak Pein frustasi.

.

.

Di tempat Itachi.

"Oi Dei! Tob! Dan! Gue punya barang bagus nih!" teriak Itachi memanggil ke tiga temen-temennya tersebut. Tidak lama kemudian mereka bertiga pun datang,

"Barang apaan senpai?" tanya Tobi dengan antusias.

"Khu khu khu khu," tawa Itachi sambil tersenyum mesum. Dia pun mengeluarkan isi bungkusan tersebut.

"I-itu kan d-dvd bo**p." Ucap Hidan dan Deidara dengan teramat sangat pelan karena takut didenger tetangga. Sejak kapan Akatsuki punya tetengga ?

Pein yang telinga nya super sensitif terhadap kata bo**p mulai gak konsen nonton ceramahnya ustadz Maulana. 'Ternyata isinya begituan,' batin Pein.

"Itu film apaan senpai, kartun ya?" tanya Tobi yang masih polos, halah.

"Bukan, tapi lebih seru lagi, hehehe." Itachi kembali menunjukan tampang mesumnya.

"Tobi mau nonton dong. Yah yah yah." Minta Tobi dengan semangat.

"Iya boleh. Lu juga mau nonton kan Dei, Dan." Ajak Itachi sambil mainin alis nya.

"Tapi gue..."

"Udah gak papa. Jarang-jarang kan kita punya kesempatan nonton beginian. Emangnya cuma Pein doang yang bisa nonton. Mumpung gak ada Konan." Bujuk Itachi.

"Iya deh, hehe.." akhirnya mereka berdua kena bujukan Itachi yang terkutuk (?).

"Senpai... Tobi ajakin Pein juga ya, Tobikan anak baik jadi gak boleh seneng-seneng sendiri." ucapnya dan langsung ke tempat Pein yang lagi nonton tv sambil minum teh.

"Pein Pein! teriak Tobi sambil menghampiri Pein.

"Apa?" jawab Pein malas.

"Nonton bo**p yuk!" ajak Tobi dengan semangat.

Byurr!

Pein yang kaget langsung nyemburin teh yang lagi diminumnya. 'Set dah, nih anak kesambet setan apaan sih, tiba-tiba ngajakin nonton begituan. Bikin iman gue goyah aja,' Batin Pein.

"Mau gak? Tanya Tobi.

"..." Pein lagi mikir.

"Mau ga?" tanya Tobi lagi.

"Gak ah," jawab Pein (sok) acuh.

"Oh, ya udah deh. Tobi mau nonton dulu yah." Ucap Tobi dan langsung pergi dari hadapan Pein.

"Dasar Tobi gak kreatif! Kenapa gak maksa gue sih! Klo di paksa kan gue punya alesan klo seandainya gue nonton begituan dan ketauan sama Konan," gerutunya. Jiah, ternyata masih pengen juga. Dasar. (-.-')

Akhirnya mereka berempat Iitachi, Hidan, Deiidara, dan Tobi) menontonnya di kamar Itachi. Film pun mulai di putar.

"Senpai senpai, itu kenapa pada gak pake baju?" tanya Tobi pada Itachi.

"Gak tau, udah liat aja dulu." Jawab Itachi yang juga baru pertama nonton film begituan.

"Senpai senpai itu pada ngapain?" tanyanya lagi.

"Gak tau, liat aja dulu!" Jawab Itachi mulai geregetan.

"Senpai senpai itu- hmph..hmph-" mulut Tobi langsung di bekep Itachi sebelum makin banyak nanya.

Mereka pun akhirnya dapat menonton bo**p dengan khidmat (?)

.

10 menit berlalu dan

Brak!

Tobi keluar dari kamar Itachi dengan terburu-buru..

"Tobi mau pipis!" teriaknya sambil berlari kekamar mandi.

"Cih, dasar anak kecil!" ucap Pein sambil terus menonton tv. Tapi tampak kepalanya mulai cenat cenut. 'Jangan terpengaruh Pein.' batinnya berusaha menasehati.

1 menit...

3 menit...

5 menit kemudian...

Brak!

"Dei gak kuat un!" teriak Deidara dan menyusul Tobi ke kamar mandi.

"Cih! Dasar amatir!" ejek Pein. Nampak dia mulai gak konsen nonton tv. Mukanya mulai panas dan Kepalanya mulai berasap.

"Sabar Pein sabar. Jangan ikutan nonton. Ini hari pertama masa udah nyerah." Ucapnya menghibur diri.

15 menit kemudian pintu kamar Itachi kembali terbuka. Kali ini giliran Hidan yang keluar, sambil merayap.

"Ampun DJ! Saya tobat! Dewa jashin... tolong hamba... Film ini benar-benar nista... hamba tobat..." ucapnya sambil mengepal-ngepalkan tangannya ke atas kayak orang sekarat..dan,

Plek!

Innalillahi wainnailaihi rajiun... telah pulang ke rahmat jashin, Hidan bin sesat karena nonton film bo**p. Bener-bener kematian yang nista, ckckckck.

Karena iba melihat Hidan yang lagi terkapar, Pein pun mencoba menolongnya.

"Oi Dan, lu gak papa?" tanyanya sambil mencoba membangunkan Hidan.

"Pein... gue tobat nonton film begituan.." ucap Hidan lirih

"Um... Bagus gak film nya?" tanyanya penasaran

"..."

"Oi Dan! Kok pingsan lagi sih!" akhirnya Pein membawa Hidan ke kamarnya agar bisa meninggal dengan tenang. *author disambit Hidan*

Pein pun kembali menonton tv. Tapi gak jelas apaan yang di tonton karena dari tadi dia terus memutar acara tv tanpa bisa fokus.

1 jam berlalu, ternyata Itachi masih bertahan.

"Itachi kuat banget nonton nya?" ucapnya heran.

2 jam berlalu. Tapi Itachi belum juga keluar.

Dia pun mencoba menguping dari luar pintu.

"Kok gak ada suara? Di mute kali ya?" tanyanya heran.

Tiba-tiba ada cairan merah yang mengalir dari bawah pintu. Pein pun mencoleknya.

"Da-Darah?" ucapnya terkejut. "Ja-jangan-jangan ada yang nusuk Itachi waktu dia lagi nonton bo**p. Gawat! Gue mesti nolongon dia nih!" Pikirnya panik dan langsung masuk kedalam kamar Itachi untuk membantu.

Pein melihat kesekeliling kamar dan tidak menemukan apa-apa, cuma layar tv yang udah gak ada gambarnya alias film nya udah selesai. Dia lalu menemukan Itachi sudah tergeletak gak berdaya. Bajunya berantakan dan banyak darah di sekitarnya.

"Sial! Gue lengah. Ini pasti ulah adiknya Itachi si pantat ayam itu! Teganya dia nyerang temen gue, kakaknya sendiri pas lagi lengah! Sial!" ucap Pein geram, lalu dia mencoba membangunkan tubuh Itachi.

"Pein.." Itachi mencoba membua kedua matanya dengan keadaan setengah sadar.

"Apa yang terjadi sama lu chi? Ini pasti ulah Sasuke kan?" tanya Pein.

"Bukan dia," jawab Itachi pelan.

"Siapa? Bilang aja sama gue! Biar gue hajar tuh orang!" tanyanya lagi.

"Tadi... waktu gue lagi nonton bo**p sama anak-anak..." Itachi mulai menceritakan kejadian yang menimpanya

"Iya, terus?" tanya Pein khawatir sama keadaan temennya ini.

"Gue gunain sharingan dan, adegan bo**p tersebut terus ke ulang dikepala gue dan efeknya jadi berlipat-lipat."

CROOOT!

Itachi kembali nosebleed untuk kesekian kalinya sehingga dia jadi lemes karena keabisan darah.

"ITACHI BAKA!" teriak Pein mendengar kebodohan temennya tersebut.

Hari kedua.

"Pein, ke mall yuk!" ajak Sasori yang ngeliat Pein lagi ngipas-ngipas karena kegerahan.

"Hem...boleh deh." Balasnya. 'Kayaknya di Mall bakalan lebih adem daripada di markas'

Akhirnya mereka berdua pun pergi ke Mall.

Sesampainya di Mall.

"Psst. Psst.." Sasori ngasih kode ke Pein.

"Apaan?" tanyanya gak ngerti.

"Godain tuh cewek nyok!" ajak Sasori sambil melihat ke seorang gadis SPG berambut pink yang lagi membagi-bagikan brosur alat-alat elektronik yang dipajang dibelakangnya.

"Gak ah," tolaknya. 'Gila aja lu Sas! Klo Konan sampe liat gue lagi godain cewek, bisa babak belur dan gak jadi kawin gue!' batin nya merinding

"Yakin nih? Cakep tuh cewek." Tambah Sasori sambil nyenggol-nyenggol Pein.

"Ga ah! Tolaknya lagi. "Ngapan sih lu pake goda-godain cewek segala, sok ganteng banget!"

"Emang gue ganteng," ucap Sasori narsis. Author manggut-manggut.

Sasori lalu menghampiri si pink yang kita sebut Sakura.

"Selamat siang mas! Silahkan di liat." Sapa Sakura sambil memberikan brosur ke Sasori layaknya seorangt SPG.

Sasori mulai membaca brosur tersebut pelan-pelan.

"Kamu, jualan bajaj ya?" tanya Sasori.

Zonk!

Sakura langsung gondok karena di bilang jualan bajaj. 'Ganteng-ganteng katarak!' inner Sakura kesel. "Ini tuh alat-alat elektronik mas, tuh ada barangnya di belakang saya." Ucap Sakura sambil menahan marah.

"Oh, aku kira kamu jualan bajaj."

"Kenapa begitu?" tanya Sakura.

"Soalnya klo di deket kamu, perasaan ku jadi bergetar-getar kaya abis naik bajaj, hehe.."

"Ih... mas bisa aja." Ucap Sakura malu.

Hoek!

Pein langsung muntah ngedenger gombalan Sasori.

"Tuh anak bisa aja ngegombalnya. Kayak pelawak yang namanya Andre tau... tau..." Pein lupa terusannya apaan. "Gue inget sekarang. Andre tau ah gelap." *Pein dilempar motor sama Andre*

Hari ketiga.

"Pein, kita ke taman nyok." Ajak Zetsu yang ngeliat Pein lagi tidur-tiduran di ruang tengah.

"Boleh deh, lumaya buat refreshing." jawabnya semangat.

Tidak beberapa lama, mereka pun sampai di taman Konoha. Taman yang cukup luas dengan pohon pohon besar yang memang enak buat santai sambil menyegarkan badan dan pikiran. (Bayangin aja kayak di kebun raya bogor)

Mereka pun duduk dengan bersandar pada salah satu pohon besar yang ada disana.

"Gimana, disini enak kan?" tanya Zetsu sambil menghirup udara segar yang mengalir di sela-sela venus flytrap nya (?).

"Bener zet, adem, seger lagi. Hah~" jawab Pein sambil ikut menghirup udara segar yang ada di sekelilingnya. 'Klo disini kayaknya gue bisa nih ngilangin pikiran mesum gue, thanks zet,' batin Pein.

Lagi enak enaknya nikmatin udara segar, datang sepasang cowok dan cewek. Mereka duduk di depan Pein dan Zetsu, kira-kira berjarak 10 meter lah.

Yang cowok berseragam SMU, rambutnya merah bata, matanya kayak mata panda, dan gak punya alis. Udah tau kan siapa. Siapa lagi klo bukan Naruto *bletak. Maksudnya Gaara.

Dan si cewek berambut cokelat pendek dan masih berseragam putih biru alis SMP bernama Matsuri. Jangan-jangan Gaara pedofil, *dibantai Gaara FG*

"Ngapain tuh anak ingusan pada pacaran disini, kayak gak ada tempat laen aja." Rutuk Pein ngiri.

"Yah, namanya juga tempat umum. Siapa aja boleh kemari kan. Klo seandainya ada tulisan 'yang jelek dilarang masuk' pasti lu gak akan ada disini, hehehe.." ledek Zetsu dan langsung mendapatkan cekikan dari Pein.

"Kak Gaara." Panggil Matsuri malu-malu.

"Iya," jawab Gaara cool dan langsung bikin tepar para cewek yang kebetulan lewat di dapannya..

"Um... Boleh minta cium?" ucap Matsuri polos sambil nunjuk bibir mungilnya.

Ohok! Ohok! Ohok!

Pein yang lagi asik nyekik Zetsu langsung batuk begitu denger permintaan Matsuri barusan

"Gila tuh bocah! Masih SMP aja udah minta cium. Wah, kayaknya nih anak kebanyakan baca fic rat M nih!" tebak Pein.

Sementara itu, Gaara cuma senyum mendengar permintaan pacar yang baru di jadiinnya 3 hari yang lalu.

"Kok senyum doang? Mana ciumannya?" tanya Matsuri cemberut.

"Wah, bener-bener nih anak. Masih kecil udah nantangin gue." Ucap Pein geregetan.

"Lah, kan dia minta cium sama pacarnya, bukan sama elu. Kenapa jadi elu yang nafsu?" tanya Zetsu sweatdrop.

"Oh iya ya, hehee." Ucap Pein cengir-cengir gaje. 'Hampir aja gue lupa sama janji gue ke Konan. Sialan tuh anak!'

"Kenapa kamu minta di cium?" tanya Gaara.

"Aku kan sering baca fic lemon dan rate M kak. Disitu mereka pada cium-ciuman." Jawab Matsuri.

"Tuh kan bener tebakan gue." Ucap Pein.
"Selain itu, kata Temen-temenku klo pacaran itu harus ciuman sebagai tanda sayang, dan katanya enak kak." Rengek Matsuri dan Gaara kembali nunjukin senyum manis dan bikin para fansnya yang lewat langsung nosebleed.

"Kakak gak sayang sama aku ya?" ucapnya cemberut lagi.

"Kakak sayang kamu kok, tapi kakak gak mau nyium kamu."

"Kenapa? Kok begitu?" tanya Matsuri penasaran.

"Karena, klo kakak nyium kamu maka secara sadar atau tidak sadar maka kakak akan melakukan hal-hal yang akan bikin kamu menyesal nanti."

"Hal seperti apa? Kok bisa sampe bikin aku nyesel?" tanyanya polos.

"Hal seperti..." Gaara mendekatkan bibirnya ke telinga Matsuri, membisikan sesuatu.

Psst.. psst...

"Ih...kakak jorok ih ngomongnya. Aku kan gak mau klo nanti hamil,"

"Hahaha.." Gaara tertawa kecil. "Tapi kenyataannya memang begitu. Klo seseorang udah ciuman atau mendapat rangsangan, maka hal itulah yang akan terjadi." Jelas Gaara.

"Beneran gitu Pein?" tanya Zetsu pada ahlinya. Tapi Pein cuma diem. "Lu pernah ya?" tanyanya lagi.

"Yah... Kira-kira begitu. Pertama-tama cium bibir, trus cium itu, terus itu, terus..." Pein pun mulai membayangkan hal-hal yang dulu dilakukan sama mantan-mantannya. 'Jangan dibayangin! Jangan dibayangin! Jangan dibayangin!' batin Pein tersadar sambil menggeleng-gelngkan kepalanya.

"Tapi itu dulu, waktu gue belum kenal sama Konan," Jawab Pein.

"Klo sama Konan pernah gak?" tanya Zetsu.

"Boro-boro begituan. Ciuman aja gak pernah." Jawabnya curhat. "Cewek yang bisa di ajak begituan Cuma bakal jadi mainan cowok-cowok kayak gue. Dan Konan tau caranya naklukin cowok kayak gue, yaitu dengan cara 'jangan kasih kesempatan'. Begitu." Ucap Pein panjang lebar.

"Oh...begitu ya kak," ucap Matsuri paham dengan maksud perkataan Gaara.

"Gimana, masih mau minta cium?" ledek Gaara.

"Ih... Kakak mah gitu .. Aku kan tadi gak tau.." ucap Matsuri sambil mukul-mukul dada Gaara dan di balas senyuman dan usapan di rambut pacaranya tersebut.

"Hah..." Pein menghela napas dan merebahkan badannya di rumput yang nyaman, kemudian dia mulai memejamkan matanya.

"Kak," panggil Matsuri lagi.

"Iya," jawab Gaara.

"Kakak liat orang yang ada disana gak?" tanya Matsuri sambil melirik ke arah Pein yang lagi tidur.

"Kenapa memangnya?"

"Kayaknya dari tadi dia ngomong sama taneman yang ada disampingnya ya?"

"Iya, sepertinya begitu."

"Kasian ya kak. Udah jelek, gila lagi."

Hari ke empat.

"Pein! Kita ke pemandian air panas yuk?" ajak Kisame

"Hm.. boleh juga tuh." Jawab Pein seneng. 'Bagus nih buat ngelemesin badan dan saraf-saraf gue yang udah pada pegel karena udah 3 hari gak nonton bokep.' Ada-ada aja.

'Lu emang bener-bener temen gue kis.' Batin Pein bangga sama Kisame.

.

.

.

Mereka berdua pun sampai di pemandian air panas umum terbuka yang letaknya gak jauh dari markas.

Setelah melepas semua bajunya, Pein dan Kisame pun mulai masuk kedalam air panas.

"Hah~ enaknya~." ucap Kisame sambil ngerasain air di sekujur tubuhnya.

"Kok sepi banget ya?" Tanya Pein.

"Bentar lagi juga pada dateng. Noh liat." Ucap Kisame sambil menunjuk sejumlah bayangan yang ada di balik pintu.
Sret!

Pintu pun mulai terbuka dan

Byurr.

Mereka langsung ikut menceburkan diri bersama Pein dan Kisame.

"Ki-kis..ame," ucap Pein gemeter sambil memalingkan wajahnya menjauh dari pengunjung yang baru menceburkan diri tadi.

"Iya, kenapa?"

"I-Ini…." ucapnya masih gemeter.

"Iya, ini pemandian campur! Laki-laki dan perempuan bisa berendam bareng. Lu suka kan?" ucap Kisame watados.

Teng!

Berbagai pikiran kotor mulai berlari-larian di otak Pein.

"Ga-gawat." ucapnya pelan.

"Gawat kenapa? Bukannya lu suka?" Tanya Kisame

"I-iya sih. Tapi…"

Pok.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Pein dari belakang.

Glek!

Pein menelan ludah. 'Ja-jangan-jangan Konan,' batinnya keluar keringet dingin.

"Ampun Konan! Ini bukan salah aku! Ini salah Kisame! Dia yang ngajak aku kesini! Aku gak salah!" teriak Pein panik sambil megangin tangan orang yang menepuk pundaknya tadi tanpa berani melihatnya.

"Ko-Konan, kok tangan kamu gede banget? Keriputan lagi?" ucapnya sambil memperhatikan tangan yang sedang digenggamnya.

Bugh!

Orang tersebut langsung ngejitak kepala Pein.

"Seenaknnya aja lu pegang-pegang tangan gue! Dasar calon mantu kurang ajar!" tetriak orang tersebut yang ternyata adalah Jiraiya, babehnya Konan.

"Ba-babeh," ucap Pein sambil ngelus-ngelus kepalnya yang tadi kena pukul.

"Babeh babeh! Jangan manggil gue babeh! Lu belum resmi jadi mantu gue! Dasar bocah tengik!" bentak jiraiya. "Ngapain lu disini! Mau cari cewek lain ya!" Tanya jiraiya galak.

"E-enggak kok Om. Saya cuma lagi berendem aja. Om sendiri lagi apa?"

"Gue lagi tugas!" jawab jiraiya.

"Tugas apaan di tempat kayak begini?" Tanya Kisame curiga.

"Bukan urusan kalian!" ucapnya dan pergi meninggalkan mereka berdua menuju kerumunan cewek-cewek yang lagi pada berendam, dengan tampang mesum.

"Cocok," gumam Kisame sweatdrop.

Sebelum otak Pein korslet dan lupa sama janjinya karena berada di sekitar cewek-cewek seksi, dia memilih untuk langsung meninggalkan pemandian air panas teresebut. Good job Pein.

Hari ke lima.

Tampak Pein sedang duduk di teras sambil makan jeruk yang di colongnya dari kebun tetangga. Lalu lewat lah Kakuzu dan anggota Akatsuki lain di depannya.

"Oi kuz, mau pada kemana?" Tanya Pein.

"Ada urusan," jawab Kakuzu acuh.

"Ikut yah," Pein mulai mengeluarkan pupys eye no jutsu.

Hoek!

Anggota Akatsuki lain langsung muntah masal.

"Gak boleh, klien gue gak mau ketemu sama sama lu." Jawab Kakuzu.

"Siapa sih klien lu, Hah! Balagu banget sih tuh orang!" tampak Pein mulai emosi.

"Ra-ha-si-a." jawab Kakuzu sambil goyang-goyangin jarinya dan bikin Pein sweatdrop.

Mereka pun akhirnya ninggalin Pein sendirian di markas.

.

.

"Hah! Gue bosen! Gue udah gak tahan!" teriak Pein frustasi sambil ngacak-ngacak rambutnya. "Pokoknya Gue mesti nonton bokep hari ini juga! Titik! Mumpung markas lagi sepi, khu khu khu" Pein pun mulai tersenyum mesum. Dia sudah membulatkan tekad nya. Tidak ada yang bisa mencegah tekadnya yang sudah bulat. Lebay.

Pein pun pergi untuk membeli dvd bo**p di perempatan lampu merah. Ternyata nafsu telah benar-benar mengalahkan cintanya terhadap Konan.

.

"Permisi." Ucap Pein di depan lapak penjual dvd bo**p.

"Ya," jawab pemilik lapak tersebut dari dalam. Dan muncul lah seorang pria berkulit pucat berambut panjang.

"O-Orochimaru!" teriak Pein heboh sambil nunjuk-nunjuk Orochimaru.

"Biasa aja kale," ucap Orochimaru dengan logat (sok) gaul dan bikin Pein sweatdrop

"Ngapain lu disini?" Tanya Pein to the point.

"Ngapain aja boleh~" jawab Oro ngeledek.

'Kampreto!' batin Pein gondok. "Eh, Bukannya waktu itu lu dah jadi tukang sunat, kenapa sekarang jadi jualan beginian?" Tanya Pein lagi.

"Yah, namanya juga orang usaha. Yang penting kan halal." Jawab Orochimaru.

"MANA ADA JUALAN DVD BO**P HALAL! MUKE LU JAUH!" teriak Pein sewot.

"Oh… jadi haram ya, klo gitu gue tutup aja dah nih toko." Ucap Orochimaru yang sudah menyadari kesalahannya.

"Ja-jangan! Jangan ditutup dulu!" teriak Pein sambil menahan tangan Orochimaru yang hendak memasukkan barang-barang jualannya ke dalam kardus.

"Ih, ngapain sih pegang-pegang. Suka ya?" Orochimaru langsung menarik tangan yang di pegang sama Pein.

'Nih orang pengen gue bunuh nih kayaknya, dari tadi ngeselin banget!' batin Pein makin kesel sama kelakuan lebay si oro.

"Ada apaan, hah?" Tanya Orochimaru.

"Gue beli dulu dvd lu, baru dah lu tutup ni toko." Jawab Pein. 'Masa udah cape-cape kesini malah gak dapet juga dvd nya"

"Nih pilih aja," Orochimaru menunjukan macam-macam dvd bo**p pada Pein.

"Gue ambil yang ini aja dah." Pein pun mengambil lima keeping dvd bo**p dari berbagai negara (?).

"Banyak banget?" Tanya Orochimaru heran.

"Yang penting gue bayar, nih." Ucapnya sambil memberikan uang ke Orochimaru. 'Anggap aja buat ngeganti hari-hari yang kemaren, hehe.' Batin Pein.

Setelah dvd tersebut dibungkus, Pein pun kembali ke markas dengan senyum mengembang di wajahnya. Dasar mesum!

.

.

.

"Loh, kok gelap amat?" Tanya Pein bingung ketika memasuki markasnya yang gelap gulita. Dia pun mulai mencari-cari saklar lampu dan,

Cklek!

Begitu lampunya menayala, tampak anggota Akatsuki sedang berbaris di depan Pein. Ada juga Jiraiya dan Tsunade di situ.

'Ada apaan nih?' Tanya Pein dalam hati.

Dari belakang anggota Akatsku yang sedang berbaris, muncul lah Konan dan mulai melangkahkan kakinya menghampiri Pein,

Glek!

'Ja-Jangan-jangan gue ketauan beli dvd b**p dan pernikahan gue di batalin nih,' batin Pein keringet dingin dan langsung menyembunyikan dvd tersebut ke dalam bajunya.

"A-ada apaan sih, kok pada ngumpul disini?" Tanya Pein pura-pura gak ngerti. Kini Konan persis berada di depannya

"Pein," panggil Konan.

"I-iya, ada apa ya?" tanya Pein gemeteran.

"Besok kita akan nikah." Jawab Konan sambil tersenyum.

"Be-besok? Bukannya ini baru hari ke lima? Jadi masih sisa lima hari lagi kan?" Tanya Pein bingung dan tidak percaya.

"Tadi, temen-temen bilang ke aku klo selama empat hari ini kamu udah nepatin janji kamu. Dan kata mereka, sekarang kamu udah bener-bener berubah. Jadi aku rasa itu udah cukup." ucap Konan sambil melirik ke arah anggota Akatsuki yang lain yang lagi pada cengir-cengir gaje.

'Pantesan aja mereka kemaren pada ngajakin gue keluar jalan-jalan, ternyata mau pada ngetes dan ngawasin gue. Fiuh~ Untung gue lulus, selamet selamet.' Batin Pein merasa lega.

Yup, Konan waktu itu menelpon Kakuzu dan yang lainnya untuk meminta membantunya mengawasi Pein. Dan tadi pagi mereka memberikan laporannnya.

"Aku banggu sama kamu Pein." Ucap Konan. "Selain itu, aku takut klo kamu gak bisa ngelaksanainnya dan kita gak jadi nikah. Jadi sisanya kamu lakuin janji kamu setelah kita nikah," tambah Konan sambil tetap tersenyum.

"Makasih ya sayang, kamu emang bener-bener ngerti aku." Pein pun langsung memeluk Konan.

"Ehem ehem!"

Pein yang ngedenger deheman dari Jiraiya langsung melepaskan pelukannya dari Konan.

'Tenggorokan gue gatel banget ya?' batin jiraiya. Jiah, '-.-

Pluk!

Tiba-tiba, bungkusan yang berisi dvd bo**p yang tadi Pein sembunyiin di dalem bajunya terjatuh di depan Konan.

"Ini apaan Pein?" Tanya Konan sambil menunduk untuk mengambil bungkuan tersebut.

Glek!

'Mampus gue! Ancur dah kesempatan gue buat nikah sama Konan!' batin Pein pucat karena ngebayangin dia bakal di hajar abis-abisan sama Konan, Jiriya, dan Tsunade.

"PEIN! Teriak Konan pake toa.

TBC

Readers : "Sun! katanya chapter terakhir!" *nodongoin golok*

Sun : "Cuma bercanca, hehe. Lanjut!"

Glek!

'Mampus gue! Ancur dah kesempatan gue buat nikah sama Konan!' batin Pein pucat karena ngebayangin dia bakal di hajar abis-abisan sama Konan, Jiriya, dan Tsunade.

"PEIN! Teriak Konan pake toa.

"Konan aku-" Pein mencoba untuk minta maaf ke Konan.
"Terima kasih," ucap Konan sambil memeluk Pein.

"He?" Pein jadi bingung sama apa yang dilakuin Konan. "Terima kasih untuk apa?" Tanya nya.

"Ini." Konan lalu melepaskan pelukannya dan menunjukan sesuatu yang diambilnya dari bungkusan Pein yang terjatuh tadi. Sebuah dvd dengan judul 'CARA MEMBINA RUMAH TANGGA YANG BAIK'

"What! Dvd apaan nih?" gumam nya.

"Apa? Kamu bilang apa tadi" Tanya Konan penasaran.

"E-enggak kok. Bukan apa-apa."

"Pein, Aku sayang sama kamu." Konan pun kembali memeluk Pein.

"Aku juga sayang sama kamu konan." balas Pein.

Akhirnya, setelah melewati berbagai rintangan, tantangan, halangan, cobaan, hinaan yang dilalui dengan semangat penuh cinta dan sedikit keberuntungan, Pein pun akhirnya akan menikah dengan konan.

The End

'Ngomong-ngomong, dvd bo**p gue kemana ya?' batin Pein.

Omake

"Aduh, kenapa perut gue mules ya?" Tanya Pein sambil memegangai perutnya yang tiba-tiba mersa mules. Saat ini dia sedang menuju perjalanan ke markas. Pasti karena tadi dia makan jeruk pagi-pagi.

"Toilet toilet toilet! Teriak nya sambil berlari menuju wc umum yang berada tidak jauh dari temptnya berdiri.

"Eh, ketemu lagi." Ucap si penjaga wc yang ternyata adalah Orochimaru. Eksis amat sih nih orang.

Sebenernya sih Pein pengen nanya, 'ngapain lu ada disini?', tapi karena perutnya udah mules banget dan kemungkinan jawaban si oro bakal bikin dia kesel, akhirnya dia memilih untuk langsung melaksanakan kewajibannya. Buanglah kotoran pada tempatnya, fu fu fu fu.

Sebelum masuk kedalam, Pein sempet menitipkan bungkusan dvd nya ke Oro. Takut klo basah, nanti malah gak bisa nonton deh.

Ketika Pein masih berada di dalam, Minato si hokege ke empat yang berada di toilet sebelah keluar dan meminta bungkusan yang tadi juga dititipkan nya ke Orochimaru. Gak elit amat hokage ada di wc umum.

Orochimaru yang matanya masih ngantuk karena begadang nonton liga spanyol, malah salah memberikan bungkusan milik Pein ke minato. Ckckck.

Di balik layar

Sun : "Yea! Akhirnya bisa nyelesain fic ini juga. Mohon maaf jika kelamaan nunggu dan ada yang merasa kurang puas."

Pein : "Yes, Akhirnya jadi kawin juga sama ayang Konan. Ayeh ayeh aye!" *joget dengan pantat maju mundur*

Konan : "Apaan sih ayang, bikin malu tau," *blushing*

Pein : "Biarin, yang penting kawin." *terus joget*

Sun : "Bagaimana klo gue bikinin sequelnya? Mau kan?"

Pein : "Gak mau! Gue selalu apes di fic-fic lu!"

Sun : "Gak percaya amat sih lu sama gue," *pundung*

Pein : "Musrik gue klo percaya sama lu! Percaya tuh sama Allah."

Sun : *sweatdrop*

Matsuri : "Yea! Akhirnya diajak syuting lagi. Jadi pacarnya Gaara-sama lagi. Maksih ya Sun!"

Sun : "Siip!"

Gaara : "Gue jadi cowok baik-baik, hem.. boleh juga."

Sun : "Sama kayak Sun." *dilempar sendal*

Minato : "Masa gue keluar dari toilet doang? Gak pake teks segala lagi," *Pundung*

Sun : "Ma-af Minato-sama, lain kali di kasih teks ya,"

Pein : "Woi Minato! Balikin DVD gue!"

Minato : "Gue sih mau aja, tapi coba lu nengok dulu kebelakang."

Konan : "PEIN!" *ngebungkus pein pake kertas*

Pein : "Ampun Konan! Cuma becanda kok!"

Sun : "Minato-sama, biar saya aja yang simpen dvd nya" *Ikut di bungkus konan.* "Terima kasih buat para readers dan riviewer, serta seluruh pihak yang terkait. Tidak ada maksud buat ngebashing chara di fic ini. Ini semua hanyalah untuk hiburan semata, dan mudah–mudahan bisa memberikan sedikit pelajaran dan pendidikan (moral). Jika anda merasa terhibur, silahkan berikan riview ^.^. Akhir kata!"

All Chara : "RIVIEW PLEASE…. JAA NEE! ^.^/ "