SUMMARY:Terlupakan, itu bukan masalah/ Melupakan diri sendiri? Itu lebih dari musibah/'Aku Kesepian'/'Kenapa menangis?'/YosukexChie/FIRST Publishing in Megami Tensei FANDOM/Romance & little piece of Drama/RnR?

.

.

.

DISCLAIMER: ATLUS

AUTHOR: Alp Arslan

I'm not achieve anything from this fict, truly it just for fun ^_^

HAPPY READING!


Dia bahkan melupakan dirinya sendiri.

Chie mengaduk ngaduk jusnya yang sudah setengah kosong, matanya melompong, menatap abunya awan mendung. Kasak-kusuk pengunjung Junes sekelilingnya sama sekali tak mengundang perhatiannya. Bangku panjang yang didukinya serasa tak bernyawa, meski berjarak dua meter di sampingnya terlihat 4 orang mahasiswa tengah sibuk mendiskusikan tugas mereka, sama sekali tidak berhasil menggubris perhatian Chie.

Ya, bangku dan meja itu. Hingga dua bulan yang lalu kerap masih bak di-booking oleh mereka. Para pahlawan dunia TV, para pahlawan Persona. Mereka kerap duduk berhadapan bagaikan peserta konferensi, mendiskusikan kasus hingga berkerut kening, atau bahkan hingga berkeringat dingin. Tegang, takut, kalut, karena sewaktu-waktu dikecam kematian. Namun betapa emosi menekan mereka, suasana itu justru damai dan hangat. Meski nyawa menjadi genting, namun tidak pernah ada rasa pening. Chie justru menemukan sebuah kebahagiaan di sana. Chie merasa senantiasa senang luar biasa.

Namun sekarang, semuanya berubah.

Tidak, sebetulnya tidak ada yang berubah. Hanya saja sedikit serasa lebih sibuk dari sebelumnya. Yukiko lebih fokus ke penginapannya, Rise? Sebagaimana dia sudah janji, Rise kembali ke dunia panggung. Kuma tak usah ditanya, sejak dunia mayonaka no televi disegel rapat, belum ada lagi muncul batang hidungnya. Kanji dan Naoto mungkin terlihat bersama, meski sebenarnya Kanji yang lebih sering menguntit Naoto.

Chie menghela nafasnya, kali ini dia menaruh dagunya di meja. Pikirannya menerawang,

Semuanya pergi...

Lalu...

"Gomen,"

Gumaman itu lembut, namun tentu cukup mengagetkan Chie. Gadis itu sedetik tersentak kaget hingga nyaris terlonjak, namun kemudian pandangannya kembali sayu. Chie menguap malas-malasan,

"Osoi yo, Hanamura."

Lelaki gondrong itu terkekeh jahil,

"Maaf… maaf, kau tahu kan akhir pekan memang serba sibuk." Yosuke membela diri, "lagipula kau sendiri yang mendadak, tiba-tiba mengajak bertemu."

Chie merenggut bibir, lelaki ini belum sempat tersebut tadi, namun jelas dia juga lebih sibuk, bahkan bisa jadi lebih dari Yukiko. Jika penginapan Yukiko hanya untuk tamu, namun yap, Junes terbuka untuk semua golongan. Chie menahan cemberutnya, memang benar juga pembelaan Yosuke. Akhir minggu begini mestinya dia tidak sembarangan meminta Yosuke untuk sekedar ngobrol. Meski mereka satu kampus, namun toh kedudukan Yosuke sebagai anak manager tidak bakal bisa hilang. Sebagai pewaris bisnis, mendapatkan izin dari ayahnya untuk santai di akhir minggu adalah sebuah keajaiban.

Yosuke merilekskan posisi duduknya, tangannya ditaruh di meja, menyangga dagu.

"Jadi..." Yosuke memiringkan kepalanya, menggoyangkan headphone besar yang mengalungi tengkuknya itu, dirinya masih berbalut celemek pelayan khas Junes.

"... Ada yang ingin kau bicarakan, Satonaka?"

Chie menghirup jusnya sebentar, menarik perhatian Yosuke.

Chie kemudian menggeleng, mengundang kerut di dahi Yosuke.

"Sebenarnya nggak ada,"

"Heh?"

Yosuke bengong, Chie tak perduli. Dua detik bingung, Yosuke memasang telinganya baik-baik,

"Yah, sepertinya yang kau lihat sekarang... Terkadang suasana jadi sepi, yah?"

Yosuke bertambah bingung,

Bicara apa itu?

"... Aku entah kenapa merasa kita jadi semakin menjauh masing-masing, padahal dulu kita seringkali bercengkrama bersama, kita sering tertawa bersama karena celotehan Kuma, bernyanyi bersama Nanako-chan, mengusili Kanji-kun dan Naoto-kun, bersama mendengarkan gagasan dari Narukami-kun..."

Chie menggigit bibirnya, Yosuke memicing matanya.

"... Aku entah kenapa... merasa sepi... Dan... yah, mungkin memang aku yang memang belum bisa memahami kita satu sama lain. Aku, kamu dan Yukiko sudah sama-sama mahasiswa, mestinya aku juga bisa mengisi waktuku... "

Suara Chie semakin bergetar, kecurigaan Yosuke kian bertambah,

"... Yukiko sibuk di penginapanannya, Rise-chan, kamu juga sibuk di Junes, aku... yah.. memang belum ada pekerjaan sampingan, tapi-"

" –kenapa nangis?"

"Eh?"

Chie linglung, kalimatnya dipotong di tengah begitu saja oleh Yosuke. Ketika sadar, matanya menangkap tatapan serius dari pemuda gondrong itu. Menginterogasi dalam isi pupil cokelat milik Chie. Kikuk, Gadis itu belum sempat mengelak tatkala tiba-tiba setitik bulir air mata mengalir bebas di pipi kanannya,

TES!

Seketika itu juga Chie terperanjat, tetesan itu tidak hanya satu, namun kemudian tersusul satu sama lain. Deras, mengalir begitu saja. Perlahan Chie menggigit kembali bibirnya, kali ini lebih keras.

"Gomen... Hanamura," Chie menangis lirih, "Aku nggak tahu harus cerita ke siapa lagi. Yukiko pernah aku ajak bicara soal ini, namun nggak pernah tuntas..."

Chie mulai sesenggukan, "... Kesibukan dia membantunya untuk melupakan Narukami-kun..."

Kalimat itu nyaris sukses membuat Yosuke terperangah, namun Chie menggeleng kemudian,

"... Aku nggak tahu aku suka atau cuma sekedar kagum sama dia atau nggak. Namun yang aku tahu setelah dia pergi hatiku serasa ada yang hilang. Kebersamaan kita semua, ikatan kita semua menghilang begitu saja ketika dia pergi. Ketika kasus Mayonakana Televi ditutup..."

Chie menunduk dalam, Yosuke kali ini menggigit jarinya.

"... Gomen, Hanamura..."

Kalimat terakhir itu berhenti, tergantikan oleh isak. Yosuke menghela nafasnya.

" Jujur, aku juga merasakan hal yang sama."

Mendengar itu mau tak mau Chie mengangkat kepalanya, dan ketika mendongak, bukan main kagetnya ia tatkala menyadari bahwa sapu tangan Hanamura tengah menghapus pipinya yang basah karena tangis. Chie ingin berontak, namun usapan tangan Hanamura terlampau lembut. Chie jadi enggan menyuruh tangan Hanamura meninggalkan pipinya yang tengah memerah merdu, usapan ini terasa hangat, Chie –entah kenapa- merasa kegalauan dirinya sukses ditarik keluar sebanyak sekian puluh persen. Chie menelan ludahnya, pemuda jahil dan mesum itu –entah-sejak-kapan-bisa- bertingkah selembut ini di depan wanita.

Rasa hangat itu menjalar dari pipinya, menggetarkan pembuluh darah hingga mempercepat detak jantungnya. Menyadari sesuatu, Chie bak merasa dadanya ingin copot meski masih terisak,

Hangat?

Perlahan Yosuke mengeringkan sudut-sudut pipi Chie, mendiamkan tangis gadis itu sebelum menarik sapu tangannya.

" Aku juga sama, Satonaka." Yosuke mengusap hidungnya, "Kau terperangkap di antara kebersamaan atau ingin bersamanya. Aku tak bicara banyak yang kedua, namun untuk yang pertama, aku yakin semuanya sependapat denganmu,"

Chie ingin terisak lagi, namun tertahan.

"... Namun Yu tidak akan ada yang bisa menggantikan. Maka mungkin akan baik sekali kalau kita bisa mengisi kekosongan itu dengan sesuatu yang lain. Yukiko mungkin sudah menemukan jawabannya, seperti yang kau bilang tadi."

Yosuke mendesah sekali,

"Malam ini ada festival di kota, aku ingin mengajakmu."

Chie bingung, tangisannya berhenti.

"F-Festival?" Entah kenapa dia gugup, "Tapi bukannya kau-"

"Sudah tak usah dipikirkan, aku akan izin dengan ayahku." Pemuda itu menjawab asal-asalan, namun dari nada tegas itu Chie tahu Yosuke tidak main-main.

"Izin satu hari akhir pekan tidak akan mengganggu kekayaan Junes."

Kata-kata terakhir itu mengerutkan kening Chie, namun kemudian dia tertawa,

"Humph! Leluconmu itu garing banget, Baka."

Yosuke tertawa balik,

"Haha! Tapi buktinya kau tertawa?" Gelaknya. Yosuke tertawa terbahak, membuat Chie mau tak mau tertawa pula meski ditahan-tahan.

"Yosh! Kalau begitu diputuskan!" Yosuke menepukkan genggaman tangan kanannya ke telapak kirinya yang terbuka. "Jam tujuh aku jemput, ya? Sekarang aku antar kamu pulang."

Eh?

Chie merasa sedetik ada yang aneh, kalimat barusan entah kenapa sukses menghangatkan hatinya lagi. Ketika Yosuke berdiri dan menawarkan tangannya, Chie kemudian baru sadar. Ingin diangkat tangannya, tiba-tiba ide jahil terbit di otaknya,

"Aku nggak butuh digandeng, Hentai."

Perempat muncul di dahi Yosuke, sebaliknya Chie tertawa garing. Membuat Yosuke salah tingkah,

"Bercanda, bercanda." Chie mengacungkan telunjuk dan jari tengahnya,

"Pis, okay?"

Chie menyambut uluran tangan Yosuke lantas berdiri. Yosuke masih salah tingkah, ia hanya bisa menggertakkan giginya sebelum membuang nafas pasrah,

"Hh, wakatta."

.

.

.

Rumah Chie hanya berjarak 10 menit berjalan kaki dari Junes. Yosuke berhenti tepat di depan gerbang rumah Chie, membiarkan gadis berambut pendek itu melangkah lebih dulu.

Chie menyadari Yosuke terdiam di depan, dia lantas berbalik badan,

"Nggak mampir dulu?"

Yosuke menggeleng, "Tidak perlu, lagipula nanti malam aku kesini." Yosuke mengedipkan matanya,

"Jam tujuh, oke?"

Chie menyatukan telunjuk dan jempolnya, memperlihatkan lingkaran sebagai isyarat.

"Matteimasu."

Jawaban itu tak sendu lagi. Yosuke mengangguk mantap,

"sore ja, mata ne!"

Yosuke berbalik kemudian, berjalan meninggalkan rumah Chie. Samar-samar didengarnya Chie sempat menjawab ungkapan sampai jumpa itu. Bunyinya, setangkap Yosuke, 'Jaa ne, hanamura'. Namun Yosuke berpura-pura tak perduli.

Beberapa langkah kemudian Yosuke berhenti, dia berpaling memperhatikan rumah Chie. Gadis itu sudah tak ada, mungkin sudah masuk rumah. Sekejap wajah gadis bermata coklat itu terbayang, hati Yosuke lantas bergetar. Di makinya sekali Tuhan seraya mendecah kesal. Yosuke gundah, dia –entah kenapa- ketika mengingat air mata Chie mengalir, perasaannya serasa diremuk-remuk.

Yosuke menggeram marah, kemudian mendongak. Ditatapnya tajam langit selama beberapa saat sebelum akhirnya secarik senyum timbul di wajahnya.

Dia punya rencana, yang baru saja dimulai.

Dengan rencana itu, dia tidak akan membiarkan Chie menangis lagi.

Hanamura tidak akan membiarkan Satonaka menangis lagi.

Sekalipun tidak akan pernah lagi.

.

.

.

(TBC)


VOCAB:

Osoi yo, Hanamura: Kamu terlambat, Hanamura.

Hh, wakatta. : Oke.

Matteimasu. : Aku menunggumu

.

.

.

AN: Halo, saya baru di fandom ini. Berhubung sedang ada inspirasi dan memang 'kebetulan' baru nonton PERSONA 4, jadinya saya kira tak ada salahnya untuk sekedar berkontribusi di fandom Megami Tensei ^_^ Sebelumnya saya sempat beberapa kali mengisi di Naruto, Fairy Tail dan Digimon. kARYA ini akan saya COMPLETE-kan insya allah minggu depan. Semoga karya ini bisa menjadi awal dari hubungan kita semua :)

Terakhir, Salam Kenal semuanya, Yoroshiku Onegaisimashu ^_^

(I H.O.P.E 4 Y.O.U.R. R.E.V.I.E.W)

V

V

V